Mengurai 2 Organisme Pengganggu Tanaman, Repellent dan Atraktan

oleh -4,156 kali dilihat
Mengurai Organisme Pengganggu Tanaman, Repellent dan Atraktan
Beberapa jenis tanaman atraktan/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Dalam pertanian, tanaman apa pun akan sangat rentan terhadap hama, penyakit, serta gulma. Pada fase pertumbuhan dan perkembangannya. Hama, penyakit serta gulma tersebut di sebut dengan organisme pengganggu tanaman.

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)  adalah semua organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi, dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya (wikipedia.org.2020)

Komponen yang harus diperhatikan dalam pengendalian OPT adalah pemahaman bioekologi hama atau penyakit tersebut. Penggunaan pestisida dan herbisida sintesis dapat menimbulkan efek negatif. Baik untuk tanaman dan terutama bagi lingkungan.

Dampak buruk lainnya, penggunaan pestisida dan herbisida yang tidak tepat akan membuat hama  menjadi kebal (resistensi) pada hama sasaran, meningkatnya jumlah populasi (resurgensi) pada hama utama, mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan. Agen hayati dan musuh alami juga ikut mati akibat penggunaan yang tidak terkendali.

KLIK INI:  Setop Dibuang Sembarangan! Ampas Kopi Bisa Menyuburkan Tanaman

Guna menghindari masalah tersebut, maka dibutuhkan pilihan alternatif dalam memgendalikan OPT tersebut.

Salah satu pengendalian organisme pengganggu tanaman yang diyakini mampu mengurangi dampak negatif jika digunakan berulang-ulang, yakni dengan menggunakan metode kontrol biologis, yaitu menggunakan bahan-bahan alami.

Di alam, pestisida nabati yang berbahan dasar tumbuh-tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan pengganti pestisida sintesis ini. Penggunaan agen hayati seperti tricoderma dapat pula menjadi pengendali hama terpadu yang lebih efektif. Juga harus disertai dengan penggunaan bibit serta lahan yang sehat.

Ada berbagai macam tumbuhan yang digunakan sebagai bahan untuk membuat pestisida nabati. Bahan-bahan tersebut terlebih dahulu diekstrak. Untuk mendapatkan ekstarknya terlebih dahulu dihaluskan atau dengan proses perebusan.

KLIK INI:  Praktis dan Alami, Begini Cara Mengolah Buah Maja sebagai Pestisida Nabati!

Ada pula cara lain untuk memanfaatkan tanaman/tumbuhan tersebut. Dengan cara menanam di sekitar lahan tanaman yang dibudidaya.

Menurut jenisnya. tanaman tersebut dibedakan menjadi dua. Tanaman sebagai penolak hama disebut tanaman repellent. Tanaman penarik hama disebut tanaman atraktan.

Jenis-jenis tanaman repellent
  1. Kayu manis.                                 8. Legundi
  2. Pepaya.                                          9. Kecombrang
  3. Tembelekan.                                10. Jeruk purut
  4. Sirih.                                              11. Selasih
  5. Zodia.                                            12. Cengkeh
  6. Marigold.                                     13. Alpukat
  7. Tembakau.                                   14. Bawang daun

Dari jenis tanaman di atas, selain bermanfaat sebagai tanaman penolak/repellent. Beberapa tanaman menjadi tanaman buah, tanaman hias, tanaman rempah, bahkan sebagai tanaman obat. Tanaman tersebut juga bernilai ekonomis.

KLIK INI:  Agar Lamanti (Leunca) Tumbuh Subur, Berikut Cara Budidayanya!
Sedangkan jenis tanaman atraktan, yaitu:
  1. Bunga matahari
  2. Bunga kenikir
  3. Kembang kertas
  4. Bunga jengger ayam
  5. Bunga jengger ayam kipas

Berbeda dengan tanaman repellent. Tanaman atraktan ini harus disertai dengan tanaman lain.  Seperti  daun cengkeh, daun kemangi, daun kayu putih, daun kayu manis, dan daun salam yang sudah diekstraksi.

Tanaman diambil daunnya dan diekstraksi. Hasil ekstraksinya dijadikan bahan sebagai perangkap hama. Sehingga hama yang mendekat akan terperangkap. Dengan begitu kita dapat memutus mata rantai perkembangan hama.

Tanaman bunga-bunga di atas juga disebut tanaman refugia. Warna bunga yang mencolok mampu menarik hama untuk hinggap dan berkembang biak.

KLIK INI:  Petani Bawang Merah di Pati Mulai Menerapkan Budidaya Ramah Lingkungan

Tanaman ini juga menarik musuh alamai OPT, seperti parasitoid dan predator OPT. Parasitoid ini akan menyerang telur dan ulat (larva). Predator akan menyerang OPT nimfa dan imago. Agen hayati seperti tricoderma akan menyerang semua metamorfosis serangga dan menyerang spora penyakit tanaman.

Pemilihan jenis tanaman penolak OPT (repellent) dan tamanan penarik OPT (atraktan) yang digunakan sebagai perangkap, berdasarkan bau yang beraroma kuat (menyegat) dan rasa pahit yang dikeluarkan oleh tanaman tersebut.

Jenis tanaman penarik OPT (atraktan /refugia) berdasarkan warna bunga yang cerah dan mencolok. Tanaman refugia ini dapat pula menjafi objek berswafoto.

Terdapat banyak penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida kimia lebih unggul dibanding dengan penggunaan pupuk/pestisida nabati. namun, meski begitu keberhasilan yang sedikit lebih penting asal dapat membantu mewujudkan lingkungan yang sehat.

KLIK INI:  4 Prinsip Penggunaan Pestisida Agar Aman dan Berpihak pada Lingkungan