Kertas Pembungkus Makanan Mengandung Racun?

oleh -898 kali dilihat
Kertas Pembungkus Makanan Mengandung Racun?
Makanan yang dibungkus kertas berbahaya/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Di depan rumah kekasih, biasa mangkal penjual nasi kuning. Biasanya jika saya membeli, saya membawa piring sediri. Alasannya sederhana, mencoba mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Jika tak sempat membawa piring, biasanya nasi kuning yang saya beli akan dibungkus dengan kertas berwarna cokelat, dan saya tetap menolak memakai kantong plastik.

Namun, jika membeli masakan lain, semisal sayur atau ikan. Saya selalu kesulitan menolak menggunakan kantong plastik.

Sudah sangat umum terjadi , membeli nasi kuning atau masakan lain pembungkus yang kerap digunakan adalah kertas berwarna cokelat serta plastik transparan.

KLIK INI:  7 Makanan Ini Lezat Tetapi Tidak Sehat dan Tinggi Kalori

Nah, masalahnya bukan pada makanan yang kita beli. Menurut artikel yang dieditori Sri Anindiati Nursastri di Kompas.com, dua hal ini memang lumrah digunakan sebagai pembungkus makanan.

Namun, pakar toksikologi kimia mengatakan kedua pembungkus tersebut mengandung racun terutama jika kita terpapar dalam jangka waktu yang lama.

Dr. rer. nat (doktor ilmu sains) Budiawan mengungkapkan, kertas berwarna cokelat untuk pembungkus, biasanya bungkus nasi, dilapisi oleh sebuah lapisan plastik supaya tidak mudah bocor. Lapisan itulah yang berbahaya.

“Petalite yang membuat plastik tersebut menjadi elastis,” tuturnya.

KLIK INI:  Agar Cepat Pulih dari Demam, Konsumsi Makanan dan Minuman Ini!

Menurutnya, senyawa yang terkandung di dalam plastik pelapis kertas cokelat itu, antara lain Bisphenol A dan Petalite. Kedua senyawa tersebut sebetulnya umum ditemukan.

Senyawa-senyawa tersebut akan dilepaskan jika makanan yang dibungkus bersuhu panas, bersifat asam, atau berlemak

Namun, akan menjadi bahaya apabila senyawa-senyawa tersebut terlepas dari lapisan plastik. Hal ini dipacu oleh jenis makanan yang dibungkus.

Ia juga menjelaskan, efek yang dirasakan tubuh ketika terpapar senyawa-senyawa tersebut memang tidak langsung. Butuh waktu 5-20 tahun sampai tubuh merasakan efek dari pembungkus berwarna cokelat tersebut jika dipakai rutin.

Kembali pada pembungkus alami

“Efek pada kesehatan memang jangka panjang. Efek kronisnya bisa menghambat kesuburan, bersifat karsinogenik (kanker), dan mutagenik (perubahan-perubahan pada gen manusia),” tambahnya.

KLIK INI:  Kopi dan 5 Bahan Alami Ini Bisa Melunakkan Daging Saat Dimasak

Sayangnya, sampai saat ini, belum banyak studi yang membuktikan bahwa kertas cokelat pembungkus makanan berdampak buruk terhadap kesehatan. International Agency Research on Cancer memasukkan senyawa-senyawa karsinogenik dalam kategori 2 atau 3.

“Ada urutannya mulai dari 1A, 1B, 2A, 2B, dan 3. Tiga masih rendah, bukti-bukti ilmiahnya masih terbatas. Tetapi harus tetap diwaspadai. Ini bukan hanya berlaku pada kertas cokelat, tapi juga pembungkus plastik lainnya,” lanjut dia.

Dr Budiawan menawarkan solusi, yakni pembungkus alami, misal daun jati, daun pisang, atau daun-daun lainnya.

Hanya saja, terkadang pasokan daun untuk pembungkus makanan juga terbatas. Hal ini menurut Dr Budiawan bisa diakali dengan membawa sendiri tempat makanan yang food grade.

“Tempat makan food grade berarti sudah dilakukan uji coba oleh BPOM. Kemungkinan bahan-bahan berbahayanya sudah sedikit, atau kecil kemungkinan mengalami pelepasan senyawa. Tentunya lebih aman. Pun kalau terjadi pelepasan senyawa, masih di bawah batas aman,” paparnya.

KLIK INI:  Rebung, Bahan Makanan Potensial yang Belum Dilirik