CVA, Komunitas Relawan yang Lahir dari Rahim Bencana

oleh -144 kali dilihat
CVA, Komunitas Relawan yang Lahir dari Rahim Bencana
Para pengurus dan volunteer CVA /foto-dok CVA
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – “Antar besok jam sembilan ke Unhas, bisa?” pintamu ditutup dengan kata “bisa” yang disertai tanda tanya. Unhas yang kamu maksud adalah Universitas Hasanuddin.

Tak ada penjelasan lanjutan acara apa di sana. Saya mengiyakan saja. Sekalian saya keluar rumah pagi-pagi–hal yang mulai jarang saya lakukan.

Hari itu hari Sabtu di Agustus 2019, saya tak memerhatikan tanggalnya, namun kita masih di Indonesia. Buktinya saya tak tepat waktu jam sembilan pagi mengantarmu.

“Acaranya jam sepuluh mulai, saya telah terlambat,” ujarmu ketika di atas motor.

“Pasti belum mulai, ini Indonesia,” ujar saya, bercanda.

KLIK INI:  OPAB GEMPA, Barometer Organisasi Pencinta Alam di Makassar

Di gedung IPTEK Unhas, ketika kita sampai jam sepuluh telah lewat belasan menit. Beberapa orang telah berkumpul, namun acara belum dimulai.

Imajinasi saya tentang acara yang akan kamu hadir tak seperti kenyataannya. Sebab yang hadir adalah para anak muda, pun rapatnya tidak formal dan di ruang terbuka.

Setelah rapat “kecil” itu bubar baru saya tahu jika itu kegiatan sebuah komunitas bernama Celebes Volunteer Action (CVA). Salah satu komunitas relawan Sulawesi Selatan. Mereka akan kembali menggelar kegiatan kemanusiaan, yakni Care Charity Fest (CCF)

Hari ini, Selasa, 3 Septemer 2019, Riska Yuli Nurvianthi, founder dan pembina CVA mengirimi saya pesan via Whattsapp. Ia menguraikan sedikit tentang CVA dan kegiatannya menuju usia 1 tahun, khususnya yang akan digelar di kabupaten Sidrap.

KLIK INI:  Limbah Pustaka, Membangun Generasi di Antara Sampah dan Buku-Buku

CVA terbilang komunitas yang menakjubkan, sebab lerlahir dari bencana Palu. Lahir dari rasa perih atas penderitaan sesama manusia. Hal itulah yang menjadikannya tetap setia bergerak dalam lintasan kebencanaan dan kemanusiaan.

Fokus ke isu lingkungan

Seperti yang akan digelar pada tanggal 19-22 September 2019 mendatang di Desa Kulo, Kabupaten Sidrap. Juga tak lepas dari gugahan rasa kemanusian untuk saling membantu dalam menangani permasalahan, khususnya permasalahan lingkungan.

Karenanya pada gelaran CCF, komunitas ini mengangkat tema “Berdayakan Desa Sehat Peduli Lingkungan”. Kegiatan tersebut akan dibagi menjadi dua item.

KLIK INI:  Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan, Penebar Inspirasi dari Negeri Penuh Kanal

Kedua item itu, yakni bina desa yang akan ditandai dengan pelatihan daur ulang sampah plastik sekaligus bakti sosial terkait penting nya menjaga lingkungan dari sampah Plastik dan sharing session pemuda dengan ssu SDgS (Sustainable Development Goals System)

“Kegiatan CCF ini akan kegiatan tahunan dalam rangka Anniversary CVA sekaligus open volunteer,” ujar Caesar, sang ketua panitia

Sedangkan untuk perayaan Anniversary 1 th CVA yang jatuh pada 1 Oktober 2019 nanti. CVA akan akan menggelar donor darah yang disertai dengan pemotongan tumpeng dan tentu saja akan ada acara lain untuk memeriahkannya.

Tak hanya itu, sebagai bentuk kepedulian CVA terhadap lingkungan, akan diadakan penanaman Pohon di hari yang sama di daerah Nipah-nipah.

KLIK INI:  KPAB Pepaya, Menyeduh Filosofi Kebebasan Alam Semesta

“Tahun ini kami fokus pada Isu SdGs (lingkungan) karena kami melihat salah satu pemicu terjadinya bencana banjir adalah sampah yang begitu menumpuk. Terlebih lagi banyak masyarakat yang menggunakan sampah plastik sekali pakai yang susah terurai. Karenanya kami berpikir dengan mengajarkan kepada masyarakat pengolahan daur ulang sampah (botol minuman, kertas HVS, kantong kresek) akan mengurangi sampah dan memberikan nilai ekonomis ke depannya,” ungkap Riska Yuli Nurvianthi, founder dan pembina CVA

Sementara itu, Baso Alamsyah selaku koordinator Acara berharap, Desa Kulo, Kabupaten Sidrap bisa menjadi desa maskot pemberdayaan daur ulang sampah. Yang bisa menjadi contoh yang baik agar makin banyak desa yang bisa mengikutinya.

Setelah membaca uraian Riska, saya mulai tahu, jika yang kamu ingin menjadi bagian dari kegiatan tersebut, menjadi volunteer untuk membantu sesama, menyuarakan suara kemanusian dan lingkungan.

KLIK INI:  Pemdes Bontomangiring Programkan Kebun Inklusi Bagi Difabel