Menilik Perbedaan Paling Mendasar antara Musang dan Luwak

oleh -71 kali dilihat
Luwak-foto/Bobo-grid-Sigit Wahyu-

Klikhijau.com – Luwak dan musang. Dua satwa yang kerap dianggap sama. Anggapan itu muncul karena adanya kemiripan pada keduanya.

Namun, dalam banyak hal. Kedua satwa tersebut berbeda. meski kita akan menemukan, luwak biasanya ikut nama musang, yakni musang luwak.

Wikipedia mencatat, jika musang adalah adalah kelompok mamalia kecil, ramping, dan kebanyakan beraktivitas di malam hari atau nosturnal.

Satwa ini berasal dari Asia tropis dan Afrika, khususnya hutan tropis. Sebutan musang sebenarnya mengacu pada beberapa spesies mamalia yang berbeda dalam subordo Feliformia, namun kebanyakan berasal dari famili Viverridae.

KLIK INI:  Di Balik Tawaran Kemudahan, Air Kemasan Membawa Ancaman Kesehatan?

Sementara luwak, biasanya dikenal dengan nama musang luak atau Luwak. Satwa ini merupakan satwa menyusui (mamalia). Ia termasuk suku musang dan garangan (Viverridae).

Menurut laman rekoforest, di Restorasi Ekosistem Riau (RER) terdapat lima jenis musang. Dua di antaranya adalah musang tenggalung (the Malayan civet) dan luwak atau musang luwak (the common palm civet).

RER membedakan antara  luwak dan musang. Apa saja perbedaan mendasar keduanya. Berikut penjelasannya dilansir dari laman rekoforest, yakni:

KLIK INI:  Tiga Ngengat Jenis Baru Ditemukan Peneliti BRIN, Satu di Antaranya Mengancam Petani Cengkeh
  • Dari segi taksonomi

RER merupakan rumah bagi dua anggota suku musang. Mereka adalah musang melayu (Viverra tangalunga), atau ‘musang tenggalung’.

Musang kedua adalah musang palem (Paradoxurus hermaphroditus) atau yang lebih kita kenali dengan sebutan ‘luwak’. Meski keduanya tampak sedikit menyerupai kucing, kedua satwa ini merupakan anggota keluarga Viverridae, seperti binturong yang juga dikenal sebagai bearcat atau kucing beruang.

  •  Dari penampilan fisik

Luwak cenderung bertubuh kecil, beratnya sekitar 3,5 hingga 4,5 kg. Kakinya berwarna gelap dengan bulu abu-abu dan bintik hitam di seluruh tubuhnya. Ekornya panjang berwarna hitam di bagian atas dengan cincin di bagian bawah.

KLIK INI:  WALHI NTT Adakan Lomba Menulis Tentang Lingkungan Hidup

Sementara itu, tubuh musang sedikit lebih besar dengan berat berkisar antara 2-5 kg. Perawakan musang pun lebih panjang dan berotot, dengan bulu berwarna abu-abu yang bertekstur kasar dan kusut.

Beberapa jenis musang memiliki corak putih di dahi, bercak putih kecil di bawah setiap matanya, bercak putih di sisi setiap lubang hidung dan garis gelap tipis di antara kedua matanya yang tampak seperti topeng. Panjang ekor musang biasanya sebanding atau lebih panjang dari tubuhnya.

  • Pola makan dan perilaku

Musang dan luwak merupakan hewan nokturnal sehingga mereka cenderung berburu atau mencari makanan di malam hari. Kedua satwa ini juga omnivora yang memakan daging, tumbuhan dan banyak jenis makanan lain termasuk buah-buahan, akar-akaran, telur, invertebrata serta hewan-hewan kecil seperti serangga, katak, hewan pengerat, kadal dan ular.

Musang juga memakan getah bunga palem yang umumnya difermentasi menjadi arak palem (atau toddy) oleh warga lokal. Karena perilaku ini, musang kadang-kadang disebut sebagai ‘kucing toddy’.

KLIK INI:  Kenalkan! Solusi Sampah Rumah Tangga yang Bernama Ekonomi Sirkular

Musang dan luwak sama-sama memiliki kelenjar di bawah ekor mereka yang dapat mengeluarkan aroma yang khas. Ketika terancam, luwak akan mengeluarkan bau busuk untuk melindungi diri, mirip seperti sigung. Sementara itu, musang mengeluarkan aroma pandan yang kuat.

KLIK INI:  Melacak Berapa Lama Sampah di Laut akan Terurai Berdasarkan Jenisnya
  • Peran dalam ekosistem

Mengingat diet mereka yang beragam, kedua spesies ini memainkan peran besar dalam kesehatan ekosistem. Mereka membantu menjaga keanekaragaman di ekosistem hutan tropis dengan menyebarkan bibit yang terbawa di dalam kotoran mereka.

Bagi luwak, muncul konsekuensi tak terduga dari dari biji kopi yang ditinggalkannya ketika menjelajahi wilayah hutan dan perkebunan.

Sebuah enzim khusus dalam sistem pencernaan luwak dianggap mampu mengurangi kandungan kafein dalam biji kopi yang masih setengah tercerna dan memberikan rasa yang lebih kaya dan unik. Hal ini membuat kotoran luwak menjadi salah satu komoditas paling berharga di dunia.

KLIK INI:  Memanen 10 Manfaat Krokot yang Mengejutkan
  • Ancaman dan perlindungan

Dalam hal ancaman dan perlindungan. Kedua satwa ini tanpa perbedaan. Karena musang dan luwak adalah dua dari 76 spesies mamalia yang telah diidentifikasi di area RER di Semenanjung Kampar.

Keduanya terdaftar sebagai Least Concern (LC) oleh IUCN Red List. Predator alami bagi kedua spesies ini meliputi mamalia karnivora besar seperti macan dahan, harimau, buaya dan ular besar.

Salah satu alasan kesuksesan musang dan luwak adalah kemampuan mereka untuk hidup berdampingan dengan manusia, tidak seperti rubah atau badger.

KLIK INI:  Dunia Kehilangan Hutan Hujan Seluas 10 Lapangan Sepak Bola Per Menit