Hutan Bukan Tempat Sampah, Kolaborasi Bersih Sampah di TN Babul

oleh -181 kali dilihat
Hutan Bukan Tempat Sampah, Kolaborasi Bersih Sampah di TN Babul
Kepala Balai TN Babul tampak antusias dalam aksi bersih di Karaenta - Foto: Ist
Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Tepat hari Jumat (9/6/2023), orang-orang peduli lingkungan berkumpul di kawasan wisata Pattunuang. Berkumpul untuk menyemarakkan kegiatan kampanye dan aksi bersih sampah di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul).

Balai Taman Nasonal Bantimurung Bulusaraung menjadi penggerak semarakkan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia melalui kampanye dan aksi bersih sampah. Kegiatan ini juga menjadi rangkaian road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2023.

Kegiatan kampanye dan aksi bersih sampah ini berpusat di kawasan wisata Pattunuang dan kawasan pengamatan satwa Karaenta. Pattunuang berada di Desa Samangki, Simbang, Maros. Menghilangkan tumpukan sampah di Pattunuang agar wisatawan merasa nyaman saat berkunjung. Begitu pun di hutan Karaenta, ciptakan lingkungan yang bersih untuk ekstetika dan kenyamanan satwa penghuni hutan ini. Salah satunya, rumah bagi kawanan monyet hitam sulawesi (Macaca maura).

karaenta

Beberapa tahun terakhir ini, aksi membuang sampah di tengah belantara menjadi marak di Karaenta. Mengingat jalan poros menuju Bone dan Sulawesi Tenggara ini memotong kawasan taman nasional. Memotong hutan karst Karaenta sepanjang 11 km. Perilaku kurang terpuji ini memberi dampak pada satwa di hutan, terutama bagi kawanan monyet. Tak jarang dijumpai kawanan monyet endemik Sulawesi ini mengais sampah.

“Perilaku mengais sampah ini, sedikit banyak akan berdampak pada kesehatan dan perubahan sifat liar mereka,” terang Nur Aisyah Amnur, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Camba saat kami temui.

KLIK INI:  Di September, Hampir Seluruh Wilayah Diintai Karhutla

Sedikitnya 240 peserta yang hadir berpartisipasi pada aksi ini. Turut terlibat dalam agenda tahunan ini di antaranya: staf P3E Sulawesi Maluku, Balai Besar KSDA Sulsel, Dinas Lingkungan Hidup Maros, mahasiswa Fakultas Kehutanan UNHAS, mahasiswa Fapertahut UMMA, Pemerintah Desa Samangki, Desa Labuaja, Kecamatan Simbang, Kecamatan Labuaja, Batalyon Infanteri YPR 433 Julu Siri Kostrad, Koramil Bantimurung, dan Polsek Bantimurung. Tak hanya itu, Kelompok Pengelola Ekowisata (KPE) Bislab, KPE Bantimurung, KTH Labuaja Bersatu, Balla Konservasi, FFI IP’s Sulawesi, dan  staf Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung turut terlibat.

Kampanye dan aksi bebas sampah ini dimulai dari Pattunuang. Kawasan wisata ini menjadi titik kumpul peserta yang berpartisipasi. Sebelum beraksi, peserta mendapat arahan dari Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

“Saya sampaikan terima kasih kepada kawan-kawan yang sudah sudi berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kami berharap aksi kita hari ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat di luar sana agar menjaga lingkungan sekitar. Ke depan saya juga berharap adanya pengelolaan sampah yang terintegrasi, mulai dari tata kelola produksi awal sampah hingga perlakuan di TPA,” terang Heri Wibowo, Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Setelah mendapat arahan, para peserta berbondong-bondong menuju lokasi. Nampak mereka sumringah, tak sabar menghalau sampah dari lokasi target. Sebagian peserta menuju kawasan wisata Pattunuang, lainnya menuju Karaenta.

Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin, berfokus ciptakan area berkemah Bislab bebas dari sampah plastik. Sedikitnya 15 karung sampah plastik berhasil mereka keluarkan dari sana. Sampah-sampah ini telah tertimbun tanah beberapa tahun terakhir sehingga cukup berat.

KLIK INI:  Apakah Kau Kekasih?

Tak jarang mereka harus memapahnya dengan kayu balok. Memampah berdua agar mudah terangkat. Memapahnya beberapa puluh meter kemudian kembali beristirahat. Perlahan namun pasti. Mengangkut 30-50 kg sampah, berdua. Tak jarang pundak mereka memerah menahan berat beban sampah yang mereka angkut. Mengeluarkannya sekitar satu kilometer jauhnya.

Sampah-sampah tersebut adalah sisa para wisatawan yang berkemah. Sampah tersebut mereka tumpuk di area api unggun yang telah ditata pengelola.

Dosen pendamping yang menyertai mahasiswa ini berkomitmen untuk menjaga kebersihan area berkemah Bislab.

“Kami akan mengeluarkan sampah-sampah yang menumpuk di area ini. Sampah-sampah ini cukup menggangu saat berkemah. Jika dibakar juga akan menimbulkan polusi dan sepertinya juga sulit terbakar karena sudah bercampur dengan tanah. Jadi solusi memang harus diangkut keluar,” jelas Dr. Asrianny, Dosen Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

Bagaimana dengan sampah di Karaenta? Aksi bersih sampah di tempat ini tak kalah serunya. Pesertanya lebih banyak. Lebih dari 150 orang bergerak bersama-sama. Berkelompok sepanjang jalan poros yang membelah hutan taman nasional ini. Memunguti sampah plastik yang berserakan di tepi jalan. Sampahnya bukan hanya berupa botol plastik atau pembungkus roti. Lebih dari itu, sampah yang dijumpai berupa karung-karung sampah yang seperti sengaja dibuang di tengah hutan.

Para pembuang sampah ini menganggap bahwa hutan tak berpenghuni sehingga bebas membuang sampah. Padahal di hutan ini, juga hidup makhluk ciptaan Sang Khalik lainnya. Monyet, adalah salah satu yang merasakan dampaknya. Sisa buangan makanan pengendara yang melintas menambah rasa penasaran mereka. Sehingga datang untuk mengaisnya, berharap ada makanan di sana. Saat terjadi interaksi inilah, monyet dapat terserang sakit. Lingkungannya tidak bersih.

KLIK INI:  Asyik, Agus dan yang Lahir 17 Agustus Gratis Masuk TN Bantimurung

Hal tersebut juga menjadi pemicu, kawanan ini menunggu di pinggir jalan. Selalu berharap belas kasih pengendara. Berharap ada sisa makanan untuk mereka. Pada akhirnya lambat laun, aksi pengendara ini dapat merubah perilakunya. Tak lagi mencari makan di hutan, namun hanya berharap makanan dari pengendara.

Setelah beberapa jam menghalau sampah, tak terasa dua truk sampah milik Dinas Lingkungan Hidup Kabuapaten Maros terisi penuh. Apalagi ditambah sampah dari Pattunuang menjadi lebih rapat dan berisi. Perkiraan berat sampah yang terkumpul sekitar 10 ton. Selanjutnya sampah-sampah ini diangkut menuju tempat pembuangan akhir.

Semoga aksi ini dapat menjadi contoh bagi pengendara untuk menjaga lingkungan. Karena sesungguhnya lingkungan yang bersih akan memberikan kebaikan bagi penghuninya. Menjadi lebih sehat dan nyaman untuk dihuni bersama.

Sesungguhnya hutan bukanlah tempat sampah. Jika hendak membuang sampah, carilah tempat-tempat yang telah disediakan. Jauhi kebiasaaan membuang sampah sembarang. Sampahmu adalah tanggungjawabmu, bukan tanggungjawab orang lain.

KLIK INI:  Pesan Menohok Pendiri Limbah Pustaka di Momen HPSN 2022