Karena Kecantikannya Caridina Diburu dan Terancam Punah

oleh -251 kali dilihat
Karena Kecantikannya Caridina Diburu dan Terancam Punah
Caridina woltereckae, udang endemik Sulawesi yang terancam punah
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Caridina woltereckae, pertama kali ditemukan tahun 2009 silam. Ia berwarna menyerupai warna bendera Indonesia, merah putih.

Ia ditemukan oleh peneliti LIPI di danau Towati yang secerah geografis masuk wilayah Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Pada peringatan 125 tahun Museum Zoologi Bogor. LIPI telah menjadikan Caridina woltereckae sebagai salah satu ikon seri perangko satwa nusantara.

Caridina woltereckae merupakan nama udang cantik asal Sulawesi. Ia termasuk spesies endemik Sulawesi. Pertama kali ditemukan oleh Daisy Wowor pada tahun 2009 lalu. Daisy adalah peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI.

KLIK INI:  Presiden Jokowi Pimpin Panen Raya Udang Vaname di Muara Gembong Bekasi

Caridina mudah dikenali dari perpaduan corak warna tubuh yang cantik dengan dominasi merah maroon dan putih.

Diburu pedagang ikan hias

Sayangnya, karena kecantikan warnanya pula, ia terancam punah karena banyak diburu dan dijual oleh pedagang ikan hias.

“Caridina nama genus, sedangkan nama spesies woltereckae adalah penghormatan untuk jasa peneliti udang-udangan, Eva Woltereck,” jelas Daisy.

Daisy menjelask selain faktor manusia, banyaknya ikan invasif yang ada dan memburuknya kualitas habitat danau semakin memperparah kondisi keberadaan udang hias endemik ini.

KLIK INI:  Anoa, Kisah dan Habitatnya yang Terancam Punah

Daisy juga menemukan Caridina mahalona di kompleks danau Malili, Sulawesi Selatan dan Caridina longidigita di danau Poso, Sulawesi Tengah.

Sayangnya karena perburuan manusia, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan Caridina woltereckaesebagai spesies kritis yang terancam punah.

“Danau Towuti merupakan danau purba yang terbentuk akibat proses tektonik yang bersifat oligotrofik, karakter danau oligotrofik yang memiliki air jernih, miskin zat hara, namun kandungan oksigen memadai menjadi ekosistem yang tepat untuk beberapa spesies flora dan fauna endemik,” terang Daisy

Namun sayang, menurut Daisy selain faktor manusia, banyaknya ikan invasif yang ada dan memburuknya kualitas habitat danau semakin memperparah kondisi keberadaan udang hias endemik ini.

Untuk menjaga keberlangsungan keanekaragaman hayati dari kepunahan. LIPI bersama dengan instansi terkait, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehuatanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, terus berupaya menjaganya agar tak tergerus kepunahan dan tetap lestari.

KLIK INI:  Dianggap Membawa Keberuntungan, 4 Hewan Ini Diburu dan Terancam Punah