Teknik Ecoprint Hadirkan Busana yang Ecofriendly

oleh -2,492 kali dilihat
Teknik Ecoprint Hadirkan Busana yang Ecofriendly
Ilustrasi ecoprit/foto-nandakurniay.
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Daun-daun yang jatuh di halaman rumah kerap dianggap mengotori. Namun, daun-daun ini ternyata bisa diubah menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tambah. Hal tersebut dilakukan oleh Mutiara Arsya Vidianinggar Wijanarko dengan usaha ecoprint bernama “Reramban”.

Dilansir dari Tribunnews.com, bisnis ini didasari oleh konsep ecofriendly dengan memanfaatkan daun-daun yang berguguran. Mutiara sadar jika membuat produk yang unik dari bahan-bahan yang diremehkan orang sekaligus ramah lingkungan bisa menjadi alternatif kekinian.

Ia memanfaatkan daun-daun kering yang ada di sekitar rumah, seperti daun jarak, kesumba, kalpataru, jenitri, dan eucalyptus untuk memberi motif pada beragam busana. Seperti kemeja, jaket, blouse, tas, hingga dompet.

KLIK INI:  Ajaib! Koran Ini Bisa Jadi Tanaman di Jepang

Cara membuatnya dengan menyiapkan kain sutera, katun, rayon ke dalam cairan yang mengandung unsur logam. Lalu, daun-daun dibentuk pola di atas kain, kemudian dipanaskan (steam) selama kurang lebih 3,5 jam.

“Proses yang paling menentukan yaitu ketika menunggu hasil steam-an. Karena ecoprint ini ajaib, belum tentu yang kita harapkan bisa jadi. Kita tidak bisa menebak hasilnya. Maka dari itu, kemungkinan hasilnya sama itu kecil,” kata Mutiara, Rabu, 28 Agustus 2019.

Harga dari produknya sendiri berkisar antara Rp400-550 ribu, dengan omzet Rp8-10 jut per bulan. Dipasarkan hingga tingkat Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur lewat pameran-pameran.

KLIK INI:  10 Hijab Ramah Lingkungan yang Perlu Diketahui Para Hijabers
Jawaban Polusi Industri Pakaian

Ide ini juga menjadi jawaban dari industri pakaian Indonesia yang menghasilkan polusi yang tidak kecil. Juga sebuah usaha kampanye ecofriendly di ranah busana yang mengusung peduli lingkungan.

Hal yang sama dilakukan oleh “Mara & Sisca”, sebuah brand pakaian asal Yogyakarta dengan memanfaatkan dedaunan, serat kayu, dan serat kerami. Terkhusus daun, yang digunaan berupa daun kenikir, marenggo, kelor, atau bayam. Sedang kainnya memakai sutera, katun, dan linen.

“Dedaunan ini kita buat untuk motif pakaian, benar-benar daun yang kita langsung tempel di kain. Caranya dengan daun di letakan di atas kain, lalu kain tersebut dipukul-pukul menggunakan batu. Tapi pastikan daun tidak hancur,” ujar Fransisca Anandani salah satu founder seperti dikutip dari Fimela.

KLIK INI:  Memanfaatkan Sampah Botol Plastik Untuk Membuat Kebun Hidroponik, Ini Tipsnya!

Kandungan zat tanin pada daun memberikan karakter warna yang kuat, seperti terlihat pada daun pohon jati, teh, juga daun yang dipilih Mara & Sisca lainnya.

“Kini sedang tren go green dan kita juga suka alam, gardening, dan suka fashion. Jadi kecintaan tersebut kita tuangkan dalam sebuah koleksi pakain ecofriendly,” tambah Sisca.

Secara umum, teknik ecoprint merupakan metode memberikan pola dan warna pada kain memakai bahan-bahan alami. Seperti daun-daunan, bunga, ilalang, dan lainnya. Ada dua cara membuat ecoprint, yakni dengan memukul (pounding) dan kukus (steaming).

KLIK INI:  Rasakan 5 Manfaat dari Perilaku Ramah Lingkungan