Tahapan Menuju Sempurna bagi Seekor Kupu-Kupu

oleh -53 kali dilihat
Kupu-kupu ekor sriti
Kupu-kupu ekor sriti di Bantimurung, foto: Taufiq Ismail
Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Pasti sudah pada paham ya? Bahwa seekor kupu-kupu memiliki siklus hidup yang sempurna. Siklus hidup mulai dari telur, ulat, pupa, dan imago. Pemahaman tersebut telah kita dapatkan bersama di bangku sekolah. Namun itu baru teori.

Seru nampaknya jika kita bisa mengikuti siklus kehidupan mereka.

Beberapa pekan lalu, tepatnya tanggal 7 Maret 2025, saya mulai menemukan ulat dan prepupa di sebuah batang jeruk nipis. Bertemu di salah satu dusun yang berada di Desa Samangki, Simbang, Maros. Lokasinya dekat hutan karst Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Tiga hari berikutnya saya mengecek jeruk nipis yang berada di belakang rumah warga ini. Prepupanya sudah berubah menjadi pupa alias kepompong. Sementara itu, juga masih terdapat beberapa dalam tahapan ulat. Ada yang masih berwarna coklat berukuran kecil. Ada pula ulat yang berukuran cukup besar dan berwarna kehijauan.

KLIK INI:  Sambut Hari KEHATI 2020, BBKSDA Sulsel Lepasliarkan Satwa ke Alam

Ulat ini juga ternyata mengalami beberapa kali pergantian kulit. Jadi awalnya hanya berukuran mini. Apalagi yang baru menetas dari telur. Kemudian setidaknya 5 kali mengalami pergantian kulit atau Molting, hingga sebesar jari kelingking orang dewasa.

Pada fase ulat, ia akan terus memakan tumbuhan inangnya. Mengunyah daun yang menjadi makanannya. Tumbuhan inang bagi setiap spesies kupu-kupu berbeda-beda. Induk betina akan mengenalinya dengan merabanya terlebih dahulu. Meraba dengan menggunakan kaki depannya. Ia akan terbang untuk mengecek satu per satu tumbuhan yang berada di habitatnya.

Setelah menemukannya, ia kemudian meletakkan telurnya. Umumnya mereka meletakkan telur pada pucuk atau pun di bawah daun tumbuhan inang. Meletakkan di pucuk agar ulat belia lebih mudah mengkonsumsi daun muda. Meletakkan di bawah daun agar terhindar dari predator seperti semut atau pun serangga lainnya.

KLIK INI:  Intip Metamorfosa Sempurna Kupu-Kupu

Temuan ulat dan kepompong membuat saya penasaran. Saya kemudian bertanya pada grup WhatsApp: Sahabat Kupu-kupu Indonesia. Kumpulan penyayang kupu-kupu dari berbagai daerah di nusantara.

Menanyakan spesies kupu-kupu dari tahapan yang ada. Tak banyak yang bisa mengenalinya. Mereka berkilah tidak begitu paham bentuk ulat dan pupa kupu-kupu di Sulawesi. Mengingat di Sulawesi ada banyak spesies endemik.

Beruntung salah seorang kawan dari Palu, memberi kabar bahwa kemungkinan besar kupu-kupunya adalah Papilio ascalaphus.

“Dari bentuk ulatnya yang sudah instar terakhir, lebih cenderung ke kupu-kupu ekor walet ascalaphus, nama Indonesia untuk spesies Papilio ascalaphus,” balasan pesan singkat Muslim Aulia Furgan, Sahabat Kupu-kupu Indonesia yang berdomisili di Palu, Sulawesi Tengah.

Wah saya jadi senang mendengarnya. Mengingat selama ini sepengetahuan saya, ascalaphus lebih menyukai jeruk bali sebagai tumbuhan inangnya. Ini juga menjadi tambahan ilmu bagi saya dan ilmu pengetahuan secara umum.

KLIK INI:  Bercengkrama dengan Satwa Karst Di Rimba Malam

Hal tersebut membuat saya tambah penasaran. Karena itu saya berniat untuk merawatnya. Setidaknya sebuah kepompong. Untuk menguatkan pembuktian bahwa benar, kepompong tersebut adalah bagian tahapan kehidupan kupu-kupu ekor walet ascalaphus.

Incaran predator

Presentase keberhasilan menet as di alam juga cukup menantang bagi kepompong. Beragam predator yang mengincarnya. Satu suntikan predator, cukup untuk membuat kepompong gagal menetas menjadi kupu-kupu yang menawan.

Namun begitulah alam bekerja. Boleh jadi kupu-kupu akan menghasilkan beberapa telur, puluhan atau bahkan ratusan jumlahnya, namun hanya sebagian yang akan menjadi ulat. Begitu pun saat menjadi ulat, ada sejumlah pemangsa mengintainya. Burung, capung, atau bahkan cicak. Padahal terkadang ia telah berkamuflase dengan mengikuti warna sekitarnya. Berwarna hijau seperti daun tempat ia mengunyah lembar demi lembar.

KLIK INI:  Meniran, Tumbuhan Liar yang Bisa Melindungi Hati

Dari sebagian ulat yang tersisa, jumlahnya akan terus berkurang untuk tahapan menjadi kepompong. Begitu pun saat menjadi kepompong, ada serangga tertentu yang menjadi predatornya. Serangga yang menjadikan kepompong sebagai tempat ia bertelur. Menjadikan kepompong gagal karena terganggu proses pembentukan bagian-bagian tubuh kupu-kupu.

Kepompong layaknya manusia yang sedang berpuasa. Tak makan dan minum, namun terus berbenah diri. Menuju puncak kemenangan. Menjadi kupu-kupu yang lentik dengan sayap berwarna-warni. Saat terbang nampak kemayu. Memikat siapa pun yang melihatnya.

Bagi manusia yang berpuasa, menyiapkan diri menuju puncak. Beramal dan Memperbaiki akhlak menuju kemenangan. Kemenangan menjadi manusia berbudi pekerti baik, berfaedah bagi manusia lain dan alam sekitarnya.

KLIK INI:  Sungguh Memikat Namun Berbahaya, Berikut 5 Jenis Satwa Beracun di Indonesia

Oh ya setelah menjadi kupu-kupu dewasa, ia juga tak luput dari predator. Burung, soa-soa atau bahkan capung mengincarnya di alam. Namun lebih dahsyat lagi, jika ia tertangkap jaring pemburu. Ia akan tercekik oleh dua jari si predator. Memanennya tanpa belas kasihan. Sungguh ironi. Saya kira manusia termasuk predator puncak bagi kupu-kupu. Bahkan di beberapa wilayah di tanah air, mereka juga mengincar ulat kupu-kupu sebagai sumber makanan.

Saya terus memantau perkembangan tahapan si kupu. Terakhir kemarin, tanggal 20 Maret 2025 saya kembali menyapanya. Kepompongnya masih bertengger anggun di batang jeruk. Ulat entah ke mana bersembunyi. Barangkali juga sudah berubah menjadi kepompong. Mudah-mudahan mereka bisa survive hingga menjadi imago yang menawan.

Pasti penasaran dengan wujud kupu-kupunya ya! Saya pun tak kalah antusiasnya menanti mereka menetas dari kepompong. Mencapai puncak kemenangannya.

KLIK INI:  4 Jenis Kupu-Kupu Ini Dilindungi di TN Bantimurung Bulusaraung