Tanpa Disadari, Pakaian Kita Mencemari Lautan

oleh -128 kali dilihat
Tanpa disadari, Pakaian Kita Mencemari Lautan
Tanpa disadari, pakaian mencemari lautan

Klikhijau.com – Saya akan memulai tulisan ini dengan kalimat yang menyebutkan bahwa pakaian adalah salah satu pencemar terparah dan membawa malapetaka bagi lingkungan. Pada beberapa negara di dunia, pakaian mempengaruhi kesehatan manusia dan satwa liar dengan dampak yang mengerikan.

Di lepas pantai Tarragona di timur laut Spanyol misalnya, perairannya dipenuhi oleh mikroplastik. Penelitian terbaru menemukan bahwa sebagian besarnya berasal dari serat pakaian.

Ketika berbelanja, beberapa dari kita tak bertanya pakaian itu terbuat dari apa. Kebanyakan hanya memikirkan seberapa lucu atau nyamannya dikenakan. Benar kan?

Begitu banyak yang tak menyadari jika sebagian besar barang yang kita kenakan itu terbuat dari plastik. Serat sintetis yang ditenun untuk membuat legging poliester dan pakaian olahraga tahan keringat.

KLIK INI:  3 Hal Sederhana yang Dapat Dilakukan untuk Menjaga Lingkungan

Dikutip dari Grandviewresearch.com, pasar serat sintetis bernilai lebih dari $ 51 miliar secara global pada tahun 2016. Dan industri ini diperkirakan akan terus tumbuh.

Bukan hanya pada pakaian, perabot rumah tangga lainnya seperti tempat tidur, selimut, pelapis, penutup dinding, perabotan rumah yang lembut, karpet, dan produk sejenis lainnya juga membutuhkan serat-serat ini.

Hal ini tentu merupakan masalah bagi lingkungan. Begitulah penelitian baru ini mengingatkan kita.

Sementara, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bagaimana pakaian bisa mengirim mikroplastik ke dalam air.

Tetapi baru sedikit ekosistem tertentu untuk melihat berapa banyak polusi mikroplastik berasal dari apa yang kita kenakan.

Banyak serat pakaian ditemukan di pantai

Penelitian baru yang dipimpin para ilmuwan dari Rovira I Virgili University di Tarragona dan telah dipresentasikan di Society of Environmental Toxicology (Masyarakat Toksikologi Lingkungan) dan Chemistry Conference (Konferensi Kimia) di Finlandia, mengamati polusi mikroplastik dan nanoplastik di air laut, pasir, dan endapan pantai.

KLIK INI:  Gerakan Cinta Lingkungan, Kurangi Penggunaan Plastik

Penelitin ini dimulai pada tahun 2018 di Laut Balearic. Para ilmuwan ini menganalisis tujuh pantai dan menemukan mikroplastik di semua pantai itu. Ditemukan jumlah mikroplastik meningkat dari 2.880 item per kilogram menjadi lebih dari 36.000 item per kilogram.

Begitulah yang dikatakan penulis studi Marta Schuhmacher, seorang profesor teknik lingkungan, seperti dikutip dari Earther.

Cukup mengagetkan karena 57 persen partikel plastik yang mereka temukan di sepanjang pantai adalah serat pakaian.

Meski Schuhmacher belum mempublikasikan penelitian itu hingga September ini, mereka juga tidak begitu sulit untuk dipercaya.

Lagi pula, penelitian tahun lalu menemukan bahwa 11 pon pakaian yang kita cuci bisa menghasilkan lebih dari 6 juta serat mikro yang dilepaskan ke dalam sumber air. Dan ketika plastik ini berakhir di laut, ikan dan makhluk laut lainnya bisa mengonsumsinya.

Tidak ada solusi yang sempurna untuk ini. Sintetis atau bukan, semuanya membawa dampak pada lingkungan.

Tapi, ada langkah-langkah kecil yang bisa diambil untuk mengurangi dampak tersebut. Semisal menggunakan pelembut saat mencuci pakaian.

Menurut penelitian tahun lalu itu, pelembut dapat membantu mengurangi jumlah serat mikro yang dilepaskan sebanyak 35 persen. Tentu saja, langkah memilih pakaian saat berbelanja juga jadi salah satu solusinya.

Setiap kita punya pilihan sendiri. Olehnya, berhati-hati memilih pakaian merupakan tanda kepedulian kita pada lingkungan.

KLIK INI:  Melarang Filter Rokok akan Memfasilitasi Transisi Menuju Konsumsi Berkelanjutan