Penggunaan Masker Sekali Pakai Lahirkan Bukitan Sampah Plastik

oleh -270 kali dilihat
Penggunaa Masker Sekali Pakai Lahirkan Bukitan Sampah Plastik
Ilustrasi masker/foto- Tribunbali
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Saya punya teman, ia laki-laki. Ia suka membeli masker untuk merawat wajahnya. Teman saya itu laki-laki tulen, maksudnya bukan waria atau gay. Ia menyukai lawan jenisnya.

Ia memang suka perawatan, suka melihat wajahnya bersih. Yang ia biasa beli adalah masker sekali pakai, yang kebanyakan kemasannya adalah plastik.

Masalahnya bukan pada perawatan atau maskernya, tapi pada pembungkusnya yang rupanya berperan tinggi dalam produksi sampah plastik

Seorang aktivis lingkungan dan pendiri Package Free Shop, Lauren Singer, mengumumkan bahwa masker lembaran tanpa sadar sama dengan tumpukkan sampah yang dikemas cantik.

KLIK INI:  Benarkah Kopi Bungkus Mengandung Mikroplastik?

“Masker adalah sampah, karena tiap lembarnya dibungkus plastik,” Ungkap Singer.

Pernyataan Singer itu ditulis oleh Putu Elmira di Liputan6, Jumat 18 Oktober 2019 dengan mengutip dari Vogue.

Telah terlampau sering kita temukan aturan pelarangan penggunaan kantong plastik, sedotan plastik atau botol plastik sekali pakai. Namun, tak ada larangan penggunaan kemasan lain yang berbahan plastik seperti kemasan masker sekali pakai.

Di London Fashion Week, beberapa rumah mode menjanjikan netralitas karbon dan masih banyak lagi aksi konservasi lingkungan. Tapi, mengapa merek kosmetik gencar memroduksi masker sekali pakai yang bekasnya hanya akan menjadi sampah.

KLIK INI:  Tukar Baju, Ide Cerdas Mengurangi Limbah Tekstil

“Beberapa produk kecantikan seperti makser atau tisu rias sekali pakai menimbulkan sampah yang tidak perlu,” kata Susan Stevens, pendiri dan CEO Made With

Keberadaan kemasan plastik pada masker sekali pakai, mengancam kehidupan tanah dan lautan. Stevens menjelaskan, kantong wadah masker biasanya merupakan kombinasi dari aluminium dan plastik yang tidak dapat didaur ulang.

Lembaran plastik kaku di bagian dalam, kemungkinan tidak dapat diproses di pabrik daur ulang. Katanya, paling hanya berakhir di tempat pembuangan sampah, atau paling buruknya akan menggenang di lautan.

Sedangkan maskernya, biasanya dibuat dengan campuran bahan sintetis, seperti nilon, serat mikro plastik, atau poliester. Menurut Jeannie Jarnot, pendiri Beauty Heroes mengatakan dengan jelas,

Jadi Mikroplastik

“Itu sama seperti Anda meletakkan plastik cair jenuh di wajah Anda.”

KLIK INI:  Ingin Begadang yang Sehat, Lakukan 6 Cara Ini!

Bukan hanya itu, sampahnya tidak bisa dibuat kompos jadi harus masuk ke tempat sampah. Untuk mengurai plastik butuh waktu panjang, hingga lebih 100 tahun.

Tapi, selama masa penguraian itu, plastik berubah menjadi mikroplastik berbahaya. Penelitian membuktikan bahwa mikroplastik berlimpah di air, udara, dan makanan yang kita makanan.

Saya berharap teman saya yang sering memakai masker itu, setelah membaca artikel yang bersumber dari tulisan Putu Elmira ini. Dapat mengurangi pemakaian masker sekali pakai.

Sebab sampahnya bisa membahayakan tanah dan lingkungkungan. Pun kepada yang masih sering menggunakannya agar lebih bijak dengan cara menguranginya.

KLIK INI:  Selain sebagai Sayuran, Okra Juga Dapat Mengatasi Mikroplastik