Mengenal 5 Bahan Pangan Utama Selain Beras

oleh -799 kali dilihat
Kebijakan Pangan Berkelanjutan, Kunci Siasati Produksi Beras dan Minyak Goreng
Pangan selain beras diantaranya jagung, ubi dan masih banyak lagi - Foto/Azwar
Azwar Radhif

Klikhijau.com – Beras telah menjadi bahan makanan utama bagi masyarakat Indonesia selama beberapa puluh tahun terakhir. Rasanya, kurang afdol apabila makan mie ataupun sejenisnya tanpa dicampur nasi. Karena itu, kita sering mendengar istilah kalau ‘orang Indonesia itu belum makan namanya kalau belum pakai nasi’.

Konsumsi beras masyarakat Indonesia terhitung cukup tinggi. Data mencatat, rerata setiap orang di Indonesia itu mengonsumsi 111,58 kg beras per tahunnya.

Untuk menjaga keseimbangan kebutuhan pasar, Indonesia menggenjot produksi beras petani. Tahun 2020 lalu, BPS memprediksi produksi beras tanah air mencapai 31,63 juta ton.

Meski begitu, Indonesia masih saja memilih mengimpor beras dari luar negeri. Namun, besarnya ketergantungan masyarakat Indonesia pada pangan beras baru saja terjadi 20 tahun lalu, sejak berjalannya program revolusi hijau pada masa orde baru silam.

Susan George dalam bukunya Pangan (2007) menjelaskan bahwa prinsip monokulturalisme yang dijalankan pemerintah Indonesia, dengan menetapkan beras sebagai komoditas pangan utama masyarakat telah merubah wajah perpanganan duniawi kita.

Kala itu, pemerintah begitu getol mendorong petani untuk ‘hanya menanam sawah’ secara besar-besaran. Karenanya, bagi manusia yang sempat hidup di masa Orba tentu tak asing dengan jargon swasambada beras, program andalan yang dianggap sebagai salah satu dan mungkin satu-satunya kemajuan pemerintah Orba.

Namun, jika ditelisik lebih dalam, sejak dahulu masyarakat Indonesia telah mengonsumsi bahan makanan selain beras yang dijadikan makanan pokok. Hal ini disebabkan kondisi alam yang mendukung salah satu jenis pangan yang kemudian membentuk kebiasaan pangan sejak dulu.

Berikut 5 bahan pangan utama selain beras yang bisa dijadikan alternatif pangan;

KLIK INI:  Menyesap Nikmatnya Berkah Jahe Merah dan Kopi di Tengah Pandemi
Ubi

Ubi merupakan jenis tanaman yang menyimpan buah di akarnya. Tradisi panganan ubi sebenarnya telah berlangsung sejak dahulu. Bahkan tercatat, kebiasaan bercocok tanam ubi telah berlangsung sejak zaman purba.

Faktor utama yang menjadikan ubi sebagai panganan utama dahulu kala adalah budidaya ubi yang sangat mudah. Ubi kayu misalnya, setelah memetik buah ubi, batangnya masih bisa ditanam kembali untuk kemudian menghasilkan buah lagi.

Umumnya di Indonesia, kita mengenal beberapa jenis ubi, seperti ubi kayu (singkong), ubi jalar, ubi rambat dan talas. Pengolahan ubi untuk dijadikan panganan umumnya dengan cara direbus atau digoreng.

Kandungan gizi ubi juga cukup besar. Dalam 100 gram ubi mengandung 160 kalori yang baik untuk tubuh. Kandungan karbohidrat yang tersimpan di dalam ubi mencapai 38,06 gram. Selain itu, ubi juga kaya akan vitamin C yang mencapai 34% dari kebutuhan harian.

KLIK INI:  Sehari dalam Seminggu Tanpa Nasi, Bisakah?
Kentang

Kentang termasuk dalam jenis tanaman umbian yang masih termasuk kerabat dekat ubi. Kentang juga dapat dimanfaatkan sebagai panganan pengganti nasi. Meski pada umumnya di Indonesia, buah kentang lebih banyak digunakan sebagai bahan campuran sayur atau dijadikan cemilan.

