Salju Mengandung Plastik Turun di Kutub Utara

oleh -344 kali dilihat
Salju Mengandung Plastik Turun di Kutub Utara
Sampah mikroplastik pun sudah ditemukan di Kutub Utara/Foto-Tempo.co

Klikhijau.com – Peneliti gabungan dari German dan Swiss dalam laporannya di Jurnal Science Advance menemukan adanya partikel mikroplastik dalam kandungan salju yang turun di Kutub Utara (Arktik). Peristiwa ini dianggap sebagai bencana yang menyedihkan dari utara yang merupakan zona suci polusi.

Penelitian itu dilakukan oleh para peneliti dari Alfred-Wargener-Institute di laboratium mereka di Jerman. Mereka mengambil sampel salju di kutub utara menggunakan sendok makan dan menaruhnya ke dalam botol. Salju tersebut diambil dari Kepulauan Svalbard, Kutub Utara.

Hasil temuan menunjukkan, dalam satu liter salju setidaknya ditemukan adanya kandungan mikroplastik sejumlah 10.000 berukuran 5 mm. Para ilmuwan itu tak hanya menemukan partikel plastik saja, tapi juga ditemukan partikel lainnya berupa pecahan ban karet, pernis, cat, dan fiber sintesis.

Partikel sangat kecil ini belum diketahui darimana asalnya. Kemungkinan partikel tersebut berasal dari polusi-polusi yang datang dan mengapung di udara. Polusi berasal dari benua Asia, Eropa, dan banyak negara di dunia.

Partikel mikroplastik bisa sampai ke Kutub Utara karena partikel tersebut tertiup angin. Dalam perjalanannya yang panjang diangkut oleh atmosfer. Di mana partikel diendapkan dan turun dalam bentuk salju. Meski mayoritas salju tersebut tersusun dari material alam berupa selulosa tumbuhan sampai kulit binatang.

KLIK INI:  Jawa Terancam Kehabisan Sumber Air Bersih Tahun 2040

Dampaknya untuk kesehatan belum diteliti lebih lanjut. Dampak yang ditakutkan adalah secara tidak sadar manusia dalam napasnya menghirup plastik. Ketua tim peneliti Melanie Bergmann mengatakan bahwa kontaminasi salju dengan mikroplastik membuat syok. Baginya ini adalah isu penting.

“Kami tidak tahu apakah plastik akan berbahaya bagi manusia atau tidak. Tapi kita butuh peduli terhadap cara kita memperlakukan lingkungan,” katanya seperti dikutip BBC, Rabu, 14 Agustus 2019.

Bergmann mempertanyakan apakah sebenarnya kita benar-benar membutuhkan plastik sebagai pembungkus? Atau membutuhkan polimer dalam cat yang kita gunakan? Serta pertanyaan terkait bahan yang membuat polusi pada lingkungan.

Penelitian serupa ini juga telah dilakukan di Swiss dan Jerman. Ternyata kandungan mikroplastiknya jauh lebih tinggi. Studi yang sama dibuktikan pula oleh tim peneliti Inggris-Prancis lewat grup riset mereka. Menemukan partikel plastik juga jatuh di Dongguan (China), Tehran (Iran), dan Paris (Pranis).

Lalu, bagaimana Indonesia sebagai negara penyumbang sampah plastik laut terbesar kedua di dunia menanggapi penemuan ini? Apakah mikroplastik juga akan terkandung dalam hujan yang jatuh di Indonesia? Perlu penelitian lebih lanjut.

KLIK INI:  Ngeri, Tempat Paling Terpencil di Dunia Pun Tercemari Plastik