Pupuk dan Fungisida dari Jamur Tricoderma Sp, Cara Bijak Mencintai Bumi

oleh -1,776 kali dilihat
Pupuk dan Fungisida dari Jamur Tricoderma Sp, Cara Bijak Mencintai Bumi
Jamur Tricoderma Sp/fotio- Mardia
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Pupuk dan fungisida telah jadi bagian dari kehidupan petani. Itu dilakukan untuk mengatasi kerusakan tanaman akibat jamur pathogen. Jamur itu cukup mengganggu bagi petani.

Jamur patogen ini biasanya sudah menyerang tanaman. Pada masa persemaian dan pada saat pindah tanam.

Penting  memperhatikan kesehatan tanah saat pengolahan lahan. Sayangnya, banyak petani lalai. Mereka hanya mementingkan hasil. Jika ada yang menggangu tinggal seprot racun. Banyak ditemukan di toko-toko pertanian seperti insektisida, fungisida atau bakterisida.

Dengan meningkatnya harga pestisida dan pupuk kimia, menyulitkan petani dalam berproduksi. Karena meningkatnya biaya produksi dan harga pokok menjadi tinggi. Sedangkan kualitas produksi masih rendah.

KLIK INI:  5 Infomasi Penting Perihal Sistem Pertanian Organik

Masalah lain penggunaan pupuk dan pestisida kimia adalah apabila digunakan secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Akan mengakibatkan kerusakan tekstur, struktur, kimia dan biologis tanah, pencemaran lingkungan, dan resisitensi hama.

Secara teknis, penggunaan bahan kimia tersebut sebenarnya dapat diminimalisir dengan menggunakan agen hayati, salah satunya dengan menggunakan jamur Tricoderma. Agen ini dapat berperan sebagai jamur antagonis bagi patogen dan antibiotis untuk tanaman (Putu Sweken, 2018).

Mampu mengurai bahan organik

Dengan Tricoderma sp,  petani bisa membuat pupuk untuk membasmi hama jenis jamur patogen. Trichoderma sp dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur. Penyebab penyakit bagi tanaman seperti  Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, phytium sp dan masih banyak lainnya.

Selain itu, Tricoderma sp mempunyai kemampuan sebagai pengurai bahan-bahan organik. Sehingga baik digunakan sebagai biostater. Pada pembuatan kompos dan pupuk organik cair (POC).

Penggunaan pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma, sp. memang tidak memperlihatkan dampak manfaatnya secara langsung. Seperti pupuk ataupun fungisida kimia. Dengan penggunaan rutin secara berkala akan memberikan manfaat yang lebih baik daripada pupuk dan fungisida kimia.

KLIK INI:  Pohon Kelengkeng Lambat Berbuah? Pengalaman Para Warganet Ini Layak Disimak!

Biang Tricoderma sp ini sudah sangat banyak tersebar dan mudah di temukan di toko-toko pertanian dan beberapa toko online lainnya. Selain membeli di toko-toko pertanian. Tricoderma sp juga banyak terdapat disekitar kita. Salah satu tempat paling potensial hidup Tricoderma sp berada di rumpun bambu.

Cara menginokulasi jamur Tricoderma sp.

Keberadaan Tricoderma sp, dulunya sangat banyak dijumpai di dalam tanah pada lahan-lahan pertanian. Hanya saja karena seringnya petani menggunakan pupuk dan pestisida kimia maka lambat laun Tricoderma sp mati dengan sendirinya. Oleh sebab itu, kita perlu mengembalikan populasi Tricoderma sp ke lahan pertanian.

