Hujan Hijau

oleh -110 kali dilihat
Tafsir Hujan
Ilustrasi hujan - Foto/ Anna Atkins on Unsplash
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Ricik hujan tiba sangat lembut. Pecahkan hening sore itu.  Rakka  duduk di tepi jendela kamarnya, menatapi hujan yang turun. Dia disergap kekaguman. Setiap tetesnya yang jatuh membuatnya semakin terpesona oleh keajaiban alam.

Rakka, seorang anak yang ceria dan penuh imajinasi. Dia selalu menyukai hujan. Baginya hujan adalah waktu yang ajaib. Waktu di mana kehidupan menjadi berbeda, di mana petir menyilaukan dan petir menyala menerangi langit, memberikan nuansa yang misterius. Di mana pelangi akan muncul setelahnya.

Ketika hujan menderas suatu sore, dia memutuskan pergi ke taman yang terletak di dekat rumahnya. Tanpa payung ataupun jas hujan.

Dia bermain dengan hujan, merasakan sensasi hujan yang membasahi pipinya dan menghirup aroma tanah basah yang segar.

KLIK INI:  Destinasi Pepohonan

Sesampainya di taman,  Rakka  berlari-lari kecil mengitari pepohonan yang berderetan di sisi jalan. Air hujan mengalir di bawah kakinya, membuatnya bersemangat seolah mengikuti aliran kehidupan. Dia merasakan setiap tetes hujan yang jatuh ke wajahnya seperti ciuman lembut dari alam.

Saat  Rakka  berlari ke arah kolam kecil di taman, tiba-tiba dia mendengar suara gaduh dari balik semak-semak. Hatinya berdebar-debar, tapi rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya. Dengan hati-hati, dia mendekati semak-semak itu dan dengan kaget menemukan seekor anak kucing yang basah kuyup.

Anak kucing itu bersembunyi dari hujan di balik semak-semak, tampak ketakutan dan lemah.  Rakka  merasa iba melihatnya dan tanpa ragu, ia menggendong anak kucing itu dengan penuh kelembutan.

“Jangan khawatir, kucing kecil. Aku akan membawamu pulang,” ucap  Rakka  lembut.

Rakka  pulang dengan membawa anak kucing yang diberi namanya Hujan. Mereka berdua segera menjadi teman baik. Hujan memberikan kehangatan dan keceriaan di dalam rumah  Rakka  yang sebelumnya sepi. Setiap kali hujan turun,  Rakka  dan Hujan duduk bersama di jendela, menikmati keindahan dan melodi hujan yang menyenangkan.

Seiring berjalannya waktu, Hujan tumbuh menjadi kucing yang cantik dan lincah.  Rakka  dan Hujan menjadi tak terpisahkan, menjalani petualangan dan kehidupan yang penuh warna bersama.

KLIK INI:  Tidak Ada Senja di Hutan Camba
Mengulang kisah

Suatu hari,  Rakka  dan Hujan pergi ke taman yang sama di mana mereka bertemu. Hujan turun dengan lembut, membasahi mereka berdua.  Rakka  mengangkat wajahnya ke langit dan tersenyum, merasakan setiap tetes

Rakka  mengangkat wajahnya ke langit dan tersenyum, merasakan setiap tetes hujan yang jatuh seperti kecupan ajaib dari langit. Hujan itu mengingatkannya pada saat mereka pertama kali bertemu.

Tiba-tiba,  Rakka  melihat sesuatu yang menakjubkan di kejauhan. Di sela-sela jatuhnya tetes hujan, sinar matahari mulai menembus awan gelap. Dan di sana, di antara jalinan cahaya, muncul pelangi yang mempesona.

“Wow, lihat, Hujan! Pelangi!” seru  Rakka  dengan penuh kegembiraan.

Rakka  dan Hujan berlari ke arah pelangi, merasakan kehangatan warna-warni yang terpancar darinya. Mereka berhenti di tepian kolam yang dulu mereka temui, di mana pelangi sepertinya berakhir.

Rakka  duduk di tepi kolam sambil memandangi pelangi yang semakin redup. Dia menyadari bahwa setiap hujan memiliki keindahannya sendiri, begitu pula setiap pelangi. Begitu pula dengan persahabatan mereka, yang terjalin dari pertemuan di tengah hujan.

KLIK INI:  Pohon Kenangan

“Hujan, terima kasih telah membawamu ke dalam hidupku. Kamu membuatku menyadari betapa indahnya dunia ini, bahkan di tengah-tengah hujan yang tampaknya melankolis,” kata  Rakka  sambil mengusap kepala Hujan.

