Klikhijau.com – Bagaimana persepsi anak muda terhadap isu-isu saat ini terutama jelang Pemilu 2024?
Institut Hijau Indonesia bersama beberapa organisasi non-pemerintah pada 4 November 2023 merilis hasil jajak pendapat perihal persepsi 5325 kaum muda dari 35 Provinsi di Indonesia. Hasilnya cukup menarik, anak muda saat ini semakin respek terhadap isu-isu lingkungan.
Metode jajak pendapat ini dilakukan Institut Hijau Indonesia dengan lima metode antara lain:
Pertama, diskusi kaum muda dan perubahan iklim yang diikuti oleh 991 pemuda dari 9 kampus di 8 provinsi.
Kedua, diskusi dengan 91 komunitas melibatkan 455 pemuda di 25 provinsi yang difasilitasi oleh 50 penggerak perubahan.
Ketiga, ada 60 karya tulis populer yang ditulis oleh orang muda di seluruh Indonesia.
Keempat, pendapat 1979 pelajar yang mengikuti Pendidikan Green Youth Movement, berasal dari 1.140 sekolah di 35 provinsi.
Kelima, jajak pendapat yang diikuti oleh 1430 orang muda di 35 provinsi melalui poling publik yang disebarkan pada periode Oktober 2023.
Hasil jajak pendapat persepsi kaum muda Indonesia tentang kondisi Indonesia dan dunia saat ini dilaporkan kepada publik melalui simposium pemuda Indonesia yang dilaksanakan pada Sabtu 4 November 2023 secara hybrid dan dipusatkan di Jakarta.
9 Isu anak muda
Berikut ini 9 isu yang menjadi perhatian anak muda yang menarik dicermati. Tampaknya isu lingkungan menjadi isu teratas yang dinilai urgen anak-anak muda Indonesia. Mari kita cermati:
- Isu lingkungan hidup
Isu lingkungan menjadi isu utama yang digandrungi anak muda Indonesia saat ini yakni sebesar 33,2 %. Hal ini tidak lepas dari adanya kecemasan kolektif atas masalah-masalah lingkungan saat ini baik di tingkat nasional maupun global.
Kaum muda Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa isu kenaikan suhu telah berdampak pada segala sendi kehidupan masyarakat baik di pesisir, petani dan naiknya laju deforestasi. Anak muda Indonesia juga menyadari ancaman polusi udara seperti yang terjadi di Jakarta. Demikian pula dengan kasus-kasus pencemaran lingkungan yang masih menjadi ancaman serius saat ini.
Penggunaan energi fosil juga menjadi konsen anak muda. Mereka menyadari bahwa 70 persen emisi karbon dunia berasal dari energi fosil seperti bahan bakar minyak dan gas bumi serta batubara. Kaum muda juga melihat pentingya keseriusan bersama dalam mewujudkan transisi energi terbarukan.
Isu lainnya yang menjadi aspirasi anak muda Indonesia adalah maraknya konflik agrarian, penggusuran, serta kurangnya fasilitas publik serta minimnya akses modal bagi warga miskin. Anak muda juga menyoroti isu sampah di Indonesia yang belum terselesaikan dengan baik.
Secara lebih rinci berikut ini sub isu di bidang lingkungan yang menjadi perhatian anak muda: isu perubahan iklim (33,5 %), pengelolaan sampah (30 %), pencemaran udara (15,9 %), deforestasi dan degradasi lahan (11,7 %) dan konservasi dan keanekaragaman hayati (9%).
- Isu sosial
Isu sosial menempati urutan kedua yang menjadi perhatian anak muda sebesar 21,7 %. Kemiskinan menjadi perhatian utama anak muda Indonesia, termasuk isu pengangguran dan ketidaksejahteraan (57,9 %). Menyusul isu sosial berikutnya adalah perilaku sosial (termasuk individualistik, perundungan dan budaya konsumtif) sebesar 13,6 %.
Selanjutnya ada isu Pendidikan (13,6 %), konflik sosial termasuk isuintoleransi dan diskriminasi (10,2 %), juga isu tentang perlindungan sosial (5 %).
- Isu pangan air dan energi
Isu ketiga adalah isu pangan, air dan energi. Anak muda Indonesia memandang isu ini juga satu masalah dan ancaman serius kedepannya meski hanya sekira 11,1 %. Ada lima sub isu di sektor ini yang menjadi perhatian anak muda antara lain: harga pangan, air dan energi yang semakin mahal (47,2 %), krisis pangan, air dan energi (21,7 %), proses produksi pangan yang mengancam lingkungan hidup (13,7 %) dan isu kedaulatan pangan (7,2 %).
- Teknologi
Isu berikutnya adalah teknologi (8,3 %). Ada lima sub isu di bidang teknologi yang menjadi perhatian anak muda Indonesia.
Isu literasi digital menempati peringkat pertama sebesar 24,3%, isu keamanan dan kejahatan digital (23,2 %), sosial media dan e-commerce (20,7%), green technology (14,2 %), serta isu artifisial intelegent (7,6 %).
- Isu ekonomi
Isu ekonomi juga jadi perhatian anak muda meski masih dibawah isu lingkungan hidup. Ada lima sub isu yang dinilai anak muda cukup prioritas saat ini antara lain isu keadilan ekonomi dan kesejahteraan (33,9%), isu pemberdayaan UMKM (24,0%), isu kesiapan ekonomi modern (23,2%), isu utang negara (15,2 %) dan isu kesiapan menghadapi perdagangan bebas (3,6 %).
- Pengelolaan sumber daya alam
Maraknya eksploitasi sumber daya alam di Indonesia juga tak luput dari perhatian anak muda. Mereka melihat bahwa isu pengelolaan sumber daya alam juga krusial saat ini.
Ada lima sub isu dalam konteks ini antara lain perilaku yang tidak bertanggungjawab terhadap lingkungan (30,8 %), penguasaan sumber daya alam oleh segelintir orang (26,1 %), isu eksploitasi yang merusak (21,2 %), perampasan tanah demi investasi (13,4 %) dan praktik korupsi SDA (8,5 %).
- Isu hukum dan HAM
Bila dicermati dari jumlah anak muda yang konsen pada isu hukum dan HAM hanya 5,1 %. Hal ini menandakan bahwa isu ini tidaklah terlalu seksi. Isu korupsi lagi-lagi menjadi perhatian tinggi anak muda sebesar (29,4%), lalu isu penegakan hukum (25,6 %), isu perlindungan HAM (16,2 %), kebebasan berpendapat (14,2%), serta isu netralitas apparat hukum (14,7 %).
- Isu Politik
Mesti menjelang tahun politik, ketertarikan anak muda pada isu politik tidak terlalu tinggi. Ada 5 sub isu yang menjadi perhatian anak muda antara lain kualitas politisi dan parpol (27,0 %), politik uang (24, 8%), kualitas produk politik (24,1 %), isu politik dinasti (17,1 %) dan isu oligarki (7,1%).
- Tata Kelola pemerintahan
Isu tata Kelola pemerintahan menjadi satu isu yang muncul dalam jajak pendapat anak muda Indonesia meski angkanya terbilang kecil yakni sekira 4 %. Setidaknya ada lima sub isu pula yang menjadi konsen anak muda Indonesia antara lain isu kebijakan yang berpihak pada rakyat (27,5 %), isu transparansi dan akuntabilitas (24,4%), kinerja pemerintah (20,6%), pelayanan publik (18,6%), isu partisipasi publik (8,9%).
