Mengamati Burung, Tingkatkan Kesehatan Mental dan Hindarkan Mahasiswa dari Stres

oleh -9 kali dilihat
Pengalaman Mengamati Burung Kacamata Laut yang Memikat Hati
Burung Kacamata Biru - Foto/Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Siapa sangka jika mengamati burung dapat jadi solusi sederhana yang efektif. Terutama dalam mengatasi stres dan masalah kesehatan mental.

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Journal of Environmental Psychology mengungkapkan hal tersebut.

Temuan tersebut, menurut Nils Peterson, penulis studi tersebut dan profesor Kehutanan dan Sumber Daya Lingkungan di North Carolina State University merupaka temuan yang penting.

“Ada banyak penelitian tentang kesejahteraan selama pandemi ini, yang menunjukkan bahwa remaja dan usia kuliah adalah kelompok yang paling menderita,” kata Peterson.

KLIK INI:  Peringati Hari Burung Migrasi Sedunia 2021, Biodiversity Warriors Adakan Pengamatan Burung

Peterson menyoroti keberadaan pengamatan burung dan aksesibilitasnya di kampus-kampus, bahkan di daerah perkotaan memiliki keuntungan yang signifikan.

Hal yang membuat menarik penelitian tersebut ini adalah karena menawarkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya sering membandingkan suara alam dengan kebisingan perkotaan yang lebih menimbulkan stres.

“Salah satu penelitian yang kami ulas dalam makalah kami membandingkan orang yang mendengarkan suara burung dengan orang yang mendengarkan suara lalu lintas, dan itu bukanlah perbandingan yang netral,” kata Peterson.

Studi ini juga menyoroti bahwa berpartisipasi aktif dalam aktivitas alam, khususnya mengamati burung, secara substansial meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi tekanan psikologis.

Cocok bagi kaum muda

Bagi kaum muda, berinteraksi dengan burung dan lingkungan alam adalah alat yang berharga untuk meningkatkan kondisi psikologis mereka secara keseluruhan.

KLIK INI:  Pertanian Pesisir Terdampak Perubahan Iklim dan Intrusi Air Asin, Ini Solusinya!

Saat hidup penuh tekanan dan kehidupan akademis, mengamati burung dapat memberikan sumber bantuan yang sangat dibutuhkan untuk memulihkan diri dari tekanan itu.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti lingkungan dan kehutanan ini membandingkan dampak kesehatan mental dari berbagai aktivitas berbasis alam. Untuk melakukan ini, mereka menyusun eksperimen di mana peserta dikategorikan menjadi tiga kelompok berbeda.

Kelompok pertama berpartisipasi dalam jalan-jalan alam berpemandu secara teratur, kelompok kedua terlibat dalam sesi pengamatan burung terorganisir, dan kelompok ketiga, sebagai kontrol, tidak mengambil bagian dalam interaksi alam terstruktur apa pun.

KLIK INI:  Selain Kopi, Ini 4 Hal Lain yang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

Para peneliti menggunakan Indeks Lima Kesejahteraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO-5) untuk mengukur dampak aktivitas ini terhadap kesehatan mental.

Indeks tersebut adalah alat survei langsung yang mendorong individu untuk mengevaluasi kondisi kesejahteraan mereka saat ini dengan merefleksikan emosi dan perasaan mereka saat ini.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengukuran yang jelas tentang kesejahteraan mental setiap peserta melalui penilaian pribadi mereka.

Para peneliti tidak hanya menggunakan WHO-5, mereka juga menggunakan kuesioner STOP-D. Alat ini dirancang khusus untuk mengukur tekanan psikologis. Ini memberikan kumpulan data penting yang membantu para peneliti mengidentifikasi dan membandingkan tingkat stres dan kesusahan di ketiga kelompok.

Dengan mengintegrasikan kuesioner WHO-5 dan STOP-D, penelitian ini bertujuan untuk menawarkan analisis komprehensif tentang bagaimana berbagai intervensi berbasis alam dapat mempengaruhi hasil kesehatan mental di antara para partisipan.

KLIK INI:  Restorasi Mangrove dan Terumbu Karang Dapat Melindungi Pesisir dari Banjir dan Erosi
Mencerahkan

Hasilnya, temuannya mereka cukup mencerahkan. Meskipun semua kelompok menunjukkan peningkatan dalam skor WHO-5 mereka. Mereka yang berpartisipasi dalam pengamatan burung melaporkan peningkatan kesejahteraan yang lebih signifikan dan pengurangan tekanan yang lebih besar dibandingkan mereka yang hanya berjalan-jalan atau berada dalam kelompok kontrol.

Penelitian ini menggunakan kontrol netral, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang manfaat keterlibatan positif dengan alam.

Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang sangat luas. Sebab pengamatan burung tidak hanya berfungsi sebagai alat yang efektif untuk meningkatkan kesehatan mental di kalangan mahasiswa, namun juga membuka banyak jalan untuk penelitian lebih lanjut.

KLIK INI:  2 Jam Berada di Alam Tingkatkan Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya

Penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi mengapa mengamati burung memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental dan bagaimana faktor-faktor seperti ras, jenis kelamin, dan elemen demografi lainnya dapat mengurangi dampaknya.

Bagi pelajar dan lembaga pendidikan, penelitian ini memberikan alasan yang menarik untuk mempromosikan pengamatan burung dan kegiatan serupa.

Dengan mengintegrasikan lebih banyak pengalaman berbasis alam ke dalam rutinitas sehari-hari mereka. Pelajar dapat menemukan sekutu yang kuat dalam perjuangan mereka melawan stres dan masalah kesehatan mental.

Pengamatan burung, dengan kemudahan akses dan dampaknya yang besar, dapat menjadi strategi utama untuk meningkatkan kesejahteraan mahasiswa di kampus-kampus di seluruh dunia.

Temuan ini sangat menjanjikan, khususnya bagi mahasiswa, yang sering menghadapi masalah kesehatan mental tingkat tinggi.

KLIK INI:  Ibu, Halaman Rumah, dan Daun Singkong

Sumber Earth