Di tengah kemelut ketidak-stabilan ekonomi yang melilit leher rumah tangganya.
Topik: Cerpen
Pohon Ludah
Jam menunjukkan angka 10 lewat 57 menit. Aku tiba sangat
Pohon Kehidupan
Kakiku basah oleh air mataku sendiri. Aku berjalan sambil menunduk.
Secangkir Kopi yang Hutan
Di tepi sebuah kota yang terkubur dalam samudra sampah, sebuah
Kakak Pramuka dan Perihal Api Bekerja
Klikhijau.com – Siang terik. Matahari di atas kepala lewat sedikit.
Hujan Hijau
Ricik hujan tiba sangat lembut. Pecahkan hening sore itu. Rakka
Yang Tiba dalam Hujan
Panggangan kemarau menetak separuh napasnya. Matanya tak pernah alpa menggerimis
Hutan Senja
“Jangan ke sana!” teriakanku menggema, terdengar seperti suatu hardikan. “Kenapa?
Sepasang Mata Hujan
Air berlomba sampai ke laut. Mengajak apa saja yang dilaluinya.
Bunga Badaria di Musim Hujan
Hujan baru saja tumpah. Seorang perempuan berusia setengah abad baru
Para Pembunuh Bumi
Hujan sejak sore masih menyisakan cuaca basah. Apparalang sudah ditutup
Pot Nurani
Pot tersebut telah turun-temurun. Letaknya di sebelah timur pintu utama
Kahayya (kisah dalam kisah)
Berjalanlah ke arah tidurnya matahari! Ikuti jalan yang baru diaspal
Lipa’ Sa’be
Kali ini aku ke kampungmu. Mengetuk pintu rumahmu meski tanpa
- 1
- 2
- 3
- Berikutnya
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.