Budaya pangan kentang di Indonesia baru berlangsung sejak masuknya perdagangan global dan penjajahan hindia belanda. Kentang dibawa serta oleh para pedagang ke tanah air. Diperkuat juga oleh kebiasaan panganan bangsawan dan tentara kolonial Belanda. Akibatnya, kentang tumbuh di seluruh wilayah Indonesa yang beriklim sejuk dengan kontur tanah dataran tinggi.

Kandungan gizi dalam kentang sangat baik bagi tubuh. Setiap 100 gram kentang, tersimpan 93 kalori. Selain itu, kentang juga menyimpan vitamin D, zat besi, kalsium, vitamin C, potasium dan vitamin B6 untuk kebutuhan energi harian.

Jagung

Jagung merupakan bahan pangan terbesar ketiga di dunia setelah padi dan gandum. Meski begitu, jagung bukan termasuk tanaman asli Indonesia. Dulunya, Jagung dibawa serta oleh penjelajah Portugis pada Abad ke-16 ke tanah air. Kemudian menyebar ke segala penjuru Nusantara.

KLIK INI:  Belajar dari Krasak: Sistem Pangan Desa sebagai Tonggak Kuatnya Negara

Tanaman jagung telah didomestikasi sejak 7.000 tahun lalu di Meksiko dan Amerika Tengah oleh masyarakat Maya dan Aztec. Pasca datangnya kolonial ke benua Amerika, jagung kemudian dijadikan komoditas dagang di Eropa dan Asia.

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, khususnya yang menetap di kota-kota, jagung lebih banyak dijadikan sebagai panganan pelengkap seperti bahan baku perkedel atau pelengkap sayuran. Namun, tak jarang pula masyarakat yang mengonsumsi jagung sebagai pengganti beras.

Sagu

Sagu merupakan olahan dari jenis tanaman rumbia atau pohon sagu. Sagu diambil dari teras batang pohon yang berusia sekitar 10-15 tahun. Batang pohon mulanya dicacah kemudian di aliri air. Setelah itu, pati yang tersisa dari hasil cucian diambil sebagai bahan dasar sagu.

Di timur Indonesia, khususnya masyarakat Maluku dan Papua sejak dulu telah mengonsumsi sagu untuk diolah menjadi Papeda. Tak jauh berbeda dengan masyarakat Luwu yang juga memanfaatkan sagu sebagai bahan dasar membuat kapurung atau dange.

Berbeda dengan panganan lain, kandungan gizi sagu cukup terbatas. Hanya saja, sagu cukup kaya akan karbohidrat yang mengandung sekitar 94 gram karbohidrat.

KLIK INI:  Tangguh akan Perubahan Iklim, Sukun Potensial Jadi Makanan Masa Depan
Gandum

Gandum nampaknya masih cukup asing bagi masyarakat Indonesia, ketimbang di negara-negara Eropa maupun asia barat yang telah menjadikan gandum sebagai makanan pokok sejak ribuan tahun lalu. Diyakini, penyebaran gandum dimulai dari laut merah dan laut mediterania di belahan timur tengah, mencakup kawasan Turki, Suriah, Irak dan Iran.

Umumnya, pemanfaatan gandum digunakan sebagai bahan baku tepung terigu yang nantinya diolah menjadi roti dan kue. Itu kenapa makanan pokok di dunia utara sebagian besar adalah olahan roti.

Di Indonesia sendiri dilansir dari situs Kementan RI, Kementerian pertanian tengah melakukan berbagai penelitian dalam rangka melakukan budidaya gandum di Indonesia.

Beberapa wilayah yang dinilai mumpuni bagi pertanian gandum  adalah di kawasan NTT dan Papua. Meski begitu, beberapa petani setempat telah menanam gandum meski dalam jumlah kecil.

Itulah sumber makanan yang sejatinya dapat dijadikan sumber pangan utama selain beras. Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Bassang, Makanan Khas Sulsel yang Lihai Menari di Lidah