Restorasi Mangrove dan Terumbu Karang Dapat Melindungi Pesisir dari Banjir dan Erosi

oleh -116 kali dilihat
1.000 Mangrove di Desa Pao, Upaya Warga Cegah Abrasi Sejak Dini
Ilustrasi mangrove/foto-ist

Klikhijau.com – Restorasi mangrove atau bakau dan terumbu karang dianggap penting. Karena keduanya berperan penting melindungi garis pantai. Terutama dari terjangan banjir dan erosi.

Kedua ekosistem itu merupakan penghalang alami terhadap gelombang badai yang besar. Dengan melakukan restorasi keduanya. Secara otomatis dapat menekan angka kerugian pada manusia dan propertinya.

Sayangnya, meski memiliki beragam manfaat di banyak wilayah di dunia, telah terdegradasi lahan basah pesisir dan terumbu karangnya.

Hal itu telah membawa dampak berkurangnya kemampuannya untuk melindungi garis pantai dari banjir dan erosi.

KLIK INI:  DLH Makassar, Gojek dan Mitra Hijau Asia Menanam Mangrove di Lantebung

Strategi untuk memulihkan ekosistem penting ini, selalu terkendala masalah  pendanaan untuk proyek restorasi yang sulit dipecahkan.

Namun,  dengan menggunakan analisis manfaat-risiko, para peneliti telah menemukan bahwa bakau (mangrove) dan terumbu karang dapat menghemat biaya dalam mengurangi banjir pesisir.

Dengan menggunakan teknik industri risiko dan asuransi, para peneliti dapat menunjukkan bahwa keuntungan dari pengurangan kerusakan akibat banjir melebihi biaya pemulihan karang dan bakau, yang mengarah pada pengembalian investasi yang menguntungkan.

Studi baru tersebut  dipimpin oleh University of California, Santa Cruz  telah menemukan bahwa restorasi bakau dan terumbu karang. Dapat menjadi solusi hemat biaya untuk pengurangan banjir pantai di lebih dari 20 negara di Karibia.

KLIK INI:  Ekosistem Mangrove, Ciri, Fungsi, serta Organisme yang Mendiaminya
 Restorasi alami, menghemat biaya

Temuan yang diterbitkan oleh  jurnal Ecosystem Services menunjukkan  ada cara baru untuk membantu restorasi dengan pendanaan dari berbagai tempat, misalnya Badan Manajemen Darurat Federal AS (FEMA) yang membantu pemulihan bencana, adaptasi iklim dan mitigasi bahaya.

“Kami mengidentifikasi sejumlah sumber pendanaan yang secara tradisional mendukung ‘infrastruktur abu-abu’ buatan. Misalnya tembok laut beton, dan yang dapat diterapkan pada solusi berbasis alam,” kata penulis utama studi Michael Beck, seorang ahli ketahanan pesisir di UC Santa Cruz.

“Pendanaan untuk infrastruktur buatan seperti tembok laut dapat dialihkan ke pertahanan alami. Cara ini akan memberikan banyak manfaat di luar perlindungan pantai,” lanjutnya.

Menurut Profesor Beck dan rekan-rekannya, pengeluaran global untuk pemulihan bencana saat ini lebih dari 100 kali lebih besar daripada pengeluaran untuk konservasi.

KLIK INI:  Hadirkan Bahaya Lingkungan, Honduras Larang Pertambangan Terbuka

“Pendanaan pemulihan akan tumbuh karena perubahan iklim meningkatkan dampak badai, dan pendanaan lingkungan kemungkinan akan menyusut. Karena anggaran nasional tertekan oleh bencana alam,” tambahnya.

“Ada peluang untuk menyelaraskan konservasi, pengurangan risiko banjir, dan adaptasi iklim untuk mengurangi risiko badai. Ada banyak tempat di Karibia di mana restorasi habitat untuk pengurangan risiko bisa hemat biaya, dan nilai-nilai ini membuka peluang signifikan untuk membayar restorasi yang dibutuhkan,” para penulis menyimpulkan.

Menurut laporan Mapping Ocean Wealth, mangrove tidak hanya menyediakan habitat bagi spesies ikan. Tetapi juga berfungsi sebagai penghalang alami terhadap dampak perubahan iklim. Dampak ini  sangat mengancam masyarakat pesisir di seluruh dunia.

Vegetasi pantai memiliki akar udara yang menghentikan erosi dan menahan sedimen. Akar dan batang, serta kanopi, juga mengurangi kekuatan gelombang dan gelombang badai untuk mengurangi banjir dan kerusakan yang diakibatkannya.

KLIK INI:  Dyah; Pengelolaan Ekosistem Mangrove, Tanggung Jawab Bersama