Melirik Potensi Orok-Orok sebagai Pendukung Pertanian Berkelanjutan dan Penghasil Biodiesel

oleh -89 kali dilihat
Bunga orok-orok-foto/ist

Klikhijau.com – Bunganya yang berkuning. Membuat orok-orok tampak menarik. Tumbuhan yang bernama asing crotalaria atau rattlebox ini memiliki banyak jenis.

Crotalaria sendiri memiliki lebih dari 600 spesies di seluruh dunia. Sebagian besarnya berasal dari Afrika. Ada pula yang berasal dari Amerika Serikat.

Banyak jenis   tanaman   yang   disebut orok-orok, di antaranya Crotalaria juncea, Crotalaria lanceolata, Crotalaria ochraleuca,  dan  Crotalaria retusa.

Namun, ada beberapa jenis dari tumbuhan ini bersifat  racun, misalnya Crotalaria  spectabilis L.  Jenis ini dianggap  gulma beracun karena  mengandung alkaloid   beracun dalam bijinya dan berbahaya bagi ternak (Pakpahan, 2018).

KLIK INI:  Tentang Pohon Gaharu, Manfaat, Morfologi, dan Penyebarannya

Khusus jenis orok-orok atau Crotalaria juncea. Menurut catatan Wikipedia, tumbuhan merupakan tumbuhan Asia tropis.

Tumbuhan ini termasuk dalam anggota tanaman polong-polongan atau Fabaceae/Leguminosae). Ia  biasa digunakan sebagai tanaman cover crop atau penutup tanah pada tanah-tanah yang belum digarap (bera).

Tidak hanya itu, tumbuhan dari genus Crotalaria ini biasa juga digunakan sebagai pupuk hijau serta hijauan ternak.

Tumbuhan ini, sebagaimana banyak legum lainnya,  bersimbiosis dengan bakteri nitrogen dan mampu mengikat nitrogen bebas di udara. Ia mampu merilis kembali ke tanah dalam bentuk hara yang tersedia bagi tumbuhan.

Di habitat aslinya, tumbuhan berbunga kuning ini dapat ditemukan di padang rumput lembab, dataran rendah, dan di sepanjang tepi sungai, rawa, dan lokasi basah lainnya.

Tumbuhan leguminosa yang termasuk ke dalam keluarga perdu dan semak ini. Dapat pula ditemukan di lahan kering, termasuk pinggir jalan, lahan terbuka, dan kebun.

KLIK INI:  Masyarakat Adat Sudah Menerapkan Ekonomi Hijau Sejak Dulu
Manfaat orok-orok

Di Desa Kindang, Bulukumba, orok-orok masih dipandang sebagai gulma. Karenanya keberadaannya di kebun akan berusaha dimusnahkan.

Bunganya yang indah, dengan warna kuning cerah tidak mampu menyelamatkannya dari sabetan parang petani.

Padahal, tidak hanya berbunga indah. Tumbuhan ini memiliki banyak manfaat yang bisa dimanfaatkan oleh petani.

Dilansir dari umy.ac.id, tumbuhan ini memiliki  bintil-bintil, di dalamnya terdapat bakteri endofilik. Bakteri ini mampu mengikat nitrogen (N2) di udara. Nitrogen tersebut mampu menyuburkan tanah sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan.

Tidak hanya itu saja, tumbuhan ini banyak pula dimanfaatkan  sebagai  pupuk hijau. Manfaat lainnya adalah sangat  efektif  mencegah  pertumbuhan gulma selama  periode  bera.

Orok-orok dapat  tumbuh  dengan  cepat  dan tegak. Ia memiliki senyawa allelopati sehingga dalam pertumbuhannya sangat dominan sekali.

KLIK INI:  Mengenal Tawon Vespa Affinis yang Membahayakan, Begini Penjelasannya!

Kehadirannya sangat   bermanfaat   untuk mengendalikan    spesies    gulma    yang    resisten terhadap    penggunaan  herbisida.

Hal itu dibuktikan pula oleh penelitian  di Kansas yang  menemukan  bahwa  tumbuhan ini  dapat menjadi penutup  untuk menekan  gulma  sebanyak 81 hingga 96%  pada tanaman  gandum, (Claassen, 2009).

Pada penelitian lain, bahwa racun yang  dihasilkan tumbuhan  berdampak  negatif  juga pada  perkecambahan  benih    sayuran paprika.

Efek  negatif  toksin  yang dihasilkan ekstrak daunnya dapat diminimalkan  dengan  memasukkan    residu  daun tanaman ke dalam  tanah,  pengolahan strip, menanam   bibit   pindah tanam,   serta menambah kedalaman lubang tanam.

Orok-orok-foto/Ist

Tumbuhan ini juga telah terbukti dapat mengurangi populasi endoparasitic  yang  melekat  pada  nematoda,    yang tinggal di suatu    tempat dan memakan akar sepanjang  siklus  hidupnya.

KLIK INI:  Mengenal Belut Listrik, Penghasil Listrik yang Mampu Membunuh Manusia

Nematoda  memiliki kapasitas   menyebabkan   kerugian   besar   dengan menghancurkan   sistem   akar   sayuran.

Seta dkk (2019) mengungkapkan biji orok-orok mengandung minyak nabati.  mampu mengikat N secara bebas dari udara.

Tumbuhan ini dapat menghasilkan biomassa dengan cepat, tinggi kandungan air dan N dan memiliki perakaran yang dalam sehingga dapat memompa unsur hara ke permukaan tanah.

Tumbuhan ini  memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan biodiesel.

Bijinya mengandung 12,6 persen minyak dengan 46,8 persen asam linoleat, 4,6 persen asam linolenat,28,3 persen asam oleat dan 20,3 persen asam jenuh (Asmiyenti,2017).

Biodiesel dari biji orok orok dapat dibuat dengan cara mengekstrak minyak dari bijinya. Menggunakan metode ekstraksi padat-cair dengan memvariasikan suhu, berat, sampel dan waktu ekstraksi.

Untuk  menjamin  ketersediaan tumbuhan ini sebagai pupuk yang selalu tersedia, perlu dilakukan perbanyakan tumbuhan ini.

Penanaman tumbuhan ini,  selain  diambil  hijauannya untuk  pupuk,  juga  diambil  bijinya  untuk  bahan tanam  selanjutnya. Bijinya  yang  dipanen harus yang sudah tua.

KLIK INI:  Menanti Pengembangan Praktik Pertanian Cerdas Iklim