Tumbuh Liar dan Berbunga Indah, Sangitan Menawarkan Manfaat Menakjubkan

oleh -156 kali dilihat
Bunga sangitan yang sedang mekar-foto/Ist

Klikhijau.com – Dari jauh, akan sangat mudah melihat dan mengenali sangitan. Itu disebabkan bunganya yang putih memukau. Sangat indah.

Sangitan (Sambucus javanica) adalah tumbuhan asli Indonesia. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di pinggir sawah, di pinggir sungai atau selokan, dan di antara semak belukar di hutan.

Ia mudah dikenali dari rantingnya yang saling berdesakan dan membentuk perdu, bagian daunnya tampak unik.

Tumbuhan dari genus Sambucus ini adalah tumbuhan yang kerap dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar. Tidak sedikit pula yang menjadikannya sebagai tanaman pembatas lahan.

KLIK INI:  Daun Katuk, Sahabat Baik bagi Ibu Menyusui

Sebagai tanaman pembatas lahan, sangitan kurang efektif sebab tanaman ini dapat tumbuh melalui akarnya yang menjalar.

Jadi, saat dijadikan sebagai tanaman pembatas lahan. Dapat berakibat fatal karena bisa saja bergeser meninggalkan “induknya”.

Sangitan mudah ditemukan di dataran tinggi dan berhawa dingin. Di Desa Kindang, Bulukumba, misalnya. Tumbuhan ini tumbuh liar saja, bahkan acap dianggap gulma.

Berakar kokoh

Sangitan memiliki akar yang kokoh. Tumbuhan dari famili Adoxaceae  ini juga tangguh di segala cuaca dan bisa jadi tanaman penahan longsor dan kikisan air pada sungai atau selokan air.

Juma’ (68 tahun) salah seorang warga Desa Kindang mengatakan, jika raung teh (nama lokal sangitan di Desa Kindang) memiliki akar yang kuat sebagai penahan kikisan air pada selokan air.

“Raung teh adalah tanaman yang kuat menahan kikisan air,” katanya dalam bahasa Konjo. Bahasa yang digunakan masyarakat Kindang.

KLIK INI:  Lebih Akrab dengan Sirih Hutan dan Ragam Manfaat yang Dikandungnya

Di Kindang, raung teh atau sangitan hanya dimanfaatkan sebagai tanaman pinggiran sungai atau pembatas lahan dan pagar saja.

Sementara manfaat lainnya, misalnya sebagai media pengobatan belumlah dilirik. Padahal menurut  Handayani dan Daulay, (2022) di Tiongkok, tumbuhan ini sangat  terkenal  dan   dimanfaatkan   sebagai   ramuan   untuk  menyembuhkan penyakit   hepatitis.

Hasil  skrining  fitokimia  pada  simplisia  dan  ekstrak  etanol  daun  sangitan   didapat  senyawa-senyawa  antara  lain, flavanoid,  steroid/triterpenoid, saponin,   tanin   dan   alkaloid

Sari dan Mambang, (2022) mengungkapkan jika daun sangitan mempunyai manfaat   bagi   kesehatan seperti pengobatan untuk sakit ginjal, untuk  pengobatan  beri-beri,  untuk  mengobati keram,  nyeri  tulang,  memar,  kulit  terbakar,  reumatik,  pegal  linu,  dan  lain-lain.

Bunga sangitan yang belum mekar-foto/Ist
KLIK INI:  Arbei, Tumbuhan Liar yang Berpotensi sebagai Tanaman Buah

Daun tumbuhan ini secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan penyakit hati termasuk hepatitis dan perlemakan hati. Ia mengandung senyawa kimia aktif yang terdiri dari alkaloid, saponin, tannin, fenolik, flavonoid, triterpenoid dan glikosida (Hutapean, 1994).

Bagian yang sering digunakan dari tumbuhan ini sebagai obat adalah akar, batang daun dan bunga yang dijemur sampai kering dan disimpan.

Daun tumbuhan dari ordo Dipsacales  ini mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, beta sitosterol.

Rasa daunnya sangat pahit, kelat berkhasiat menghilangkat pembengkakan, insektisida, diare, antiinfeksi, luka , menghaluskan kulit, penyakit ginjal, beri-beri, disentri, radang saluran napas kronis, dan eripelasi.

Untuk akarnya digunakan untuk beberapa pengobatan penyakit, antara lain bengkak dan memar, tulang patah, reumatik, pegal linu, dan sakit kuning.

KLIK INI:  Perihal Wedelia, Tumbuhan Berbunga Indah dan Kaya Manfaat yang Terabaikan

Namun, sebenarnya seluruh bagian tumbuhan ini dapat digunakan untuk pengobatan sakit keram, kulit terbakar, nyeri tulang, memar, bercak hitam di wajah, menghaluskan kulit, dan merangsang saraf.

Sayangnya, selama ini cara penggunaan sangitan sebagai obat masih sangat sederhana, yakni daunnya bisa ditumbuk, direbus yang kemudian airnya diminum atau untuk mencuci bagian tubuh yang sakit atau diperas setelah ditumbuk.

Hal lain yang patut disayangkan dari tumbuhan ini adalah, meski memiliki manfaat kesehatan yang besar, tumbuhan ini  cenderung diabaikan dan dianggap gulma. Padahal tumbuhan ini juga berpotensi dijadikan sebagai tanaman hias.

KLIK INI:  Mengenal Pohon Bidara, Tanaman yang Dipercaya dapat Mengusir Makluk Halus
Nama lokal dan asal usul sangitan

Di Indonesia sangitan memiliki banyak nama lokal, di Bulukumba bernama raung teh atau daun teh, di  Aceh disebut Abur, di Bengkulu ia dinamai Babalat, di daerah Sunda disebut Kerak Nasi, di Jawa Tengah bernama Brobos Kebo, dan di Maluku disebut Halemaniri

Sangitan tidak hanya dijumpai di Indonesia, tetapi juga di Bhutan, Burma, Kamboja, Tiongkok (kecuali di utara), India, Jepang, Laos, Malaysia (di Sabah), Filipina, Thailand Selatan, dan Vietnam.

Daunnya tidak terlalu lebar, hanya berukuran 2–3 cm. ujung daunnya meruncing membuat daunnya semakin sempit dan helaiannya seperti menutup.

KLIK INI:  Sekilas Tentang Kantong Semar, Sang Pengontrol Inflasi Serangga

Hal paling menarik dari tumbuhan ini adalah bunganya berwarna putih agak krem di pucuk tanaman sehingga kelihatan menonjol.

Bentuk mahkota bunga seperti bintang, pertumbuhannya mengarah ke atas dan sekilas mirip payung.

Meski memiliki banyak manfaat kesehatan, namun perlu diingat.  Rebusan tumbuhan ini tidak cocok dikonsumsi oleh ibu hamil karena dapat menyebabkan kematian janin.

KLIK INI:  Memiliki Pesona Memukau, Anggrek Tanah Ungu Tak Banyak Dilirik