Klikhijau.com – Kesehatan mental menjadi masalah yang cukup serius. Terkhusus kaum muda di lingkungan perkotaan. Semakin pesatnya urbanisasi, maka semakin mendesak pula untuk memahami dampak lingkungan perkotaan.
Memang selama ini berbagai metode penanganannya telah ditemukan dan diterapkan. Terbaru adalah “mandi hutan”. Bukan mandi sebagaimana mandi pada umumnya. Metode ini adalah berdiam diri di antara pepohonan, mengamati alam di sekitar sambil bernapas dalam-dalam.
Upaya menangani kesehatan mental dengan cara “mandi hutan” ini ditemukan sebuah studi yang dilakukan para peneliti Universitas Waterloo.
Studi tersebut menunjukkan bahwa “mandi hutan” dapat membantu remaja menghilangkan stres dan meningkatkan kesehatan, dan kesejahteraan.
Dilansir dari Newswise, ini merupakan penelitian pertama yang mengumpulkan data survei real-time dari para remaja tentang respons emosional mereka terhadap berbagai lingkungan perkotaan seperti ruang publik, jalan pemukiman, jalan setapak, taman, dan saluran air.
Ruang kota yang alami secara konsisten dikaitkan dengan skor hasil positif yang jauh lebih tinggi.
“Walaupun temuan ini mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian besar orang, yang penting adalah untuk pertama kalinya, kami dapat secara spesifik mengatakan bahwa tingkat kecemasan berkurang ketika anak-anak berada di taman dibandingkan di pusat kota,” kata Leia Minaker , profesor di Sekolah Perencanaan dan direktur Inisiatif Kota Masa Depan.
Setelah berdiri dan memandangi danau perkotaan selama dua atau tiga menit, skor remaja pada skala kecemasan yang tervalidasi menurun sebesar sembilan persen.
Di sisi lain, skor kecemasan mereka 13 persen lebih tinggi ketika berdiri di lokasi pusat kota yang sibuk dalam jangka waktu yang sama. Hal ini setelah disesuaikan dengan beberapa faktor lain, termasuk usia, jenis kelamin, etnis, diagnosis kesehatan mental, dan status sosial.
Studi ini menemukan bahwa motif atau pola alam pada bangunan, pemandangan alam di lingkungan perkotaan, seperti danau dan taman kegiatan umum, serta elemen lanskap, seperti taman dan pepohonan, meningkatkan pengalaman emosional yang positif bagi .
Pentingnya ruang terbuka hijau
Sementara itu dilansir dari Earth dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Texas A&M University, para peneliti telah menemukan hubungan penting antara ruang hijau perkotaan dan kesejahteraan mental penduduk kota.
Dipelopori oleh Dr. Jay Maddock, Regents Professor of Environmental and Occupational Health, dan timnya dari Pusat Kesehatan dan Alam. Temuan ini mengungkapkan bahwa individu dengan akses lebih besar terhadap penghijauan perkotaan menunjukkan berkurangnya kebutuhan akan layanan kesehatan mental.
Penelitian penting ini, yang dirinci dalam International Journal of Environmental Research and Public Health , menggunakan pendekatan baru untuk menilai kehijauan perkotaan.
Studi ini menggunakan NatureScore , sebuah alat inovatif yang menggabungkan data tentang polusi udara, kebisingan, dan cahaya, serta keberadaan taman dan kanopi pohon, untuk mengevaluasi lingkungan alam di setiap alamat di Amerika Serikat dan sekitarnya.
NatureScore mengklasifikasikan area dalam skala dari “Nature Defisiensi” (0-19 poin) hingga “Nature Utopia” (80-100 poin), yang memberikan ukuran komprehensif mengenai penghijauan perkotaan.
Metodologi penelitian ini melibatkan analisis data kunjungan kesehatan mental dari File Data Penggunaan Umum Rawat Jalan Rumah Sakit Texas , mulai tahun 2014 hingga pertengahan 2019.
Data ini, dikumpulkan berdasarkan kode pos, mencakup serangkaian informasi demografis namun memastikan anonimitas pasien.
Berfokus pada pertemuan rawat jalan orang dewasa untuk kondisi seperti depresi, Gangean emosional, stres, dan kecemasan, penelitian ini mencakup lebih dari 61 juta catatan dari daerah perkotaan di Texas.
“Hubungan antara paparan terhadap alam dan kesehatan mental yang lebih baik telah diketahui dengan baik di Amerika Serikat dan negara lain, namun sebagian besar penelitian hanya menggunakan satu atau dua pengukuran terhadap paparan ini,” kata Maddock.
“Studi kami adalah yang pertama menggunakan NatureScore, yang menyediakan data yang lebih kompleks, untuk mempelajari korelasi antara paparan alam perkotaan dan kesehatan mental .”
Hasilnya cukup jelas, dengan median NatureScore sebesar 85,8 di seluruh sampel kode pos, dan temuan penting bahwa lingkungan dengan NatureScores yang lebih tinggi melaporkan tingkat kejadian kesehatan mental yang jauh lebih rendah .
Analisis tersebut menyoroti perbedaan yang sangat kontras: wilayah dengan skor NatureScore di atas 60 mengalami penurunan kunjungan kesehatan mental sekitar 50% dibandingkan wilayah dengan skor lebih rendah.
Selain itu, penduduk yang termasuk dalam kategori NatureScore dengan skor tertinggi mendapat manfaat dari tingkat masalah kesehatan mental yang jauh lebih rendah, yang menggarisbawahi efek perlindungan dari ruang hijau yang luas.
Dr. Maddock lebih lanjut menjelaskan, “NatureScore di atas 40, yang kami anggap ‘Nature Adequate’, tampaknya menjadi ambang batas penting untuk menjaga kesehatan mental yang baik. Orang-orang di wilayah ini memiliki risiko depresi dan gangguan emosional yang lebih rendah.”
Omar M. Makram, penulis utama studi ini, menunjukkan implikasi yang lebih luas dari temuan mereka terhadap pembangunan perkotaan .
“Meningkatkan ruang hijau di kota-kota dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan mental, yang sangat penting mengingat lebih dari 22 persen populasi orang dewasa di Amerika Serikat menderita gangguan kesehatan mental,” katanya.
Singkatnya, penelitian Texas A&M University secara meyakinkan menunjukkan peran penting ruang hijau perkotaan dalam meningkatkan kesehatan mental di kalangan penduduk kota.
Karena itu, untuk untuk meningkatkan kesehatan mental, maka perlu pendekatan pembangunan perkotaan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan menyoroti dampak besar ruang hijau terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Sumber: Newswise dan Earth
