- Keladi Hias dan Ibu - 05/04/2025
- Katilaopro, Pakan Andalan Anoa yang Meresahkan Petani - 02/04/2025
- Gelisah Burung-Burung - 30/03/2025
jalan di bawah sana menuju dan meninggalkan arah rumahmu. terus bergerak pada alamat di lekuk alismu tanpa polesan pensil itu. pada pipimu tanpa makeup
kau anak laut, segala di kulitmu adalah cerita. pensil alis dan makeup adalah kota yang menyesakkan kepala. kepalamu adalah pulau dan gemuruh ombak.
ibu adalah pantai, tempat pasir semai ceritanya. tentang bekas kali, sinar bulan, paparan matahari. ayah adalah perahu, mencari pantai melepas semua gelombang di kepala
kau, pantai, perahu, dan gelombang itu.
jalan di bawah sana itu. membawa segala pelukan dan pisah. kau perlu ada di mana. cerita ini adalah cerita yang muaranya laut di depan rumahmu. apakah kau seorang kekasih
kau anak pantai, aku berada di darat mengirim rindu gunung pada pelukmu. apa kau seorang kekasih?
pertanyaan-pertanyaan itu terus berjalan mengikuti jalan di bawah sana. terus saja menuju laut, di sana ada kamu dan tak ada lagi pertanyaan
apa kau seorang kekasih
…..kau adalah doa..…
dan laut mulai hitam pekat
sampah-sampah menuju depan rumahmu
kau tetiba ingin jauh dari pantai
Penulis: Rianto Syam, Lahir di Makassar 1988. Jatuh cinta pada puisi saat duduk di kelas satu SMA