Bernostalgia dengan Burung Sepah Raja

oleh -293 kali dilihat
Burung sepah raja-foto/jalaksuren.net
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Dengan bulu di kepala hingga leher berwarna merah. Burung kolibri jenis sepah raja terlihat menarik dan memukau. Jadi, meski ukurannya kecil, yakni sekitar 13 cm. Ia bisa terlihat dengan jelas.

Burung ini termasuk burung yang jarang terlihat. Khususnya di Desa Kindang, Bulukumba. Jika yang sejenisnya lumayan banyak, khususnya burung madu sriganti (baca di SINI)

Burung sepah maupun sriganti, warga di Desa Kindang memberinya cui-cui padoleng. Penyematan nama padoleng, merujuk pada sarangnya yang padoleng atau menggantung.

Untuk nama cui-cui sendiri, adalah nama yang disematkan kepada burung yang berukuran kecil, meski tak semua mendapat sematan nama tersebut.

KLIK INI:  Kenalkan 10 Hewan yang Bisa Ditemukan di Hutan Mangrove

Karena ada pula burung berukuran kecil yang tak dinamai cui-cui, tapi lebih umum disematkan nama jangang-jangang, misalnya jangang-jangang rihata (burung sriti).

Perihal burung sepah raja ini, rasanya sudah lama saya tak melihatnya. Hingga suatu hari di tandabaca, saya tercengang melihat burung ini berlompatan lincah di antara reranting pohon cengkeh.

Saya menghentikan segala aktifitas, demi mengamatinya atau tepatnya menikmati keindahan dan kelincahannya, juga kicaunya yang merdu.

Sambil menikmati tariannya, ingatan saya kembali ke masa kecil. Dulu, saat masih duduk di sekolah dasar (SD). Salah satu kesukaan saya adalah main ketapel.

Ke mana-mana, saya kerap membawa ketapel. Nah burung sepah raja, jadi salah satu jenis burung yang dak lepas pula dari bidikan ketapel saya.

Hanya saja, burung ini tak muda ditemukan. Mungkin karena populasinya yang kurang. Seingat saya ada satu lokasi yang tempat burung jenis ini suka bertengger, yakni di atas pohon kaliandra yang sedang berbunga.

Pohon kaliandra itu banyak tumbuh di kebun Haji Lallo. Di sanalah kami—anak-anak kampung sering berburu burung. Menembaknya dengan ketapel yang berpeluru batu kerikil.

KLIK INI:  Kasus Penadah Satwa Liar di Makassar Siap Disidangkan, Barang Bukti Kembali ke Habitatnya

Salah satu keunggulan berburu burung ini adalah karena ia cukup jinak. Hanya saja karena ukurannya kecil sehingga akan sulit mengenainya.

Burung-burung yang berhasil jadi sasaran tembak ketapel, biasanya kami goreng atau bakar untuk dimakan. Sebab jika dibuang begitu saja, orangtua kerap memarahi kami.

Di Kindang, saya belum pernah melihat ada warga yang memelihara burung ini, meski memiliki warna warna bulu yang cantik. Pun saya tak pernah menemukan sarangnya.

Burung yang bisa ditemukan di daerah dataran rendah hingga pada ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini. Menyukai nektar bunga, kerap pula ditemukan bertengger pada jantung pisang yang sedang “mekar”

Selain memakan nektar tanaman, burung ini juga memakan serangga kecil. Umumnya burung ini akan memasuki musim kawin saat musim hujan. Namun, dapat pula membiak sepanjang tahun.

KLIK INI:  Badak Putih Utara Bisa Lolos dari Kepunahan Berkat Bayi Tabung

Burung madu sepah raja adalah spesies burung dari keluarga Nectariniidae. Jenis ini  termasuk genus Aethopyga. Burung ini merupakan jenis burung pemakan nektar, serangga dan memiliki habitat di semak, perkebunan, hutan.

Perbedaan antara jantan dan betina

Burung-madu sepah-raja memiliki tubuh berukuran sedang, yakni 13 cm. ada perbedaan antara Jantan dan betina. Sepah raja yang jantan berwarna merah terang. Dahi dan ekornya pendek ungu. Sementara perutnya lebih abu-abu gelap.

Sedangkan burung sepah raja betina memiliki warna hijau tua zaitun tua buram. Tanpa sapuan merah pada sayap atau ekor. Iris gelap, paruh kehitaman, kaki kebiruan. Hidup sendirian atau berpasangan.

Burung ini membuat sarang berbentuk kantong, menggantung dekat permukaan tanah, pada tepi hutan atau belukar sekunder. Telurnya berwarna merah jambu, berbintik, jumlah 2 butir. Dan dapat berbiak sepanjang tahun.

Klasifikasi ilmiah
  • Kerajaan: Animalia
  • Filum:  Chordata
  • Kelas:  Aves
  • Ordo:   Passeriformes
  • Famili:   Nectariniidae
  • Genus:  Aethopyga
  • Spesies: A. siparaja
Terbang lalu menghilang

Setelah puas berlompatan dari satu ranting ke ranting lainnya. Burung sepah raja itu pun berpindah ke pohon cengkeh yang lain.

Tatapan saya tetap mengikuti pergerakannya. Hingga akhirnya ia tak lagi tampak, mungkin telah terbang jauh. Menghilang dari penglihatan saya.

Saya kembali meneruskan aktivitas. Sambil menyadari, betapa “kejam”nya saya dulu. Menembaki burung dengan ketapel. Membunuhnya, padahal merekah tak memiliki kesalahan apa pun.

Kesadaran yang bisa dikatakan terlambat datangnya. Kini, saya mencoba menikmati setiap kicau, tarian dan kepakan sayap beburung itu. Apa pun jenisnya.

KLIK INI:  Mengenal Lebih Jauh Bekantan: Keunikan, Ancaman, hingga Upaya Perlindungan