Berbuah Sekali Setahun, Langsat Membawa Manfaat Kesehatan yang Memukau

oleh -97 kali dilihat
Buah langsat-foto?/ist

Klikhijau.com –  Langsat (Lansium domesticum Corr.) merupakan tanaman yang berbuah sekali saja dalam setahun. Tanaman ini cukup populer di Indonesia.

Ketika musimnya tiba, dengan mudah kita akan menemukan para pedagang menjajakannya di pinggir jalan. Harganya sangat ramah kantong.

Tanaman dari famili Meliaceae ini tersebar dihampir seluruh Indonesia. Muhammad (2010) menerangkan spesies ini tidak hanya satu varietas, tapi terdiri dari beberapa variates yang sangat bervariasi dalam sifat pohon dan buahnya.

Karenanya ada para ahli yang memisahkannya ke dalam kelompok yang berlainan. Meski begitu pada garis besarnya, ada dua kelompok besar buah ini, yakni yang dikenal dengan duku dan yang dinamakan langsat.

KLIK INI:  Ingin Napasmu Segar, Cobalah 4 Bahan Alami Ini!

Ada pula kelompok campuran duku, langsat, serta kelompok terakhir yang di Indonesia dikenal sebagai kokosan.

Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Pada tanah dengan drainase yang baik dan pH tanah sedikit asam sampai netral sekitar 5.5- 6.6. Dengan curah hujan yang cukup sekitar 2000- 3000 mm per tahun dan suhu 25-35 0C (Lawalata Novalina Vita, 2012).

Meski sekilas terlihat sama, namun langsat memiliki keragaman yang  secara morfologi dan sifat fisiologis. Hal itu terlihat ukuran buah dan rasanya berbeda di berbagai wilayah  Indonesia. Hal itu telah dilaporkan oleh Direktorat Budidaya Tanaman Buah Dirjen Holtikultura Departemen Pertanian.

Anjasmara et al, (2020) menegaskan bahwa perbedaan karakter morfologis dapat yang juga menunjukan perbedaan sifat fisiologisnya. Kemungkinan besar karena didasari adanya keragaman genotip atau keragaman pada tingkat DNA yang bertanggungjawab terhadap penampilan sifat tertentu.

KLIK INI:  Riuh Kepak Sayap Kupu-kupu Bantimurung yang Berdendang

Hasil penelitian Kartika et al (2012), menyatakan suatu tumbuhan pada daerah yang sama kemungkinan memiliki perbedaan antara  satu dengan yang lainnya terutama pada morfologi yang nampak.

Apa yang dikatakan oleh Kartika benar adanya, sebab hasil penelitian Anjasmara et al (2020) menegaskan hal tersebut. Pada penelitian yang dilakukan Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Anjasmara menemukan  perbedaan karakter morfologi tanaman langsat  di setiap kecamatan pada bagian daun, batang, buah .

Misalnya di Kecamatan Anreapi bentuk daun yang dimiliki memanjang, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing, duduk daun berseling, bentuk batang bulat, kulit luar tipis, bentuk buah bulat bola.

Di Kecamatan Binuang memiliki bentuk daun memanjang, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing, duduk daun berseling bentuk batang bulat, kulit luar tipis bentuk buah bulat bola,.

Sedangkan di Kecamatan Campalagian bentuk daun jorong, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing, duduk daun berseling bentuk batang bulat, kulit luar tipis, bentuk buah bulat memanjang.

KLIK INI:  Burung Madu Sriganti, Si Arsitek Mungil yang Penting bagi Ekosistem

Di Kecamatan Matakali bentuk daun memanjang, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing, duduk daun berseling bentuk batang bulat, kulit luar tipis, bentuk buah bulat bola.

Kandungan dan manfaat

Manfaat tanaman langsat bukan hanya buahnya. Namun, hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan sebagai obat alami.

Sepdahlia (2013) menegaskan bahwa  berdasarkan hasil studi literatur mengenai data empiris menunjukkan, tanaman langsat dapat digunakan untuk mengobati diare dan diare berdarah.

Bagian tanaman seperti kulit kayu dan daun dari tanaman langsat yang dibuat dalam bentuk air rebusan. Air rebusan itu dapat digunakan sebagai obat disentri. Sedangkan bagian tanaman lain, yaitu kulit buah langsat dapat digunakan sebagai antidiare.

Ia juga menjelaskan bahwa beberapa penelitian telah membuktikan khasiat dari tanaman langsat. Ekstrak etanol dari kulit buah, kulit kayu, dan biji buah langsat memiliki aktivitas antibakteri terhadap Vibrio cholerae, Salmonella typhii, Escherichia coli,  dan Staphylococcus aureus.

KLIK INI:  Pulutan, Obat Alami yang Dapat Mengatur Jarak Kelahiran Manusia

Sementara penelitian lainnya tentang isolasi dan karakterisasi dari kulit kayu pohon langsat menggunakan fraksi etil asetat, didapatkan juga senyawa onoceranoid tipe triterpenoid yang memiliki aktivitas antibakteri secara in vitro terhadap bakteri Eschericia coli.

Namun, aktivitas antibakteri dari kulit buah langsat terhadap salah satu bakteri penyebab diare berdarah yaitu, Shigella flexneri ditemukan bahwa ekstrak etanol kulit buah langsat tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Shigella flexneri.

Khasiat lain dari langsat  dapat dapat digunakan sebagai obat cacing, obat demam dan obat diare atau mencret, Korompis et al (2010)

Sementara itu, kulit  buah  langsat  yang segar  mengandung  0,2%  minyak  volatil  kuning  terang dan kulit langsat yang dikeringkan mengandung 0,17% minyak  volatil  dan  22%  resin.

Selain  itu, biji langsat yang telah dihaluskan    dapat    digunakan    sebagai febrifuge  (anti  demam)  dan vermifuge  (anti  cacing). Kulit  kayu  pohon  langsat juga  digunakan sebagai obat untuk  sengatan  kalajengking. Hasil  rebusan  kulit  kayunya dapat digunakan untuk mengobati   disentri dan malaria.

Daunnya dapat dikombinasikan  dengan kulit  kayu  untuk  memperoleh  hasil  yang  sama.  Air hasil  perasan (sari)  daun  langsat  digunakan  sebagai obat tetes mata untuk menghilangkan peradangan pada mata.

Kulit  buahnya dapat digunakan sebagai  penolak  nyamuk  (Morton,  1987). Ekstrak  kulit  kayu,  kulit buah dan biji buahnya ditemukan memiliki aktifitas antibakteri.

KLIK INI:  10 Jenis Burung yang Pulang Kampung ke Papua dari Pulau Jawa