5 Fakta Terbaru Perihal Mikroplastik yang Menggegerkan Jagat Raya, Yuk Waspada!

oleh -637 kali dilihat
5 Fakta Terbaru Perihal Mikroplastik yang Menggegerkan Jagat Raya, Yuk Waspada!
Mikroplastik - Foto/News-medical-net
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Fakta terbaru perihal mikroplastik semakin mengejutkan sekaligus memaksa kita lebih waspada. Hal ini juga mendesak semua pihak mengambil langkah lebih serius untuk menekan kecenderungan meluasnya dampak dari bahaya sampah plastik.

Upaya pengurangan pemakaian plastik sekali pakai mulai dihembuskan sejumlah Negara, Jerman misalnya sudah menyiapkan suatu policy larangan pemakaian produk plastik sekali pakai (single use) mulai Juli 2021 mendatang.

Indonesia sendiri belum berpikir terlalu jauh untuk penghentian pemakaian plastik sekali pakai secara total. Namun, anjuran meminimalkan pemakaian plastik sekali pakai sudah dikampanyekan dalam beberapa tahun terakhir. Kebijakan lain misalnya, ajakan untuk memilah sampah dari rumah serta peningkatan peran bank sampah.

Di depan mata, fakta mengenai mikroplastik memang telah menghantui. Sampah plastik di lautan sebagian telah menjelma mikroplastik, ikan-ikan di lautan berpotensi telah terkontaminasi.

KLIK INI:  Ban Kendaraan Listrik Keluarkan Polusi 20% Lebih Banyak, Benarkah?

Seperti diketahui, Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan. Ukuran mikroplastik didefinisikan memiliki diameter yang kurang dari 5 mm.

Ada dua jenis mikroplastik, Pertama, mikro primer yang diproduksi langsung untuk produk tertentu yang dipakai manusia (seperti sabun, deterjen, kosmetik, dan pakaian). Kedua, mikro sekunder yang berasal dari penguraian sampah plastik di lautan. Kedua jenis mikroplastik ini dapat bertahan di lingkungan dalam waktu yang lama.

Berikut 5 fakta terbaru mengenai mikroplastik yang menghebohkan jagat raya:

#Mikroplastik mengkontaminasi buah dan sayuran

Apa yang terjadi jika mikroplastik telah mengkontaminasi buah dan sayuran? Ini tentu mencemaskan, lebih dari sekadar adanya kandungan pestisida pada buah dan sayuran. Tentu saja, kandungan ini akan berdampak sangat buruk pada kesehatan.

KLIK INI:  Penggunaan Masker Sekali Pakai Lahirkan Bukitan Sampah Plastik

Melansir Hitekno.com, dari Journal of Environmental Research, apel adalah buah yang paling terkontaminasi oleh mikroplastik. Sedangkan wortel termasuk golongan sayuran yang paling banyak terkontaminasi.

Selama bertahun-tahun kami telah mengetahui tentang plastik pada krustasea dan ikan. Tetapi, ini adalah pertama kali kami mengetahuinya dalam sayuran,” jelas Maria Westerbos dikutip dari Express.

Jika mikroplastik itu mengontaminasi sayuran, artinya segala sesuatu yang kita makan juga terkontaminasi plastik, seperti daging atau produk susu.

Laporan tentang mikroplastik pada buah dan sayur ini pun menyerukan peninjauan terhadap efek dari mikroplastik terhadap kesehatan.

Sementara itu, studi kedua dalam jurnal Nature Sustainability menemukan plastik yang disedot dengan air melalui sistem akar tanaman pangan.

KLIK INI:  Tanpa Disadari, Pakaian Kita Mencemari Lautan

Para peneliti menemukan mikroplastik menembus akar tanaman selada dan gandum. Kemudian mikroplastik diangkut ke bagian tanaman yang bisa dimakan di atas permukaan tanah.

Sayuran akar seperti wortel, lobak dan sayuran berdaun seperti selada adalah kelompok sayuran yang paling berisiko terkontaminasi mikroplastik.

