Klikhijau.com – Khasiat daun ungu (Graptophyllum pictum) sudah dipercaya sejak dahulu, di samping fungsinya sebagai tanaman hias. Daun ungu merupakan tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang saat ini juga menyebar di Indonesia.
Daun ungu dapat ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.250 m dpl. Tumbuhan ini juga familiar dengan beberapa nama antara lain demung, tulak, wungu, daun temen-temen, handeuleum, karotong, temen, kadi-kadi, kobi-kobi, dan daun putri
Ciri khas tanaman ini adalah pada warna daunnya yang warna merah keunguan. Sedangkan kulit dan daunnya berlendir, cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan beruas rapat.
Secara spesifik, ciri khas daunnya antara lain berdaun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berhadapan bersilang, bulat telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing tetapi bergelombang. Pertulangan menyirip, panjang 8-20 cm, lebar 3-13 cm, permukaan atas warnanya ungu mengilap (Winata, 2011).
Buahnya berbentuk lonjong dan berwarna ungu kecoklatan. Pada umumnya memiliki dua biji, berbentuk bulat, dan berwarna putih. Tumbuhan ini kerap dijumpai ditanam sebagai tanaman pagar di pedesaan.
Varietas dan klasifikasi
Ada tiga varietas tumbuhan ini, yaitu berdaun ungu, berdaun hijau dan belang-belang putih. Sementara varietas tanaman yang digunakan sebagai obat adalah varietas berdaun ungu yang dinamakan Graptophyllum pictum (L.)
Menariknya, tumbuhan ini ternyata dapat berbunga sepanjang tahun, jadi cocok pula sebagai tanaman hias. Berikut klasifikasi bunga ungu:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Tubiflorae
Suku : Acanthaceae
Marga : Graptophyllum
Jenis : Graptophyllum pictum (L.) Griff
Kandungan daun ungu
Daun ungu mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain alkaloid, glikosida, steroid, saponin, tanin, dan flavonoid (Thomas, 1992).
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012), kandungan senyawa aktif yang terdapat pada daun ungu adalah golongan flavonoid (4,5,7-trihidroksi flavonol, 4,4-dihidroksi flavon, 3,4,7-trihidroksi flavon, dan luteolin-7- glukosida).
Selain itu, terdapat kandungan senyawa lain pada daun ungu berupa alkaloid non-toksik, saponin, tanin galat, antosianin, dan asam-asam fenolat (asam protokatekuat, asam p-hidroksi benzoate, asam kafeat, asam p-kumarat, asam vanilat, asam siringat, dan asam ferulat).
Secara spesifik, kandungan kimia pada tanaman ini sebagai berikut:
-
Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder yang tersebar pada tanaman. Alkaloid merupakan senyawa organik yang bersifat basa karena mengandung satu atau lebih atom nitrogen.
Alkaloid memiliki fungsi bagi tumbuhan untuk melindungi dari mikroorganisme (aktivitas antibakteri dan antijamur), herbivora, dan dari tanaman lain dengan cara menghasilkan senyawa kimia berupa zat allelopati (Saxena dkk., 2013).
Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder yang kerap digunakan terkait aktivitas farmakologisnya sebagai analgesik, bronkodilator, antimikrobia, dan antileukimia (Pengelly, 2004).
-
Flavonoid
Flavonoid merupakan pigmen fenolik yang umumnya tersebar di alam dan ditemukan pada tumbuhan. Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam pelarut polar, misalnya air dan etanol.
Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan baik sebagai aglikon (tidak terikat pada gula) maupun sebagai glikosida (terikat pada gula).
Umumnya flavonoid dalam bentuk aglikon (tanpa terikat dengan gula) dalam jumlah kecil sering hadir dan ditemukan dalam proporsi penting dari total senyawa flavonoid dalam tanaman.
Senyawa flavonoid juga telah dikenal memiliki peranan sebagai antimikrobia, antiinflamasi, antialergi, antitumor, dan antioksidan yang mampu melindungi tubuh manusia dari radikal bebas.
-
Terpenoid
Terpenoid merupakan salah satu dari golongan senyawa aktif terpenting yang umum ditemukan pada tanaman dengan lebih dari 20.000 struktur yang telah diketahui.
