Di tengah kemelut ketidak-stabilan ekonomi yang melilit leher rumah tangganya.
Tag: #cerpen lingkungan
Toraja di Waktu Senja yang Hujan
“Di sini kita bisa hidup lebih tenang dan menikmati hijaunya
Tidak Ada Senja di Hutan Camba
Sore itu Firman mampir di sebuah warung, perbatasan Bone-Maros setelah
Pohon Ludah
Jam menunjukkan angka 10 lewat 57 menit. Aku tiba sangat
Air Hilang dalam Hujan
Pernikahan Gerimis “Kau masih suka gerimis?” tanyaku. Kau hentikan
Pohon Seribu Tahun
Aku girang ketika seorang lelaki gondrong mendekatiku. Di tangannya ada
Surat Hujan
Tak ada lebih romantis dari hujan. Tiada lebih menggetarkan dari
Pohon Kehidupan
Kakiku basah oleh air mataku sendiri. Aku berjalan sambil menunduk.
Menyatu Bumi
Kabut mengepung. Sore hampir pamit. Gerimis tiba dengan lembut. Di
Hujan Hijau
Ricik hujan tiba sangat lembut. Pecahkan hening sore itu. Rakka
Yang Tiba dalam Hujan
Panggangan kemarau menetak separuh napasnya. Matanya tak pernah alpa menggerimis
Hutan Senja
“Jangan ke sana!” teriakanku menggema, terdengar seperti suatu hardikan. “Kenapa?
Sepasang Mata Hujan
Air berlomba sampai ke laut. Mengajak apa saja yang dilaluinya.
Bunga Badaria di Musim Hujan
Hujan baru saja tumpah. Seorang perempuan berusia setengah abad baru
- 1
- 2
- 3
- Berikutnya
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.