Perihal Climate Anxiety yang Rentan Dialami Anak Muda dan Cara mengatasinya

oleh -385 kali dilihat
pemuda hijau
Aksi anak muda menyoal isu ekologis - Foto/Radhif

Klikjhijau.com – Climate anxiety dikenal juga dengan eco-anxiety. Eco-anxiety  adalah istilah yang menggambarkan peningkatan tekanan secara emosional, mental atau fisik akibat perubahan iklim.

Istilah lain yang sering digunakan  untuk mengakui adanya kekhawatiran tentang masa depan Bumi dan kehidupan di dalamnya adalah climate change anxiety, eco-angst, eco–trauma,  dan climate change distress.

Eco-anxiety merupakan bentuk pengakuan bahwa masalah lingkungan seperti kekurangan makanan dan air, kepunahan spesies, perubahan cuaca ekstrim, kenaikan suhu, peningkatan masalah kesehatan yang menjadi ancaman kelangsungan hidup umat manusia.

Harus memang diakui perubahan iklim telah membawa dampak buruk yang tidak sedikit, termasuk dalam hal kesehatan mental.

KLIK INI:  Selain Menghibur, 8 Humor Ini Dapat Memberi Wawasan Lingkungan

Laporan tahun 2017 lalu oleh American Psychological Association menghubungkan dampak perubahan iklim dengan kesehatan mental dan merujuk eco-anxiety sebagai ‘ketakutan kronis akan malapetaka lingkungan’.

Rentan usia yang paling terdampak perubahan iklim, dalam hal kecemasan  adalah anak muda. Melansir dari BBC, sebuah survei global baru yang menunjukkan bahwa kecemasan tentang perubahan iklim lebih banyak dirasakan oleh anak muda.

Survei tersebut dilakukan dilakukan di 10 negara yang  dipimpin oleh Bath University  yang bekerjasama dengan lima universitas yang didanai oleh Avaaz.

Temuan tersebut didasarkan pada umpan balik dari 10.000 orang. Mereka berada pada rentang usia antara 16 dan 25 tahun.

Hasilnya hampir 60 persen anak muda mengatakan sangat prihatin akan perubahan iklim.  Lebih dari 45 persen mengatakan kehidupan sehari-hari mereka dipengaruhi oleh perubahan iklim.

KLIK INI:  Ahli: Diskon Belanja Berisiko Buruk untuk Lingkungan

Tiga perempat mengatakan masa depan menakutkan, dan lebih dari setengahnya  (56 persen) mengatakan  bahwa mereka berpikir umat manusia akan punah atau hancur. Sedangkan, dua pertiga dari mereka merasa sedih, cemas, takut, cemas, putus asa, dan marah.

Faktor yang diklaim jadi penyebab meningkatkan eco-anxiety adalah akses internet, bencana alam, eksposur terhadap kondisi lingkungan, dan dampak lingkungan pada masa mendatang.

Selain anak muda, yang rentan mengalami  eco-anxiety adalah komunitas adat, penderita disabilitas atau kesehatan kronis, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, dan kehutanan. Mereka inilah yang menjadi subjek paling terdampak eco-anxiety karena terdampak langsung perubahan iklim.

Meski begiti, aco-anxiety ini bukanlah kondisi klinis, tetapi merupakan respons tidak terhindarkan dan logis terhadap ancaman ekologis.

Dalam konteks ini adalah sebuah upaya mendorong individu untuk mencari solusi agar dapat tetap survive. eco-anxiety adalah suatu respons emosional unik untuk   mendorong usaha mencari cara dalam mencegah kerusakan iklim.

KLIK INI:  Sorgum, Sumber Pangan dan Bioenergi yang Menggairahkan

Perubahan iklim akan memungkinkan muncul rasa frustrasi terhadap sejawat abai akan perubahan iklim. Selain itu generasi tua yang lepas tangan karena tidak ada tindakan nyata. Hal itu akan melahirkan rasa bersalah karena jejak karbon; perasaan depresi atau panik terkait pikiran obsesif tentang iklim, degradasi lingkungan, dan stress akibat perubahan iklim.

Dengan adanya perasaan seperti itu, maka secara tidak langsung akan berkontribusi pada masalah lain, misalnya gangguan tidur, kurang nafsu makan, kesulitan berkonsentrasi, dan frustasi.

Hal yang mesti dilakukan

Hal yang perlu dilakukan  untuk mengatasi climate anxiety sebelum berkembang menjadi gangguan akut, di antaranya:

  • Lakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik secara teratur akan berdampak positif karena memiliki risiko depresi hingga 30 persen lebih rendah. Aktivitas fisik bisa saja beragam, di antaranya olahraga, bercocok tanam atau jelajah alam.

Perlu diketahui bahwa olahraga terbukti berdampak  sangat positif pada kualitas hidup seseorang, khususnya mereka yang terkena masalah kesehatan mental.

Olahraga dapat memperbaiki suasana hati, mengurangi kemarahan, mengurangi gejala stres, mengurangi kecemasan, dan memperlambat penurunan kognitif.

KLIK INI:  Menilik Masalah Beras Berkelanjutan, Lingkungan dan Perubahan Iklim
  • Aksi nyata

Beragam cara bisa dilakukan untuk aksi nyata jaga lingkungan. Ini bisa dimulai dari hal kecil dan dari diri sendiri, misalnya tidak membuang sampah sembarangan, mematikan lampu yang tidak digunakan, membeli makanan lokal hingga membawa tumbler.

Selain itu, bisa ikut bergabung ke dalam aksi yang dilakukan oleh komunitas atau pemerintah.

  • Apreasiasi alam

Menikmati kicau burung-burung,  sunrise, sunset, melihat bintang, dan memancing di kolam terbuka dan mengapresiasi alam dapat menumbuhkan rasa cinta dan rasa ingin menjaga alam. Hal ini juga baik untuk kesehatan emosi.

  • Merawat lingkungan

Merawat lingkungan tidak akan rugi, justru akan memanen keuntungan dan kebaikan. Jadi, sesibuk apa pun luangkan waktu merawat lingkungan, misalnya membersihkan selokan, menanam pohon, memilah sampah dan sebagainya.

KLIK INI:  Koalisi Keadilan Iklim: Merdeka Tanpa Keadilan Iklim
  •  Diskusi terbuka

Dalam hal mengatasi kecemasan karena perubahan iklim. Hal lain yang bisa dilakukan adalah mencari teman atau kelompok  yang open minded untuk mendiskusi perihal lingkungan.

Aktivitas diskusi itu,  tidak hanya mencari validasi kekhawatiran, tetapi juga point of view dari berbagai latar untuk berkolaborasi melakukan aksi iklim.

  • Berbagi tips mengatasi climate anxiety

Berbagi informasi  berupa kiat penting  menjaga lingkungan, pengaruhnya terhadap kesehatan mental, bagaimana cara mengatasi climate anxiety juga dianggap penting

Namun, sahabat hijau perlu ketahui eco-anxiety dianggap normal untuk dirasakan. Dan akan lebih baik jika  jadi pemicu untuk bergerak dan berkontribusi nyata bagi kelestarian lingkungan.

KLIK INI:  Seiring Perubahan Iklim, Pencurian Air oleh Korporasi Besar Merajalela