Tentang Pohon Gaharu, Manfaat, Morfologi, dan Penyebarannya

oleh -868 kali dilihat
Tentang pohon gaharu
Pohon gaharu-foto/ist

Klikhijau.com – Pohon gaharu pernah masif ditanam warga Desa Kindang, Bulukumba. Banyak yang rela membeli bibitnya dengan harga yang cukup tinggi.

Pohon ini termasuk mudah tumbuh dan bisa berdamai dengan tanaman lain. Warga banyak yang menanamnya di sela pohon cengkih dan kopinya.

Iming-iming harga jual yang tinggi, membuatnya diburu untuk dibudidayakan. Namun, begitu tumbuh dan layak “panen” tak ada yang meliriknya. Jadinya, banyak yang menebangnya begitu saja.

Padahal menurut Datu Bandar Praman dkk (2012), gaharu adalah  salah satu komoditi  hasil  hutan  bukan  kayu  (HHBK)  yang  cukup  dapat  diandalkan. Terutama  bila ditinjau dari segi harga. Karena harganya  sangat  istimewa  bila  dibandingkan  dengan  HHBK lainnya.

KLIK INI:  Ini Fakta Lain dari Burung Hantu yang Jarang Diketahui

Misalnya di Kalimantan Timur (Kaltim) pada awal tahun 2001 nilai  jual cukup tinggi  yakni  mencapai  Rp.  600.000 perkilogram.

Gaharu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kayu yang harum baunya, biasanya dari pohon tengkaras.

Namun, dalam buku 100 Spesies Pohon Nusantara, Target Konservasi Ex Situ Taman Keanekaragaman Hayati yang ditulis Hendra Gunawan, Sugiarti, Marfuah Wardani, Nina Mindawati tahun 2019. Ada satu bagian yang membahas khusus tentang pohon gaharu.

Manfaat pohon gaharu

Pohon dari kingdom Plantae ini telah lama  diperdagangkan sebagai obat, khususnya bagi negara India dan Cina.  Pohon gaharu   juga dimanfaatkan sebagai bahan parfum dan dupa  di Jepang, negara-negara Arab dan negara Timur Tengah.

Selain itu pohon dari genus Gyrinops  biasa pula digunakan di berbagai negara sebagai anti serangga. Di Indonesia kulit atau pepagan pohon dari divisi  Magnoliophyta dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak sebagai tali temali.

Hasil olahannya  digunakan sebagai cawat dan ikat kepala. Sedangkan untuk masyarakat Kubu, mereka memanfaatkan kulit dari kayu ini bagian dalamnya sebagai tikar atau lapis dasar tikar pandan.

KLIK INI:  Pesan Inspiratif Kepala BNPB Doni Monardo tentang Pohon dan Trembesi
Merfologi pohon gaharu

Pohon dari kelas Magnoliopsida ini bisa tumbuh menjulang tinggi mencapai 40 meter.  Batangnya memiliki diameter  sekitar 60 cm. Ia memiliki ciri berdaun tunggal, kedudukan berseling. Daunnya berbentuk lonjong memanjang. Ukurannya  6-8 x 3-4 cm.

Pada permukaan helai daunnya mengkilap. Sementara tepi daunnya agak bergelombang dan pertulangannya sekunder berjumlah 12 hingga16 pasang.

Pohon gaharu memiliki bunga yang muncul di ujung ranting dan bagian bawah ketiak daun.

Sementara pada mahkota bunganya berbentuk lancip. Panjangnya bisa  mencapai 5 mm. Warna bunganya terlihat cerah dengan kombinasi  hijau dan kuning atau kekuningan atau putih. Bunganya ini memiliki bau yang harum.

Sedangkan buahnya berbentuk bulat telur  atau agak lonjong. Panjang buanya panjang sekitar 4 cm dengan lebar sekitar 2 cm,

Ketika buahnya  masak akan berwarna kuning orange. Pada buah pohon famili  Thymelaeaceaen memiliki biji yang berbentuk bulat telur. Warnanya cokelat kehitaman. Buahnya ini tertutup rapat oleh rambut cokelat berwarna kemerahan.

KLIK INI:  Peka dan Resah, Kunci Utama Tumbuhkan Perilaku Ramah Lingkungan
Persebaran

Pohon gaharu Gyrinops versteegii (Gilg) Domke ini bisa ditemukan di India, Malaysia, Indonesia, Filipina dan Burma.

Khusus di Indonesia pohon yang bisa tumbuh di dataran rendah, lereng-lereng bukit hingga daerah yang memiliki ketinggian 900 mdpl ini tersebar di wilayah timur, yaitu Papua, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Pohon gaharu bisa tumbuh dengan suhu rata-rata 32 derajat Celcius  dan pada kelembaban sekitar 70 persen.

Pohon ini bisa diperbanyaka melalui  biji dan vegetatif melalui cangkok atau okulasi. Selain itu, juga bisa melalui stek pucuk dan kultur.

Jika ingin memanfaatkan buahnya, upayakan memanennya di bulan Agustus- Desember, karena pada bulan tersebut buahnya akan masak.

KLIK INI:  Tiga Jenis Biawak Ini Hanya Bisa Ditemukan di Raja Ampat