Klikhijau.com – Bill Mollison tercatat sebagai orang yang mencetuskan ide permakultur. Idenya itu kemudian diterapkan secara luas.
Permakultur atau dalam bahasa Inggris permaculture adalah singkatan permanent agriculture (baca di SINI)
Penerapan konsep permakultur saat ini dinilai tepat. Karena kondisi lahan pangan semakin tergerus.
Sementara kebutuhan pangan semakin meningkat, lahan pangan banyak beralih fungsi menjadi permukiman, perkebunan, hingga perkantoran.
Hanya saja konsep permakultur tak bisa serta merta diterapkan, karena dampaknya akan sangat berpengaruh pada lingkungan.
Karena itu, sebelum menerapkannya perlu ada konsep hubungan penerapan konsep permakultur dengan kultur masyarakat setempat.
Permakultur ini bertujuan untuk melestarikan, mendukung dengan cara kerjasama dengan budaya dan lingkungan setempat. Jadi, antara budaya dan lingkungan menjadi dua hal tak terpisahkan dalam pengelolaan lahan.
Mollison (1978) menegaskan bahwa permakultur adalah sebuah sistem yang terintegrasi. Permakultur tak hanya mencakup agrikultur, arsitektur, holtikultur, dan ekologi. Namun, juga mencakup sistem ekonomi, strategi akses lahan, dan sistem legal untuk bisnis dan komunitas.
Dalam penerapan konsep permakultur ada prinsip yang harus dijunjung tinggi, yaitu:
-
Memiiki unsur ganda
Unsur ganda dalam banyak hal sangat penting, termasuk dalam pengelolaan lahan. Maka dari itu, perlu adanya dukungan setiap kebutuhan penting dengan berbagai cara.
Cara ini ditempuh untuk mengantisipasi kegagalan, jika satu gagal maka proses lainnya tak terhambat.
Dalam permakultur selalu dicari cara untuk menghasilkan, misalnya pupuk organik tanaman, tak hanya berasal dari satu sumber, tapi bisa kotoran ternak, cacing dan juga tanaman.
Keberadaan sumber tersebut akan saling mendukung, jika satu gagal maka yang lain akan mengatasinya.
-
Lokasi berhubungan
Unsur-unsur yang dibutuhkan, sebaiknya ditempatkan pada tempat yang saling terhubung, sehingga lebih mudah dijangkau dan bisa saling menguntungkan satu sama lain.
Misalnya, jangan menyimpan alat terlalu jauh, simpan di tempat penggunaannya. Ini akan lebih menghemat waktu dan juga tenaga.
-
Komponen yang beraneka ragam
Untuk membangun sebuah kestabilan sistem polikultur yang interaktif, khususnya dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungan sekitar, maka perlu menggabungkan beragam jenis makanan, tetumbuhan dan juga ternak yang bermanfaat ke dalam desain.
Cara ini memiliki tujuan yang jelas, yakni untuk membangun sebuah kestabilan.
-
Sumber alami atau biologi
Dalam menjalankan semua aktivitas permakultur, maka yang harus dilakukan adalah menggunakan metode-metode dan proses secara alami.
Bahan yang digunakan harus bersumber dari alam, mulai dari tanaman, binatang, hingga bakteri. Ini meliputi pula pupuk, yakni harus pupuk organik dari kotoran ternak atau cacing.
Penggunaan itu tidak hanya bebas dari bahan kimia dan lebih hemat. Namun, akan menyuburkan, yang pada akhirnya akan mendukung rancangan sistem serta menghemat masukan energi dari luar.
-
Perlunya fungsi ganda
Peraturan dalam permakultur merancang tiga fungsi untuk setiap unsur sistem. Itu karena kebanyakan bahan, ternyata dapat dimanfaatkan dalam berbagai macam cara dan juga berbagai macam fungsi.
Cara ini akan lebih menghemat waktu, tenaga dan juga biaya.
-
Skala
Dalam menciptakan sistem skala pelaksanaan permakultur yang terukur, maka haruslah sesuai dengan kemampuan.
Penggunaan teknologi bisa yang sederhana asal sesuai untuk digunakan dalam desain. Memulai sesuatu dari langkah kecil dan mudah dalam mencapai tujuan.
Hindari memulai sesuatu dengan langkah besar apabila kemampuan terbatas, misalnya jika lahan terbatas dan tak memungkinkan untuk membuka lahan yang luas, maka bisa dilakukan dengan vertikultur atau akuaponik dengan skala kecil yang sederhana.
Intinya, permakultur bisa diterapkan dengan cara sederhana dan sesuai dengan kemampuan.
-
Rangkaian alami
Sebelum menerapkan permakultur, maka penting untuk melakukan penelitian dan observasi. Tujuannya agar tak salah dalam penerapan, maka perlu dipikirkan perkembangan ke depannya agar lebih berkelanjutan.
Hal yang perlu ditempuh adalah bekerja sama dengan alam melalui proses-proses alami. Misalnya menanam tanaman kacang-kacangan, tak hanya mengejar hasil tetapi juga untuk menyuburkan tanah serta mengobservasi apa pengaruhnya terhadap tanaman lain yang sedang ditanam pula.
-
Perencanaan energi
Dalam menghemat energi, maka perlu adanya penempatan unsur-unsur sebaik. Termasuk pupuk, air dan tenaga manusia.
Ini bisa ditempuh dengan membuat kerangka kerja atau SOP dalam melakukan setiap aktivitas, di antaranya penyiraman, pemupukan, pembuatan kompos, dan lain-lain.
Dengan adanya SOP maka dapat pengerjaan dapat lebih terukur dan efisien.
-
Perputaran energi
Dengan menerapkan sistem alami, maka tak akan ada limbah atau polusi. Karena sisa dari satu proses alami akan menjadi sumber untuk proses lainnya.
Karena itu, dianjurkan agar sedapat mungkin, mendaur ulang dan menggunakan kembali semua sumber semaksimal mungkin. Cara ini lebih hemat dan ramah lingkungan.
Permakultur ini diterapkan pada perkotaan dan juga pedesaan, skala desainnya bisa berapa pun. Permakultur merupakan upaya agar kita bekerja bersama alam, bukan “bermusuhan” dengan alam.