Alat dan bahan
  1. Plastik bening (biasanya menggunakan plastik es)
  2. Satu ruas potongan bambu,
  3. Tali atau karet untuk pengikat
  4. Sendok dan garpu bersih
  5. Alkohol dengan kadar 70 %, bisa ditemukan di apotek terdekat.
  6. Siler atau korek api sebagai perekat
  7. Nasi setengah matang sebagai media tempat tumbuh jamur Tricoderma.
KLIK INI:  Di Tangan Ilmuwan, Bioplastik Bersalin Wajah jadi Pupuk
Proses pembuatannya
  1. Alat-alat yang digunakan seperti bambu, sendok, garpu dan tangan harus disterilkan lebih dahulu menggunakan Alkohol. Hal ini bertujuan untuk menghindari bakteri-bakteri yang dapat merusak media sehingga jamur yang diinginkan tidak masuk pada media yang disiapkan.
  2. Masukkan nasi kedalam kantong. 1/3 bagian dari kantong platik dan 1/3 dari ruas bambu yang sudah dibelah dua.
  3. Untuk plastik rekatkan mulut kantong menggunakan siler atau korek api. Sedang untuk bambu gunakan tali atau karet untuk mengikat kedua ujung bambu.
  4. Salah satu bagian pada kantong plastik dilubangi menggunakan garpu agar bakteri bisa masuk kedalam media.
  5. Kubur plastik dan bambu yang berisi nasi tersebut di bawah perarakan bambu selama 4 hari. Beri tanda agar mudah mengambil kembali.

Setelah 4 hari, di dalam nasi tersebut terdapat beberapa jenis jamur dengan warna yang berbeda. Jamur-jamur tersebut dapat dibedakan dengan warnanya.

KLIK INI:  Awas Ada Kandungan Genteng dalam Pupuk Palsu! Ini Cara Identifikasi Pupuk Asli dari PKT

Warna kuning adalah jamur saccharomyces, merah adalah jamur lactobacillus, putih adalah jamur Rhizoktonia.  sedangkan warna hijau tua adalah jamur Tricoderma, sp. Ada pula warna hitam, jamur tersebut adalah jamur yang sudah mati.

Tricoderma sp  di samping sebagai agen hayati dan stimulator tumbuhan, dapat pula berfungsi sebagai bahan pengurai yang disebut biostater. Berikut adalah alat dan bahan serta cara pembuatannya.

Alat dan bahan
  1. Toples bersih
  2. Kapas atau kain bersih
  3. Sendok bersih
  4. Alkohol 70%
  5. Molase (air gula merah) sebagai sumber energi bagi calon bakteri
  6. Nasi yang ada biang Tricoderma.
  7. Air bersih
KLIK INI:  Keren, Kacamata dari Ampas Kopi Ini Bisa Jadi Pupuk
Proses pembuatan
  1. Toples harus dalam keadaan bersih dan kering, kemudian sterilkan dengan menggunakan kapas atau kain bersih yang telah diberi alkohol.
  2. Masukkan molase sebanyak 3-4 sendok ke dalam 1 liter air.
  3. Masukkan nasi yang terdapat biang Tricoderma yang sudah terisi air dan molase ke dalam toples.
  4. Aduk sampai tercampur rata dan tutup rapat.
  5. Bahan tersebut difermentasi selama 7-10 hari di dalam ruang steril dan tertutup. Sehingga dapat berkembangbiak sesuai dengan kehidupan asalnya. Jamur Tricoderma ini akan menghasilkan bakteri-bakteri pengurai.

Setiap 2 hari sekali tutup toples dibuka untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan bakteri dan jamur tersebut.

Pada proses fermentasi organisme-organisme hidup yang ada di dalam toples akan menghasilkan karbondioksida (Co2).

Jika gas tersebut tidak dikeluarkan maka tekanan gas akan semakin meningkat dan mengakibatkan toples meledak.

Perihal biostater

Telah diuraikan di atas bahwa Tricoderma sp dapat berubah menjadi biostater. Adapun ciri-ciri biostater yang sudah jadi adalah mengeluarkan aroma khas seperti tape dan tidak berbau busuk. Biostater ini merupakan keturunan F0.

Biostater ini bisa diperbanyak. Menjadi keturunan-keturunan selanjutnya. Tetapi akan mempengaruhi kualitas dari biostater tersebut. Biostater yang sudah jadi siap digunakan sebagai dekomposer dalam proses pembuatan pupuk organik baik padat maupun cair. Dapat pula ditebar langsung kelahan pertanian.

Biostater ini mempunyai kemiripan dengan EM4 yang jual di pasaran. Kalau kita bisa membuatnya kenapa tidak. Hasil yang diinginkan juga sudah pasti. Juga dapat menghemat biaya dan menambah ilmu pengetahuan kita di dunia pertanian serta ramah lingkungan.

Jadi, selama mencoba sahabat hijau!

KLIK INI:  Selain Merawat Tanaman, 4 Aktivitas Ramah Lingkungan Ini Sangat Bermakna Saat di Rumah!