Temuan Baru Manfaat Kulit Daun Lidah Buaya, Dapat Sejahterakan Petani

oleh -87 kali dilihat
mengecilkan pori-pori dengan bahan alami
Lidah buaya - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Lidah buaya sejak dulu dikenal memiliki banyak manfaat. Tanaman ini banyak dimanfaatkan, khususnya di dunia kecantikan.

Umumnya yang dimanfaatkan adalah gel atau dagingnya. Sedangkan bagian kulit daunnya. Setelah dikupas akan dibuang.

Kulit daun lidah buaya lebih banyak menghuni tempat sampah. Namun, sebuah temuan baru dapat mengubah pandangan kita tentang tanaman ini.

Manfaat tidak terduga dari kulit daun lidah buaya tersebut. Akan dipresentasikan oleh tim peneliti dari University of Texas Rio Grande Valley  pada pertemuan musim gugur ACS.

KLIK INI:  4 Prinsip Penggunaan Pestisida Agar Aman dan Berpihak pada Lingkungan

Tim peneliti tersebut telah menemukan bahwa kulit daun lidah buaya dapat mengusir serangga. Kulitnya dapat  bertindak sebagai insektisida alami yang aman untuk tanaman.

Temuan tersebut bisa menjadi titik balik penggunaan kulit daun tanaman ini dalam mengatasi serangga yang yang mengancam tanaman. Sehingga penggunaannya dapat menyejahterakan para petani.

“Kemungkinan jutaan ton kulit lidah buaya dibuang secara global setiap tahun. Kami ingin menemukan cara untuk menambah nilai dan membuatnya berguna,” kata Debasish Bandyopadhyay , Ph.D., yang merupakan peneliti utama proyek tersebut, dalam siaran pers dari American Chemical Society (ACS).

Penemuan tak sengaja

Ide penggunaan kulit tanaman lidah buaya sebagai penolak serangga pertama kali menggelitik minat Bandyopadhyay.

Saat itu dirinya pergi ke pusat produksi lidah buaya lokal dengan rekannya. Ia mengamati serangga yang menyerang tanaman, tetapi bukan daun lidah buaya.

Setelah memeriksa dengan CEO perusahaan, Bandyopadhyay membawa beberapa kulit lidah buaya kembali ke lab.

Penggunaan lidah buaya sebagai insektisida alami telah banyak dilakukan. Hanya saja yang digunakan adalah gel tanaman ini. Bukan kulitnya. Gelnya akan dicampur  dengan bawang putih dan bawang merah.

KLIK INI:  Murah Meriah, Ini 9 Obat Maag Alami yang Mudah Ditemukan

Sementara dalam skala industri, kulit daunnya diolah sebagai limbah pertanian dan digunakan dalam pembuatan biomassa . Karena memiliki kemampuan untuk memperbaiki kualitas tanah di perkebunan lidah buaya.

Ini bukan sepenuhnya tanpa konsekuensi lingkungan, namun, karena ketika limbah pertanian membusuk, ia melepaskan metana dan gas rumah kaca pencemar lainnya ke atmosfer, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim .

“Dengan menciptakan insektisida yang menghindari bahan kimia sintetis yang berbahaya dan beracun.  Kami dapat membantu bidang pertanian,” kata Bandyopadhyay, seperti dilansir Earth.com.

“Tetapi jika kulitnya menunjukkan aktivitas anti nyamuk atau anti kutu yang baik, kami juga dapat membantu masyarakat umum.”

KLIK INI:  Koalisi Rakyat Gugat Peraturan Pemerintah tentang Badan Bank Tanah

Bandyopadhyay telah melihat potensi mendaur ulang kulit lidah buaya dan menjadikannya pestisida alami. Hal itu dapat membantu petani di tempat-tempat seperti India, Afrika, dan sebagian Amerika yang beriklim tropis dan subtropis, kata siaran pers tersebut.

Pengembangan pestisida juga bisa berarti metode pembuangan alternatif untuk kulitnya yang tidak hanya ramah lingkungan. Namun,  juga memberikan sumber pendapatan lain bagi produsen lidah buaya.

“Tujuannya adalah mendaur ulang limbah ini dengan cara yang bermakna sekaligus membuat produksi lidah buaya lebih hijau dan berkelanjutan,” kata Bandyopadhyay dalam siaran persnya dinukil dari Ecowatch.

Dalam studi mereka tentang sifat insektisida potensial kulit lidah buaya. Bandyopadhyay dan tim peneliti memulai dengan mengeringkan kulitnya pada suhu kamar dalam gelap untuk menjaga bioaktivitas tanaman tetap utuh.

Mereka kemudian menghasilkan berbagai ekstrak menggunakan diklorometana (DCM), heksana, metanol, dan air. Temuan bahwa ekstrak heksana mengandung senyawa bernama octacosane yang diketahui memiliki khasiat membunuh nyamuk telah dilaporkan sebelumnya oleh tim peneliti.

DCM ditemukan sebagai insektisida yang lebih efektif daripada ekstrak heksana dalam percobaan yang lebih baru, sehingga tim memutuskan untuk menganalisisnya lebih lanjut.

KLIK INI:  Tiga Petani Asal Soppeng Gugat Menteri LHK Tuntut Ganti Rugi

Tim menemukan lebih dari 20 senyawa yang terkandung dalam kulit lidah buaya. Banyak diantaranya terbukti memiliki manfaat kesehatan antijamur, antibakteri, atau lainnya.

Mereka juga menemukan bahwa enam senyawa – arjungenin, dinoterb, octacosanol, nonadecanone, subenniatin B dan asam quillaic – memiliki sifat insektisida. Senyawa itu juga tidak beracun, sehingga tidak menimbulkan masalah keamanan yang signifikan.

Selanjutnya, peneliti akan melakukan uji lapangan untuk melihat bagaimana senyawa insektisida tersebut bekerja melawan serangga pemakan tanaman pertanian.

Bandyopadhyay dan beberapa rekannya sedang menyelidiki apakah senyawa tersebut memiliki sifat anti kutu atau anti nyamuk yang berpotensi untuk digunakan dalam pengembangan repelan bagi konsumen.

“Jika kulitnya menunjukkan aktivitas anti nyamuk atau anti kutu yang baik, kami juga dapat membantu masyarakat umum,” terang Bandyopadhyay.

KLIK INI:  Melacak Kesehatan Terumbu Karang dengan Suara

Sumber: Ecowatch