- Menunggu Bangau Pulang - 04/05/2024
- Pantai yang Bersalin Nama - 13/04/2024
- Gadis Iklim - 07/04/2024
Klikhijau.com – Setiap kali buah rotan yang telah dikupas itu menyentuh bibir Aufa. Ekspresi wajahnya terlihat lucu dan menggemaskan. Saya tak tahan menahan tawa—menertawai ekspresi lucu gadis kecil yang baru menginjak usia tiga tahun itu.
Buah rotan itu saya bawah dari hutan. Saat berkunjung untuk pertama kalinya di akhir November lalu. Itu pertama kalinya pula saya melihat buah tanaman yang kerap dijadikan kerajinan tangan tersebut. Buahnya kecil dan menawan. Berwarna putih. Bersisik seperti buah salak.
Saat belum matang, seperti yang saya petik dan bawa pulang di kantong celana itu. Rasa daging buahnya asam atau kecut.
Rasa asamnya itulah yang membuat ekspresi Aufa tampak lucu setiap ia mencicipinya. Bagi sahabat hijau yang menyukai buah dengan rasa asam, maka buah rotan bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat.
Hanya saja, tidak mudah menemukan rotan yang berbuah. Tidak semua jenis rotan menghasilkan buah.
“Hanya rotan tertentu saja yang berbuah,” terang Fikar, yang memiliki ide awal untuk mencicipi buah rotan saat kami berkunjung ke hutan di sekitaran lereng gunung Lompobattang dan Bawakaraeng.
“Saat buahnya matang akan terlihat kehitaman. Rasanya manis.”
Sayangnya, buah rotan yang kami temukan belum matang. Jadi rasanya asam.
“Ngalleki deh, pappatturung iloro!” Ajak Fikar. Saya pun memetiknya lalu memasukkannya ke kantong celana.
Buah rotang yang masih mentah memang ampuh “menghadirkan” kembali liur yang terampas oleh lelahnya perjalanan.
Apa yang dikatakan Fikar memang terbukti, buah rotan memang ampuh pappaturung iloro. Paturung dapat diartikan menurunkan atau menghadirkan, sedangkan iloro artinya liur.
Manfaat buah rotan
Rotan merupakan sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae. Tanaman ini memiliki habitus memanjat. Rotan tertentu dapat tumbuh hingga puluhan meter.
Di dunia ini, khususnya di Indonesia bukan hanya satu jenis. Hermansjah pada tahun 1982 pernah memperkirakan bahwa ada 50 jenis rotan yang tumbuh di Indonesia.Sejak dulu, rotan memiliki nilai yang penting dalam dunia perdagangan.
Fendri dkk (2022) mengungkapkan bahwa buah rotan kaya akan manfaat. Ekstrak buahnya mengandung senyawa flavanoid dan fenolik.
Flavonoid sendiri diduga kuat memiliki aktivitas antibakteri. Jadi, rotan tidak hanya memberi manfaat sebagai produk multifungsi. Tanaman berduri ini memiliki banyak manfaat yang lain.
Bagian rotan yang paling populer adalah batangnya. Batangnya, khususnya yang sudah tua banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kerajinan tangan dan perabotan rumah tangga.
Namun, dalam perkembangannya, tanaman ini tidak hanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri aneka kerajinan saja, tetapi rotan juga memberikan sumbangan di bidang pengobatan tradisional
Buah rotan mengandung senyawa kimia ekstrak n-heksan. Kandungannya itu mempunyai sifat antibakteri dan antijamur dengan sensitivitas tinggi (Gupta et al, 2008). Buahnya yang bersifat antibakteri disebabkan karena adanya senyawa dracorhodin dan dracorubin.
Waluyo dan Gunawan, (2013) menemukan bahwa ekstrak methanol dan etil asetat pada buah rotan mengandung senyawa golongan flavonoid dan triterpenoid. Senyawa golongan ini bermanfaat sebagai antibakteri dan antivirus.
Sayangnya, meski manfaat rotan cukup banyak, karena bukan hanya batangnya, tetapi juga buahnya. Namun, populasinya terus-menerus berkurang di alam. Salah satu penyebab semakin menipisnya tanaman ini karena adanya eksploitasi dan pembukaan hutan.
Itu artinya, jika hutan terus diusik, maka sangat mungkin tidak akan banyak anak-anak yang seberuntung Aufa yang dapat mencicipi buah rotan.