Semua struktur terpenoid tersusun dari unit isoprena (lima karbon) yang mengandung dua ikatan rangkap. Terpenoid dibagi menjadi beberapa golongan yaitu terpen, monoterpenoid, sesquiterpenoid, diterpenoid, triterpenoid, tetraterpenoid, dan politerpenoid (Pengelly, 2004).
Menurut Budi dkk. (2005), triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu skualena, senyawa ini tidak berwarna, dan berbentuk kristal.
Triterpenoid dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan besar yaitu triterpena, steroid, saponin dan glikosida jantung atau kardenolida. Peran terpenoid dalam bidang pengobatan adalah sebagai antimikrobia terhadap berbagai jenis bakteri seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Methicillin Resistance Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Bacillus subtilis, dan Streptococcus pyogenes (Leandro dkk., 2012).
-
Saponin
Saponin merupakan kelompok dari metabolit sekunder yang ditemukan secara luas pada tumbuhan. Ciri khas dari saponin adalah mampu membentuk busa yang cukup stabil di dalam air.
Dalam bidang kimia, saponin mencakup senyawa-senyawa seperti glikosida steroid, triterpenoid, dan alkaloid steroid. Dua jenis utama dari aglikon steroid yang telah dikenal adalah spirostan dan turunan furostan, sementara untuk kelompok aglikon triterpena adalah turunan dari oleanane (Saxena dkk., 2013).
-
Tanin
Menurut Hayati dkk. (2010) dan Parker (1993), tanin merupakan senyawa fenol yang memiliki berat molekul (BM) yang cukup besar antara 500-3000 gr/mol yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif 14 dengan protein dan beberapa makromolekul.
Menurut Saxena dkk. (2013), tanin yang terdapat pada ekstrak tanaman memiliki peranan sebagai astringen, obat diare, diuretik dan antitumor pada kolon. Tanin juga memiliki peranan sebagai antiinflamasi, antiseptik, dan antioksidan.
Khasiat daun ungu
Berikut manfaat bunga ungu yang telah dipercaya sejak lama:
-
Mengobati wasir menahun
Kandungan bahan aktif yang dimiliki oleh daun ungu berupa flavonoid, steroid, saponin, tanin dan alkaloid mampu menjadi obat antiinflamasi sekaligus analgesik untuk mengatasi gejala ambeien.
Daun ungu juga banyak digunakan sebagai obat sembelit, rematik, menstruasi, wasir, infeksi saluran kencing, kudis, bisul, luka, dermatitis, pencahar, hepatomegali, dan penyakit telinga.
-
Obat anti-jamur
Daun ungu juga digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan beberapa kasus seperti anti-jamur, anti-inflamasi dan anti-plak (Widyowati, 2011).
-
Peluruh kencing
Batang daun tumbuhan ungu mengandung kalsium oksalat, asam formiat, dan lemak. Daun berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), mempercepat pemasakan bisul, pencahar ringan (laksatif), dan pelembut kulit. Sedangkan bunganya berkhasiat sebagai pelancar haid (Dalimartha, 1999).
-
Menghambat bakteri E.coli
Sejumlah penelitian melaporkan bahwa ekstrak daun ungu memiliki kemampuan untuk menghambat bakteri E.coli dan S.aureus.
Infeksi kulit dan luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka pasca operasi memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi oleh bakteri dan berakibat pada infeksi sistemik (Wistreich, 1999).
-
Mengobati luka borok
Daun Ungu Secara tradisional daun ungu telah dimanfaatkan sebagai obat luar untuk mengobati borok, bisul, dan kudis dengan cara mengoleskan daun ungu dengan santan kelapa dan dilayukan di atas api lalu diletakan di atas bisul.
Selain itu, batang daun tumbuhan ini juga mengandung kalsium oksalat, asam formiat, dan lemak yang dapat mempercepat pemasakan bisul, pencahar ringan (laksatif), dan pelembut kulit. Sedangkan bunganya berkhasiat sebagai pelancar haid (Dalimartha, 1999).
Itulah penjelasan lengkap mengenai kandungan dan khasiat daun ungu, semoga bermanfaat!