Menggunakan Urin Dapat Membuat Sistem Pangan Lebih Berkelanjutan, Benarkah?

oleh -28 kali dilihat
Menggunakan Urin Dapat Membuat Sistem Pangan Lebih Berkelanjutan, Benarkah?
Ilustrasi urin-foto/Www.vox.com

Klikhijau.com – Urin atau kencing adalah cairan yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Cairan ini umumnya hanya terbuang saja, sebab dianggap tidak bersih.

Namun, perkembangan teknologi memungkinkan urin dapat memberi manfaat lebih pada manusia dan juga tumbuhan.

Misalnya yang terjadi di negara Afrika sub-Sahara yang memasang sistem pengumpulan urin di negara yang akan membuat konurbasi lebih berkelanjutan

Afrika sub-Sahara merupakan istilah yang  digunakan dalam menggambarkan negara-negara di benua Afrika yang tidak dianggap termasuk bagian dari Afrika Utara.

KLIK INI:  Mengenal 5 Bahan Pangan Utama Selain Beras

Perihal pengumpulan urin tersebut, ini  dilakukan oleh sebuah penelitian yang tergabung dalam empat peneliti dari CIRAD, IRD, Universitas Boubakar Bâ Tillaberi (Niger) dan Universitas Joseph Ki-Zerbo, Ouagadougou (Burkina Faso).

Hasil penelitian tersebut belum lama ini dalam jurnal Perubahan Lingkungan Regional. Untuk studi mereka, para peneliti menganalisis aliran nitrogen dalam limbah di dua kota sub-Sahara: Maradi (Niger) dan Ouagadougou.

Studi tersebut adalah yang pertama, dan menunjukkan bahwa urin adalah sumber utama kehilangan nitrogen. Mengumpulkan air seni (urin) dapat menyediakan pupuk berharga yang cocok untuk penggunaan pertanian lokal. Selain itu, juga berfungsi untuk membuat sistem pangan wilayah kota lebih berkelanjutan.

Lintasan pembangunan perkotaan saat ini di sub-Sahara Afrika tidak berkelanjutan. Kota-kota yang tumbuh cepat merupakan tempat penyimpanan nutrisi yang mengandalkan daerah pedalaman yang miskin nutrisi.

KLIK INI:  Menangkal Polusi Udara dengan Makan Sayuran

Tenggelamnya, dan degradasi serta pengeringan nutrisi di pedalaman, memiliki dampak lingkungan dan kesehatan yang signifikan. Hal ini bertentangan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 11, yang bertujuan untuk “membuat kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan”.

Untuk memberikan pihak berwenang pandangan lintas sektor tentang status penyerapan nutrisi kota, para peneliti mengidentifikasi dan menganalisis berbagai aliran limbah.

Membedakan empat tingkat spasial

Pendekatan mereka membedakan empat tingkat spasial bersarang, yakni wilayah perkotaan; potensi sistem daur ulang teritorial; negara dan tingkat internasional.

Berdasarkan analisis tersebut, para peneliti berfokus pada asal dan nasib aliran limbah yang mengandung nutrisi tersebut.

Metode ini diterapkan pada nitrogen di Maradi dan Ouagadougou, untuk menentukan apakah dan sejauh mana wilayah kota tersebut dapat berkembang menuju sistem pangan perkotaan yang berkelanjutan.

Fakta berfokus pada nitrogen dalam limbah daripada aliran limbah itu sendiri memungkinkan pemahaman sistemik yang berguna bagi otoritas lokal.

KLIK INI:  Villa Yuliana, Hadiah Cinta Tak Sampai yang Berhias Fosil Satwa

Studi tersebut menunjukkan bahwa Maradi adalah penyerap nitrogen, meskipun di jantung sistem pangan perkotaan yang relatif berkelanjutan.

Namun, itu bisa berkembang dengan baik menuju situasi yang mirip dengan Ouagadougou, yakni bak nitrogen besar tanpa daur ulang kota-pedalaman yang signifikan. Meskipun ukurannya kontras, saat ini masing-masing sekitar 400.000 dan 2.800.000 penduduk.

Kedua kota ini berkembang dalam pengaturan biofisik, iklim, pertanian, dan sosial ekonomi yang sangat mirip. Hasil masing-masing dengan demikian dapat dianggap sebagai ilustrasi perkiraan lintasan pembangunan.

Studi tersebut memberikan gambaran pertama aliran nitrogen yang mengandung limbah di kota-kota sub-Sahara. Laporan yang ada sejauh ini hanya memberikan penilaian sektoral parsial, yang berfokus pada pengelolaan limbah, sanitasi, atau pertanian.

KLIK INI:  Kenapa Penting Mengompos Sendiri dan Apa Keuntungannya?

Sementara penelitian tersebut menunjukkan bahwa kehilangan nitrogen melalui sanitasi dan pengelolaan limbah sebagian besar melebihi aliran nitrogen yang mengandung limbah lainnya di kota-kota tersebut.

Oleh karena itu urin adalah sumber utama kehilangan nitrogen. Inisiatif pengumpulan urin untuk memungkinkan penggunaannya sebagai pupuk akan membuat sistem perkotaan lebih mandiri dan tangguh.

Hal ini akan meningkatkan penyediaan pangan regional dan mengurangi polusi air perkotaan akibat sanitasi, membuat sistem perkotaan lebih berkelanjutan.

Para peneliti menganggap bahwa mengatasi potensi daur ulang urin akan menjadi tindak lanjut yang bermanfaat untuk penelitian tersebut, yang artinya akan bermanfaat pula bagi masyarakat dan bumi.

KLIK INI:  Benarkah Makanan Ramah Lingkungan Mengurangi Risiko Kematian hingga 25 Persen?

Sumber: newswise