Pestisida Alami, Definisi dan Jenisnya yang Menarik Diketahui

oleh -1,574 kali dilihat
Pestisida Alami, Definisi dan Jenisnya yang Menarik Diketahui
Ilustrasi pemakaian pestisida alami - Foto/Taman Inspirasi

Klikhijau.com – Pemakaian pestisida alami saat ini sedang digandrungi banyak petani khususnya dalam pertanian organik. Ini penting untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari pengunaan pestisida berbahan sintetis atau yang berbahan kimia.

Pestisida adalah subtansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan ragam hama pengganggu tanaman. Pest  berarti hama (organisme pengganggu), sedangkan cida berarti pembunuh.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1973, definisi pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk tujuan antara lain memberantas hama dan penyakit yang merusak tanaman, memberantas rerumputan, memberantas hama air dan lainnya.

Secara umum pestisida digolongkan menjadi dua yakni pestisida sintetis dan pestisida alami. Pada artikel kali ini, kita akan membahas seputar pestisida alami, sebagai alternatif memberantas hama dengan tanpa merusak ekosistem lainnya.

KLIK INI:  Tips Budidaya Tomat Ceri dan Manfaat Buahnya yang Mungil

Definisi dan Jenis pestisida alami

Secara sederhana pestisida alami dapat diartikan sebagai pestisida yang bahan dasarnya berasal dari bahan-bahan dasar yang terdapat di alam, diekstraksi, diproses atau dibuat menjadi konsentrat dengan tidak mengubah struktur kimianya.

Ada tiga jenis pestisida alami yang sekarang banyak dikembangkan, sebagai berikut:

  • Pestisida botani (botanical pesticides)

Pestisida botani berasal dari ekstrak tanaman. Ada beragam jenis tanaman yang memproduksi senyawa kimia yang bermanfaat melindungi dirinya dari serangan hama. Senyawa ini pula yang dapat diambil untuk melindungi tanaman lain.

Dari sejumlah penelitian ditemukan bahwa ada sekitar 2.000 jenis tanaman di Indonesia yang dikenal memiliki kemampuan sebagai pestisida.

KLIK INI:  6 Racikan Pestisida Nabati Pengusir Hama dan Penyakit pada Tanaman Adenium

Hal menarik dari pestisida botani adalah dampaknya yang tidak langsung mematikan hama sebagaimana efek yang ditimbulkan dari pestisida sintetis.

Pestisida botani setidaknya berfungsi sebagai berikut:

  • Menolak kehadiran serangga terutama yang disebabkan oleh adanya bau yang menyengat.
  • Mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, terutama disebabkan oleh karena rasanya yang pahit.
  • Mencegah serangga meletakkan telurnya dan menghentikan proses penetasan telur.
  • Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga.
  • Sebagai pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai sebagai perangkap serangga lainnya.
  • Beberapa jenis pestisida botani dapat berperan dalam mengendalikan pertumbuhan jamur (fungisida) dan bakteri (bakterisida) perusak tanaman.

Setidaknya ada 13 tanaman di Indonesia yang diketahui dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami antara lain: bunga krisan (Chrysanthenum cinerarietolium), serai (Andropogon nardus), Lada (Piper nigrum), Mindi (Melia azedarach), Tembakau (Nicotinia tabacum), Akar tuba (Derris eliptica), Mimba (Azadirachta indica) dan Saga (Abrus precatorius).

Selain itu, ada Jeringau (Arocus calamus), Babandotan (Ageratum conyzoides), Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus), Bitung (Barringtonia acutangulata) dan Daun cengkih (Syzygium aromaticum).

KLIK INI:  UE Putuskan Pengurangan Penggunaan Pestisida Tahun 2030
 

  • Pestisida biologis (biological pesticides)

Pestisida biologis mengandung mikroorganisme pengganggu serangga hama, seperti bakteri patogenik, virus dan jamur. Mikroorganisme ini secara alami merupakan musuh alami hama yang kemudian dikembangbiakkan untuk keperluan perlindungan tanaman.

Pestisida biologis yang banyak dipakai petani adalah jenis insektisida biologi (mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis fungisida biologi (mikroorganisme pengendali jamur). Pestisida biologi dapat diperoleh dari bakteri, jamur, virus dan protozoa.

  • Pestisida berbahan dasar mineral anorganik

Pestisida jenis ini terdapat pada kulit bumi. Biasanya bahan mineral ini berbentuk kristal, tidak mudah menguap dan bersifat stabil secara kimia, seperti belerang dan kapur.

Minyak bumi atau minyak nabati dan sabun pun dapat dipakai untuk mengendalikan hama pada pertanian organik. Penyemprotan minyak relatif lebih aman bagi manusia, hewan ternak dan lingkungan.

Selain itu,daya racun minyak sangat rendah jika dibandingkan dengan jenis pestisida sintetis.

Beberapa jenis minyak dapat dilarutkan dalam air dengan bahan pengemulsi seperti sabun atau senyawa alkali untuk disemprotkan pada tajuk tanaman. Minyak yang dipakai untuk pengendalian hama dapat berasal dari tumbuhan, binatang atau minyak bumi seperti minyak tanah dan minyak diesel.

KLIK INI:  5 Infomasi Penting Perihal Sistem Pertanian Organik

Semua jenis pestisida alami di atas juga disebut ramah lingkungan. Hal ini karena residu dari penggunaannya lebih cepat terurai oleh komponen-komponen alam, sehingga tidak akan menimbulkan pencemaran air dan tanah.

Selain itu, pestisida alami memiliki sifat yang selektif yakni hanya mematikan hama jenis tertentu dan relatif lebih aman bagi musuh alami, manusia, mamalia dan ikan.

Meski berlabel ramah lingkungan, tidak berarti juga bahwa pestisida alami memiliki daya racun rendah. Beberapa jenis pestisida botani seperti tembakau ternyata memiliki racun yang lebih tinggi dibandingkan dengan pestisida sintetis, terutama jika termakan.

Oleh sebab itu, hal terpenting dalam penggunaan pestisida adalah pengetahuan  mengenai kaidah keselematan saat penggunaan pestisida itu sendiri.

Demikianlah pembahasan mengenai pestisida alami, semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Semut Bisa Jadi Pendukung Pertanian Berkelanjutan dan Pengganti Pestisida