- Pisang Mas, Potensi Desa Kindang yang Belum Dilirik - 22/03/2023
- Ibu, Halaman Rumah, dan Daun Singkong - 20/03/2023
- Lelaki Pemancing Sampah - 12/03/2023
Klikhijau.com – Hhmm, sejak beberapa hari yang lalu. Saya telah memikirkan tumbuhan wedelia itu. Tumbuhan ini hampir tiap hari saya temui.
Ia tumbuh liar di jalan menuju tandabaca, tepat di sebelah kiri jalan di ujung lete-lete (jembatan kecil). Tumbuhan ini memang dibiarkan tumbuh liar saja, meski memiliki keindahan bunga yang mengagumkan.
Bagi sebagian orang keindahan bunganya, mengantar tumbuhan wedelia menjadi tanaman hias. Namun, itu tidak berlaku di kampung saya.
Tumbuhan ini adalah tumbuhan yang meresahkan petani. Sulit diberantas—ia bisa tumbuh dengan cepat. Cara tumbuhnya pun tak biasa—merambat atau menjalar saja. Ia bisa menutupi lahan, tak peduli lahan berbatu atau bukan.
Nama ilmiahnya adalah Wedelia trilobata (L) Hitchc. Wedelia juga dikenal dengan nama cinga-cinga atau saruni laut.
Ia memiliki batang yang memanjang dan membelit, sehingga jadi salah satu masalah tersendiri bagi lahan pertanian.
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan herba, yakni hanya bisa tumbuh rendah tidak bisa menjadi tinggi. tingginya hanya mencapai 30-40 cm saja.
Wedelia cukup mudah dikenali, ia tumbuh menjalar dengan daun berwarna hijau mengkilap—terlihat mesra dengan saling berhadapan.
Pada bagian tepi daunnya bergerigi. Bagian yang menjadi daya pikat dari tumbuhan ini adalah bunganya yang berwarna kuning.
Bunganya bisa tumbuh mendominasi karena tersebar pada tiap ujung percabangannya. Bunga dari tumbuhan ini berukuran kecil. Memiliki kelopak bunga melingkar menyerupai bunga matahari.
Di tengah kelopak bunganya terdapat putik dan benang sari belingkar penuh. Tumbuhan ini berkembang biak secara vegetatif alami, yakni dengan cara merunduk.
Jika ingin menaman wedelia, caranya simple saja, cukup potong batangnya—simpan atau tancapkan ke dalam tanah. Batangnya akan mengeluarkan akar lalu tumbuh dengan sendirinya.
Manfaat wedelia
Segala hal yang diciptakan di dunia ini memiliki manfaat. Tumbuhan wedelia juga demikian, meski lebih banyak diabaikan—khususnya di kampung saya. Tak ada yang berniat menanamnya. Karena ujung-ujungnya akan meresahkan.
Keindahan bunganya yang berwarna kuning cerah itu—tak mampu menggugah masyarakat untuk menamannya. Justru sebaliknya berusaha dimusnahkan.
Kehadiran dan pemanfaatan tumbuhan ini di Desa Kindang, Bulukumba memang bisa dibilang “dikali nol” alias tak ada artinya
Padahal tanaman dari famili Asteraseae ini berpotensi sebagai tanaman penutup tanah di jalur hijau jalan. Ia mudah tumbuh dan memiliki nilai estetika, baik daun maupun bunganya.
Tak hanya itu, menurut Dewi Maimunah dkk (2020) widelia adalah jenis tumbuhan yang bisa tumbuh dengan atau tanpa naungan.
Saleha (2013) juga mengungkapkan, widelia memiliki kemampuan menyerap polutan timbal (Pb). Hal itu dibuktikan dengan kandungan timbal yang terdeteksi dalam jaringan akar, batang, dan juga daunnya.
Tak hanya bisa menangkal polusi udara, tetapi juga dapat mengobati gigitan serangga, luka akibat terpotong, luka nanah, bengkak, panas atau demam, dan gatal-gatal.
Menariknya seluruh bagian dari wedelia bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal karena mengandung grandifloric acid, anthocyanins, coumarins, dan stigmasterol.
Untuk mengobati gigitan serangga, luka akibat terpotong, luka bernanah, atau bengkak, caranya mudah saja, cukup tumbuk daun wedelia, lalu dioleskan pada bagian kulit yang sedang sakit.
Daun tumbuhan ini, di Papua Nugini, kerap diusapkan di kening untuk mengobati sakit kepala dan airnya diminum untuk mengatasi batuk yang telah parah dan malaria.
Manfaat tak terduga lainnya adalah ia mampu menghindari erosi serta mencegah kehilangan air. Tumbuhan ini memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
- Ordo: Asterales
- Tingkatan takson: Spesies
- Divisi: Tracheophyta
- Famili: Asteraceae
- Spesies: Sphagneticola trilobata
Nah, itulah sekilas tentang wedelia, tumbuhan kaya manfaat dan memiliki keindahan bunga. Namun terabaikan.