Senggani, Tanaman Nostalgia yang Kaya Manfaat

oleh -1,402 kali dilihat
Mengenal Senggani, Tanaman Liar dengan Ragam Manfaat Istimewa
Tanaman liar senggani-foto/Ist

Klikhijau.com – Senggani, begitulah aku dinamai. Dulu aku adalah kesukaan anak-anak. Buahku yang manis biasa disantap jika mereka ke kebun.

Jika buahku dimakan, itu akan membawa kelucuan pada mereka. Sebab lidah, bibir, dan mulutnya akan berwarna biru keunguan. Iya, itu lucu dan menakutkan.

Banyak nama yang aku sandang, tergantung di daerah mana aku tumbuh. Misalnya di Sulawesi Selatan, khususnya di Bulukumba. Orang-orang menamaiku biccoro.

Aku tumbuh liar dan meresahkan bagi petani. Aku termasuk tanaman liar yang cukup bandel, tidak mudah mati meski telah ditebang atau disemprot dengan racun pestisida.

KLIK INI:  Berfungsi Sebagai Obat, Pogo' Dihargai Puluhan Juta Rupiah?

Senggani itu nama nasionalku di Indonesia. Aku adalah tanaman perdu yang masuk ke dalam golongan familia Melastomataceae.

Aku bisa tumbuh tegak setinggi 0,5 sampai 4 meter. Ciri lain diriku adalah bercabang banyak dan dapat tumbuh pada tempat-tempat yang mendapat cukup sinar matahari.

Karena itu, aku lebih suka berkembang biak di lereng gunung, lapangan yang tidak terlalu gersang, dan semak. Meski aku meresahkan bagi petani, tapi di daerah objek wisata. Aku diperlakukan istimewa karena dijadikan tanaman hias yang dirawat segenap cinta dan kasih sayang.

Sebagai tanaman liar, aku bisa tinggal pada ketinggian sampai 1.650 di atas permukaan laut. Dengan daunku yang tunggal, bertangkai, yang letaknya berhadapan bersilang dan berbentuk bulat telur dengan ujung lancip.

Permukaanku berambut pendek yang jarang dan kaku. Daunku memiliki sifat kasar jika diraba, serta memiliki tiga tulang daun yang melengkung.

Aku memiliki bunga yang keluar dari cabangku, berupa malai rata dengan jumlah bunga tiap malai 4-18 yang berwarna ungu kemerahan yang cantik.

Bunga yang lahir dariku akan berubah menjadi buah. Buah inilah yang dulu disukai anak-anak karena rasanya manis bercampur sedikit asin.

KLIK INI:  Parijoto, Tanaman Liar yang Menjelma Jadi Tanaman Hias Sekaligus Obat
Banyak manfaat

Tidak hanya sebagai tanaman hias. Aku juga bisa menjelma menjadi obat. Untuk fungsi yang satu ini. Belum banyak yang lirik karena tidak banyak yang tahu. Padahal jika banyak yang tahu aku akan sangat bahagia karena bisa membantu manusia terbebas dari penyakitnya.

Ari Eka Suryaningsih, dkk pada tahun 2020 pernah meneliti apa kandunganku yang bisa berguna bagi manusia sebagai obat. Dan apa saja penyakit yang bisa diatasi olehku.

Penelitian itu menemukan jika aku bisa mengobati keputihan (leukorea), bisul,  gangguan pencernaan makanan (dispepsi), diare, hepatitis disentri basiler, sariawan, busung air dan bisul. Cukup banyakkan khasiatku.

Nama latinku,  Melastoma candidum D.Don. Namun, aku memiliki banyak nama di Indonesia, tergantung di daerah mana aku tumbuh dan berkembang biak, seperti yang tertulis di atas.

Perlu kamu ketahui bahwa kebanyakan dari penyakit yang bisa kuatasi disebabkan oleh bakteri yang bersifat patogen.

Ekstrak metanol pada daunku diyakini mampu  menghambat pertumbuhan bakteri, semisal Shigella dysenteriae. Bakteri ini bisa menyebabkan disentri basiler. Sedangkan ekstrak kloroform dari daunku tidak menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap bakteri tersebut, (Estu Retnaningtyas N dan Sri Mulyani, 2009).

Mengandung zat pewarna

Seperti yang kukatakan tadi bahwa buahku bisa dimakan. Meski terlihat mengerikan pada lidah, bibir, dan mulut yang memakannya. Namun, aku tidak mengandung racun yang bisa merampas nyawa seseorang. Buahku mengandung antioksidan yang banyak karena tinggi antosianin atau zat berwarna ungu.

KLIK INI:  Pulutan, Obat Alami yang Dapat Mengatur Jarak Kelahiran Manusia

Saat ini, anak-anak tidak ada lagi yang memakan buahku jika mereka menemukanku. Aku menjadi buah yang asing bagi mereka. Berbeda dengan generasi tempo dulu. Mereka akan sangat riang, berlomba memetikku lalu saling tertawa—tepatnya menertawai lidah, bibir, dan mulut temannya yang keunguan.

Dan meski aku memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan manusia. Tapi manusia juga tidak pernah iba. Aku tetap dibasmi, baik dengan cara ditebangi maupun disemprot dengan pestisida. Padahal jika dirawat. Aku bisa memberi nilai keindahan seperti halnya di tempat wisata.

Namun, harus kumaklumi juga, jika tidak dibasmi. Kebun-kebun warga akan terlihat terbengkalai meski sebenarnya hadirku tidak terlalu mengganggu. Aku justru menjadi berkah bagi banyak makhluk hidup, tidak hanya manusia. Tapi juga burung, lebah, dan masih banyak lagi. Bahkan bungaku disukai kupu-kupu dan lebah akan mengisap sariku untuk dijadikan madu. Sedangkan burung, aku biasa dijadikan tempat bertengger melepas lelah.

Aku Senggani, tanaman liar yang bisa kamu cari jika sedang butuh obat untuk sakitmu.

KLIK INI:  Gara-gara Burung, Aulia Harus Berurusan dengan Polisi