Bunga Kerudung Pengantin, Si Cantik yang Diabaikan

oleh -264 kali dilihat
Bunga kerudung pengantin
Bunga kerudung pengantin
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Bunga kerudung pengantin atau Clerodendrum wallichii sangat layak digelari tanaman bandel. Penamaan tanaman bandel itu dikarena tanaman ini sangat sulit diberantas.

Itu terbukti dari bunga kerudung pengantin yang tumbuh di depan rumah, di dekat selokan. Telah berkali-kali ditebas, disirami racun rumput hingga akarnya digali. Namun, tetap saja tumbuh. Selama masih ada akar yang tertancap di tanah, tanaman ini akan memiliki peluang besar untuk tumbuh.

Tidak hanya di depan rumah saja, di depan rumah Puang Rahman juga demikian. Tanaman ini tetap bertumbuh. Meski telah berkali-kali berusaha “dihabisi”

Orang yang paling sering ingin “menghabisi” tanaman kerudung pengantin di depan rumah itu adalah ayah. Namun, ia selalu saja menyerah, begitu tanaman ini kembali tumbuh.

KLIK INI:  Memilukan, Penyu Terkecil di Dunia Terancam Punah

Tanaman ini harusnya tidak layak dimusuhi karena ia memiliki bunga yang indah, menjuntai dengan didominasi warna putih. Bunga putihnya yang berjumbai itu indah dan eksotis. Daunnya yang hijau tua mengkilap. Terlihat segar sehingga membuatnya tampak mengagumkan dengan batang-batang yang kecil.

Daunnya berbentuk berbentuk lonjong sempit. Untuk spesimen dewasa, biasanya berbentuk tegak hingga melengkung, bercabang terbuka

Clerodendrum wallichii, selain dinamai kerudung pengantin, juga biasa disebut clerodendron mengangguk. Ia termasuk  semak berukuran sedang hingga besar yang berasal dari Asia selatan.

Bunganya yang khas menjuntai berwarna putih, dapat mengeluarkan aroma wangi di awal kemekarannya.

Tanaman ini mudah dikenali. Batangnya tak terlalu besar. Ia termasuk semak anggun yang dapat tumbuh dengan tinggi tinggi 2 hingga 4 meter. Rangkaian bunganya muncul di sekitar Thanksgiving.

Jika ingin membudidayakan tanaman ini, baiknya jauhkan dari angin, dan hindari meletakkannya di tempat yang terkena sinar matahari siang yang panas. Mekar di musim gugur-musim semi.

KLIK INI:  Aroma Alami Bunga Menurun di Tangan Polusi Udara, Ini Akibatnya
Banyak jenis

Untuk tanaman dari genus Clerodendrum sendiri, bukan hanya Clerodendrum wallichii. Namun, genus ini terdiri dari lebih dari 450 spesies pohon atau semak. Genus ini terdiri dari sekitar 400 spesies ( Armitage, 2001).

Nama genus Clerodendrum sendiri berasal dari kata Yunani ‘kleros’, yang berarti ‘kebetulan’, ‘banyak’, atau ‘takdir’, dan ‘dendron’, yang berarti ‘pohon’.

Ini menunjukkan adanya kemungkinan merujuk pada banyak dan kadang-kadang meragukan kualitas obat yang telah ada. berasosiasi dengan semak, pohon, dan pemanjat ini (Stearn, 1992 ; Armitage, 2001 ; Quatrocchi, 2012 ).

Nama spesies ‘wallichii’ sendiri merupakan bentuk penghormatan kepada Nathaniel Wallich (1786-1854). Meski tanaman ini awalnya “ditemukan” oleh Nathan Wolff, seorang ahli botani Denmark. Dia berkontribusi besar untuk pengetahuan flora India melalui pekerjaannya sebagai ahli bedah dan kemudian pengawas kebun raya di Calcutta (Stearn, 1992 ).

Namun, Nathaniel  Wallich yang mendeskripsikan spesies ini  pada tahun 1829 dengan nama Clerodendrum nutans. Namun, pada tahun 1952 Elmer Merrill mengganti nama spesies tersebut menjadi Clerodendrum wallichii.

KLIK INI:  Bernostalgia dengan Burung Sepah Raja
 Distribusi dan klasifikasi ilmiah

Menurut rueda (1993) tanaman ini paling melimpah di Afrika dan Asia, meskipun beberapa spesies asli terdapat di Dunia Baru, lebih banyak lagi yang dibudidayakan dan dinaturalisasi.

Spesies C. wallichii dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis sebagai tanaman hias. Ia berasal dari Asia selatan dari Himalaya hingga Cina selatan, selatan hingga Indochina, Kepulauan Nicobar, dan timur laut hingga Pakistan.

Sedangkan di Mesoamerika, spesies ini telah dikumpulkan di Guatemala, El Salvador, dan Kosta Rika ( Rueda, 1993). Di Hindia Barat, spesies ini eksotis di Hispaniola dan dinaturalisasi di Puerto Rico (cabidigitallibrary.org).

Tanaman ini memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut:

  • Kerajaan: Tumbuhan
  • Divisi: Spermatophyta
  • Subfilum: Angiospermae
  • Kelas: Dikotil
  • Memesan : Lamiales
  • Keluarga: Lamiaceae
  • Marga: Clerodendrum
  • Jenis: Clerodendrum wallichii

Di kampung saya, tanaman ini kerap dijadikan pagar di halaman, seperti yang dilakukan puang Rahman. Padahal keindahan bunganya menjadikan tanaman ini  dibudidayakan dan diperkenalkan sebagai tanaman hias.

Tidak hanya itu, di beberapa marketplace tanaman ini yang memiliki harga menggiurkan, yakni Rp50.000/batang.

KLIK INI:  Pohon Bintaro, Tanaman Alternatif Insektisida Nabati