Ulin, Kayu Keras Perkasa yang Mulai Langka

oleh -1,081 kali dilihat
Ulin, Kayu Keras Perkasa yang Mulai Langka
Kayu ulin/foto-Taufiq
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhiaju.com – Pernahkah Anda berkunjung ke Sangkima, Taman Nasional Kutai?

Di sanalah kita bisa berjumpa dengan salah satu pohon langka saat ini, ulin. Perawakan pohon kuat ini terbesar di Indonesia, bahkan dunia.

Eusideroxylon zwageri adalah nama botaninya. Salah satu tempat hidupnya yang masih tersisa di Taman Nasional Kutai. Kayu nomor satu yang paling diburu penjarah di Kutai.

Fisik kayu sempurna: kuat, tahan air, dan lurus. Andai ia seorang gadis adalah idaman. Karena keunggulan yang dimilikinya menjadi incaran.

KLIK INI:  Tumbuh Liar dan Eksotis, Ralle' Jadi Tinta Andalan Para Leluhur

Pohon yang berada di Desa Sangkima, Kabupaten Kutai Timur adalah satu pohon yang tersisa dari para pembalak. Adalah Sarjo, Tenaga Pengaman Hutan Taman Nasional Kutai menjadi penemunya pada tahun 1993.

Saat itu Sarjo sedang mendampingi peneliti asing saat berjumpa dengan si kayu besi.

Ulin temuan Sarjo berdiameter 2,50 meter, butuh setidaknya 6 orang untuk memeluknya melingkar. Tingginya lebih dari 30 meter. tumbuhnya ulin lambat, karenanya ulin di Sangkima ini diperkirakan berumur lebih dari seribu tahun.

Dari sanalah awal mula Wisata Alam Sangkima dibuka. Mewakili representase dari Taman Nasional Kutai. Area sekitar 3.000 hektar ini menjadi duplikat hutan hujan tropis dipterocarpa pamah ideal.

Yuk, Kenali lebih dekat!

Yuk, kita kenal lebih dekat dengan ulin. Ulin memiliki kelas kuat dan awet satu. Itu berarti kayu memiliki kekuatan yang solid dan tahan lama.

KLIK INI:  Ke Manakah Burung Saat Hujan, Bisakah Mereka Terbang?

Pohon ulin tumbuh alami di Kalimantan dan Sumatera bagian selatan. Tumbuh pada hutan tropika basah daratan rendah pada ketinggian sampai dengan 400 m dpl.

Kayu dari pohon ini umumnya bermanfaat untuk kontruksi bangunan. Banyak termanfaatkan untuk tiang penyangga rumah, lantai rumah, sirap, dan kusen. Karena kekuatannnya juga sering dimanfaatkan untuk membangun jembatan bahkan bantalan kereta api.

Kayu ulin tidak mudah lapuk bahkan jika terendam air. Karenanya tiang-tiang rumah panggung di daerah rawa di Kalimantan menggunakan kayu ulin.

Tak hanya itu, di Sulawesi, terutama di bagian selatan dan barat, kayu ulin menjadi idaman. Mereka memanfaatkan sebagai bahan utama membuat rumah panggung. Mulai dari tiang, balok, hingga papan, semua dari ulin.

Rumah panggung dengan kayu ulin dianggap rumah mewah di Sulawesi Selatan secara umum. Karenanya permintaan kayu ulin dari selatan Sulawesi ini cukup signifikan.

KLIK INI:  Lahir di Momen Lebaran, Bayi Orangutan di TSI Cisarua Diberi Nama Fitri

Saya kemudian menjumpai salah satu pemilik rumah panggung di Barru, Sulawesi Selatan.

“Saya mulai membeli kayu seppu untuk bagun rumah ini, tahun 1993. Harganya saat itu sekitar 300 ribu per kubiknya. Saat ini harganya sudah mencapai 12 juta,” ujar Jamaluddin, pemilik rumah panggung dari ulin.

Seppu adalah nama lokal kayu ini di wilayah berbahasa Bugis ini.

Permintaan yang tinggi dengan persediaan terbatas membuat harganya terus melejit. Karena terus diperdagangkan membuat stok di alam juga terus menipis, bahkan langka.

Langka karena hanya memanfaatkan ulin yang tumbuh alami di alam. Sampai saat ini ulin belum ada yang berhasil membudidayakannya.

KLIK INI:  Biawak Komodo, Kadal Raksasa dan Ragam Fakta Menarik Tentangnya