#Masker berpotensi jadi sumber mikroplastik baru

Selama pandemi pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) khususnya masker meningkat tajam. Untuk pemakaian masker sekali pakai bahkan tergolong limbah infeksius yang tidak boleh dibuang sembarangan, baca penjelasannya DI SINI!

Melansir CNN Indonesia, Muhammad Reza Cordova dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut, masker sulit terurai sehingga berpotensi menjadi sumber mikroplastik baru.

“Masker kain itu karakternya mirip dengan baju dan itu lebih sulit terurai. Yang relatif agak sedikit terurai lebih cepat itu sebenarnya sampah masker medis,” kata Reza dikutip CNN Indonesia, 22 Juni 2020.

KLIK INI:  Miris, Kehidupan Cacing Tanah Terancam oleh Mikroplastik

Masker medis yang memiliki lapisan kapas akan cepat hancur di alam, tetapi jika menggunakan polimer berbahan plastik maka penguraian secara alami akan relatif lebih lama.

Bahkan, kata dia, bukan tidak mungkin bisa menjadi sumber mikroplastik yang baru. Selain itu, kata anggota tim peneliti sampah LIPI itu, dengan bertambahnya penggunaan masker berbahan kain, seperti polyster, maka ada risiko munculnya sumber mikroplastik dari benang-benang tersebut.

#Mikroplastik merasuk ke usus hewan terkecil di dunia

Melansir CNN, sebuah studi terbaru oleh para peneliti di Italia dan Irlandia menemukan jejak kontaminasi plasik di dalam usus cryptopygus antarcticus. Hewan ini merupakan invertebrata kecil yang hidup di tanah Antartika.

Makhluk kecil ini juga dikenal sebagai pegas. Panjang cryptopygus antarcticus kurang dari 1 milimeter, menurut para ilmuwan.

Dalam sebuah pernyataan menjelang perilisan studi mereka, para peneliti mengatakan temuan mereka merupakan bukti berbasis lapangan pertama dari kontaminasi oleh mikroplastik pada hewan darat Antartika.

KLIK INI:  5 Februari, Sejarah Penemuan Plastik Sintesis dan Kisah-kisahnya

Penemuan itu setelah mereka menguji 18 hewan yang menempel pada potongan besar di busa polystyrene atau styrofoam pada tahun 2016. Lokasinya ada di pantai Pulau Raja George, yang terletak di utara benua Antartika.

#Mikroplastik ditemukan di es Antartika

Melansir suara.com, para ilmuwan dari Institute for Marine and Antartic Studies di University of Tasmania, Australia, melaporkan telah menemukan mikropalstik di es laut Antartika untuk pertama kalinya.

Para ilmuwan yang melaporkan penemuan itu di dalam jurnal Marine Pollution Bulletin, telah mengamati secara mendalam inti es yang dikumpulkan di Antartika timur pada 2009.

Para ahli percaya ini adalah pertama kalinya mikroplastik didokumentasikan dalam sampel es laut dari Antartika, meskipun mikroplastik sebelumnya telah ditemukan di es laut Arktik yang relatif lebih tercemar di belahan Bumi utara.

KLIK INI:  Salju Mengandung Plastik Turun di Kutub Utara
#Mikroplastik telah menyusahkan kehidupan kalomang

Melansir Kompas.com, polusi sampah mikroplastik di laut membuat kelomang kesulitan untuk memilih cangkang terbaik.

Kelomang atau kepiting hermit tidak mengembangkan cangkangnya sendiri melainkan mengambil cangkang siput yang sudah tak ditempati untuk melindungi perutnya yang lunak. Saat kelomang tumbuh, mereka akan mencari cangkang yang lebih besar lagi untuk melindungi tubuh mereka.

Ilmuwan Australia telah memperingatkan tahun lalu polusi plastik membunuh kepiting pertapa dalam skala besar.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh para ahli biologi di University of Tasmania, lebih dari 560.000 kepiting mati setelah terjebak di dalam sampah yang mengotori pantai Kepulauan Cocos di Samudra Hindia dan pulau Henderson di Pasifik.

Itulah 5 fakta terbaru mengenai mikroplastik yang cukup mencemaskan, mari bergerak meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai.

KLIK INI:  Green Building, Kampus dan Kota Masa Depan