Pesan Menohok Pendiri Limbah Pustaka di Momen HPSN 2022

oleh -214 kali dilihat
Pesan Menohok Pendiri Limbah Pustaka di Momen HPSN 2022
Ibu Raden Roro Hendarti saat momen penjemputan sampah di Purbalingga - Foto/Ist

Klikhijau.com – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap tanggal 21 Februari. HPSN 2022 mengambil tema “Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim”. Tema ini sangat menarik mengingat masalah  sampah erat kaitannya dengan perubahan iklim.

Klikhijau menggelar diskusi live Instagramm @igklikhijau dengan Raden Roro Hendarti seorang pegiat bank sampah di Purbalingga. Ibu Roro (sapaan akrabnya) melakukan suatu inovasi menarik yakni dengan memadukan antara literasi dan edukasi lingkungan.

Karenanya, komunitasnya diberi nama “Limbah Pustaka”. Dalam bergerak mengelola sampah, Ibu Roro melibatkan semua anggota keluarganya sendiri. Jadi, suami dan anak-anaknya terlibat dalam memilah, mengelola bahkan menjemput sampah. Ini penting, sebab menurutnya kesadaran lingkungan harus dimulai dari diri sendiri dan dalam keluarga.

Namun demikian, hal paling mendasar yang perlu ditanamkan seorang pegiat sampah adalah rasa cinta dan tulus dan menjalankan aksi ini.

“Niat yang tulus dan iklas sangat penting agar kita bisa bertahan. Kalau langsung berpikir duitnya biasanya susah mas,” cerita Ibu Roro.

Setelah niatan kuat yang ikhlas dapat dibangun, keteladanan menjadi hal penting berikutnya.

KLIK INI:  Meriah, Ratusan Siswa SMA 12 Makassar Ikut Praktik Membuat Eco Enzyme

Keteladanan yang konsisten dilakukan Ibu Roro dan keluarganya kemudian menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Dari waktu ke waktu, Limbah Pustaka tidak hanya ramai dikunjungi anak-anak yang ingin mengakses bacaan buku-buku, tetapi juga para warga yang terlibat dalam pengelolaan sampah.

Semangat kolaborasi di Limbah Pustaka sangat dijaga oleh Ibu Roro. Inilah kunci eksistensi Limbah Pustaka yang membuatnya eksis sampai hari ini.

Ibu Roro memang berorientasi pada pelibatan warga di lingkungannya. Misalnya, para nasabah di bank sampahnya telah melibatkan lebih dari separuh jumlah Kepala Keluarga di desanya.

Tidak hanya itu, ragam kegiatan seperti daur ulang sampah, sosialisasi hingga penjemputan sampah juga melibatkan warga di sekitar rumahnya. Semua itu dilakukan dengan semangat gotong royong. Pesannya menarik, ia ingin mengedukasi warga bahwa masalah sampah adalah tanggungjawab bersama.

“Kami intens sosialisasi, saya dan keluarga memang turun langsung mengedukasi warga bahwa sampah adalah sahabat. Karena sampah adalah sahabat maka haruslah diperlakukan dengan baik,” demikian Ibu Roro mengajak warga.

KLIK INI:  Kabar Baik, Mangrove yang Ditanam SPJM, 90% Tetap Hidup

Menurutnya, sangatlah tidak mudah mengubah mindset masyarakat karena pada umumnya sudah mendarah daging suka buang sampah sembarangan. Namun, sebagai orang yang peduli lingkungan, Ibu Roro senantiasa tegas menegur dan menyampaikan orang-orang yang tidak peduli pada sampahnya.

“Saya tidak segan menegur orang yang buang sampah di ruang publik mas. Tidak apa, karena saya yakin, saya benar jadi saya sampaikan saja apa adanya,” katanya.

Karena itulah, ke depan, Ibu Roro mengimbau kepada pemerintah agar membuat sebuah regulasi yang kuat dimana para pihak yang misalnya buang sampah sembarangan benar-benar disanksi tegas, sebagai efek jerah. Namun demikian, sanksi dan penegakan hokum kata Ibu Roro harus dijalankan secara konsisten.

Kepada para pemuda, Ibu Roro juga mengajak perlunya sejak dini mengambil peran dalam penanganan sampah.

“Kalau di masa mudanya saja tidak peduli dengan sampah, bagaimana saat mereka tua. Perubahan iklim sudah nyata di depan mata, karena itu kita harus berpikir untuk mengubah kebiasaan kita yang kurang baik. Semua diawali dari diri sendiri. Kita tidak mungkin mengajak orang lain kalau kita sendiri tidak melakukannya,” katanya.

Ibu Roro juga menyinggung perlunya aksi bersama dalam mengurangi sampah makanan.

“Kalau ambil makanan harus secukupnya agar tidak disisa. Di sinilah pentingnya tatakrama dan kearifan lokal yang sebetulnya kita miliki termasuk dalam pola konsumsi,” tutupnya.

KLIK INI:  Petani KBA Kanreapia dan Brimob Berbagi Sayur ke Panti Asuhan di Gowa dan Makassar