Hujan mengangkat kepala, seolah mengerti kata-kata  Rakka . Dia menyentuh pipi  Rakka  dengan lembut, memberikan penghiburan dan kehangatan di dalam hati bocah itu.

Rakka  dan Hujan melanjutkan petualangan mereka, terus menikmati setiap hujan yang turun dan setiap keajaiban alam yang mereka temui. Mereka belajar bahwa kehidupan tidak selalu cerah, tetapi ada keindahan di balik setiap hujan yang turun.

Hujan menjadi simbol persahabatan yang kuat, yang tidak tergoyahkan oleh cuaca buruk atau kesedihan.  Rakka  dan Hujan saling melengkapi, saling mendukung, dan bersama-sama mereka menemukan keindahan di dalam setiap momen, bahkan ketika hujan turun dengan deras.

Dan di antara setiap tetes hujan, mereka terus berjalan bersama, menembus pelangi dalam setiap kehidupan mereka.

Rakka  dan Hujan tidak hanya menemukan keindahan dalam petualangan mereka, tetapi mereka juga belajar mengenai kepedulian terhadap lingkungan. Mereka menyadari bahwa hujan adalah anugerah alam yang memberikan kehidupan kepada semua makhluk di bumi.

KLIK INI:  Sawah Hilang di Kepala

Rakka  dan Hujan sering mengunjungi taman dan pepohonan di sekitar mereka untuk merawat dan menjaga kelestarian alam. Mereka membersihkan sampah, menanam pohon, dan berusaha mengedukasi orang-orang tentang pentingnya menjaga alam kita.

Setiap kali hujan turun,  Rakka  dan Hujan berdiri di bawahnya, membiarkan tetes-tetes hujan membasahi tubuh mereka. Mereka merasakan getaran kehidupan yang mengalir di dalam diri mereka, mengingatkan mereka akan keunikan dan kerentanan alam.

Hujan hijau

Suatu hari,  Rakka  mendapat ide cemerlang. Dia ingin mengajak teman-temannya untuk bergabung dalam gerakan peduli terhadap alam yang mereka namai “Hujan Hijau”. Gerakan ini bertujuan untuk menginspirasi orang-orang di sekitarnya untuk melakukan tindakan kecil yang berarti dalam menjaga alam, terutama saat hujan turun.

Rakka  dan Hujan membuat brosur, poster, dan mengadakan pertemuan kecil di lingkungan mereka. Mereka berbicara tentang pentingnya menjaga kebersihan, merawat pepohonan, dan menjaga kualitas air di sungai dan danau.

Berkat kerja keras  Rakka  dan Hujan, gerakan “Hujan Hijau” semakin berkembang. Teman-teman mereka mulai terinspirasi dan ikut serta dalam menjaga alam. Mereka membersihkan taman, membuat kebun vertikal, dan bahkan membuat kolam penampungan air hujan di halaman rumah mereka.

KLIK INI:  Segelas Kopi Pertemuan

Hujan yang turun tidak lagi dianggap sebagai hal yang mengganggu, tetapi sebagai momen untuk bersama-sama mengambil tindakan positif.  Rakka  dan Hujan merasa bangga dengan kontribusi mereka dalam menjaga alam dan menginspirasi orang-orang di sekitarnya.

Tahun demi tahun, gerakan “Hujan Hijau” semakin meluas, melibatkan masyarakat dan sekolah-sekolah di wilayah mereka.  Rakka  dan Hujan merasa bahagia karena melihat dampak positif yang dihasilkan oleh gerakan ini.

Hujan yang dulu hanya menjadi pemandangan alam dalam hidup  Rakka, sekarang menjadi simbol persatuan dan kepedulian terhadap lingkungan.  Rakka  dan Hujan terus menjalani petualangan mereka, tidak hanya menjaga alam, tetapi juga menginspirasi orang-orang di seluruh dunia untuk menghargai keindahan hujan dan menjaga alam kita dengan penuh cinta.

Dan di antara setiap hujan yang turun,  Rakka  dan Hujan terus berjalan, menembus pelangi yang tak terbatas, dan menyebarluaskan pesan tentang kasih sayang dan kepedulian terhadap alam semesta yang kita cintai.

Keduanya jadi sepasang napas yang tak saling meninggalkan. Ke mana  Rakka  melangkah, ke sanalah Hujan mengekor.

KLIK INI:  Jati Belanda Ibu

Hasil Kolab dengan ChatGPT