Dampo’, Olahan Pisang yang Pas untuk Kawan Ngopi

oleh -1,804 kali dilihat
Dampo’, Olahan Pisang yang Pas untuk Kawan Ngopi
Dampo', kuliner yang diolah dari pisang masak - Foto/BudayaIndonesia

Klikhijau.com – Ngopi tanpa kawan itu hambar. Kawan atau teman, tak selamanya manusia. Ia bisa saja berbentuk lain, semisal benda.

Namun ada satu kawan ngopi yang rasanya wajib hadir, yakni kue atau penganan. Kawan satu ini bisa dipilih sesuai selerah.

Jika kamu berkunjung ke Sulawesi Selatan, ada satu kawan ngopi yang patut kamu coba, yakni dampo’. Rasanya manis—sangat manis malah.

Dampo’ atau dalam bahasa Indonesia disebut salai  ini terbuat dari pisang yang telah sangat matang. Biasanya masyarakat mengolah pisang menjadi dampo’ karena pisang tersebut hampir jappo atau bonyok karena terlalu masak.

Rasa manis yang terkandung dalam dampo’ sangat kontras dengan rasa pahit pada kopi. Sehingga keduanya menjadi pasangan yang serasi.

Bahan baku dampo adalah pisang. Sementara tanaman bernama latin Musa sppini bisa dibilang tanaman purba. Karena  sudah ada sejak sebelum masehi (SM).

KLIK INI:  Tangguh akan Perubahan Iklim, Sukun Potensial Jadi Makanan Masa Depan

Nama Musa diambil dari nama seorang dokter bernama Antonius Musa pada zaman Kaisar Romawi Octavianus Augustus (63 SM – 14 M), beliau selalu menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar tetap kuat, sehat, dan segar (Kasrina dan Anis Zulaikha Q dalam Mudjajanto dkk, 2013).

Pisang adalah tanaman yang mudah tumbuh. Tidak perlu pembibitan khusus. Pun perawatannya terbilang mudah.

Bisa mendongkrak perekonomian

Tanaman ini tidak butuh penanaman berkali-kali. Misalnya kamu sudah panen sekali lantas harus menanam yang baru. Pisang tidak demikian. Hanya sekali tanam saja dan akan tumbuh terus menerus.

Pisang merupakan komoditas hortikultura atau buah. Buahnya  dapat dimakan langsung atau diolah. Pisang merupakan buah yang tidak tahan lama, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menjadikannya lebih tahan lama adalah diolah menjadi salai dan tepung (Putri, T.K dkk, 2015).

KLIK INI:  Tanpa Minyak, Ini 8 Takjil Khas Makassar yang Tetap Jadi Primadona

Cara mengolah pisang menjadi dampo’ cukup mudah, cukup dengan membelah pisang matang menjadi dua atau bisa juga utuh. Ini tergantung kepada si pengelolah saja.

Setelah dibelah, langkah selanjutnya adalah menjemur pisang tersebut di bawah sinar matahari. Bisa juga dipanggang di atas api atau diasapi.

Tujuan penjemuran ini untuk  untuk mengurangi kadar air buah pisang sehingga pisang dampo’ bisa lebih tahan lama.

Setelah dijemur, dampo bisa  dimakan langsung. Namun, akan terasa lebih nikmat jika digorang  dengan tepung terlebih dahulu.

Pangsa pasar dampo’ seperti dilansir dari Wikipedia,  saat ini sudah menembus pasar internasional. Itu artinya dampo tidak hanya sebagai kawan ngopi, tapi juga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.

KLIK INI:  Lapar Tengah Malam, Konsumsi 10 Makanan Ini! Dijamin Tak Bikin Gendut
Masih dibudidayakan seadanya

Indonesia  memiliki peluang yang bagus untuk membuat berbagai jenis dampo. Sebab  menurut sejumlah penelitian, Indonesia dihuni kurang lebih 200 jenis pisang yang tersebar di seluruh penjuru pulau.

Selain buahnya menjadi dampo’, pisang sesungguhnya adalah  tanaman serbaguna, mulai dari akar, batang (bonggol), batang semu (pelepah), daun, bunga, buah sampai kulitnyapun dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Khusus untuk buahnya,  ia kaya akan sumber vitamin dan karbohidrat serta sangat digemari orang karena enak dimakan baik sebagai buah meja atau melalui pengolahan terlebih dahulu.

Namun, meski peluang olahan pisang (dampo’) telah menembus pasar internasional. Hal ini karena budidaya pisang belum sepenuhnya dijalankan secara maksimal, kecuali ditanam seadanya di halaman atau di kebun untuk kebutuhan konsumsi saja.

KLIK INI:  Okra, Sayuran Berlendir Kaya Manfaat yang Bisa Jadi Tanaman Pot

Karena pisang masih masih dibudidayakan dengan cara ‘seadanya’. Maka Indonesia saat ini menempati Indonesia urutan keenam sebagai negara produsen —  belum tercatat sebagai eksportir buah pisang.

Padahal menurut Monica Dame Yanti Ambarita dkk (2015) buah pisang memiliki   gizi cukup tinggi, kolesterol rendah serta vitamin B6 dan vitamin C tinggi.

Zat gizi terbesar pada buah pisang masak adalah kalium sebesar 373 miligram per 100 gram pisang, vitamin A 250-335 gram per 100 gram pisang dan klor sebesar 125 miligram per 100 gram pisang. Pisang juga merupakan sumber karbohidrat, vitaminn A dan C, serta mineral.

Sedangkan  komponen karbohidrat terbesar pada buah pisang adalah pati pada daging buahnya, dan akan diubah menjadi sukrosa, glukosa dan fruktosa pada saat pisang matang.

Oya, semua jenis buah pisang bisa diubah menjadi dampo’. Asalkan buahnya telah matang. Mari melestarikannya!

KLIK INI:  Nasu Palekko, Kuliner Khas Sulsel yang Pedasnya Meletup di Lidah