Kupu-kupu Terancam Punah, Piramida yang Lain Juga Ikut Hancur Termasuk Manusia

oleh -9 kali dilihat
Cethosia myrina, Kupu-kupu Sayap Renda yang Semakin Langka
Cethosia myrina, Kupu-kupu Sayap Renda yang Semakin Langka/Foto-Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Kupu-kupu adalah salah satu spesies serangga yang memiliki keindahan tak tertandingkan. Serangga yang tergolong dalam ordo Lepidoptera (serangga bersayap sisip) ini memiliki tubuh ramping dengan sayap warna-warni dan dua antena berbentuk tongkat.

Filosofi kupu-kupu melambangkan kebebasan manusia, di mana kupu-kupu bebas terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainnya.

Kehadiran kupu-kupu pun sangat membantu tanaman lain seperti buah-buahan, sayuran, dan bunga untuk menghasilkan benih baru.

Namun benarkah kupu-kupu akan punah??.

KLIK INI:  Ngeri, Tempat Paling Terpencil di Dunia Pun Tercemari Plastik

Kecantikan kupu-kupu menjadi salah satu hewan eksotik yang dikoleksi dalam pigura. Orang-orang kaya Eropa bahkan menjadikan kupu-kupu sebagai simbolik status kekayaannya pada zaman Victoria.

Hampir 165 tahun para kolektor di dunia masih menjadikan kupu-kupu sebagai primadona dengan jenis kupu-kupu yang paling diincar adalah Ornithoptera yang dapat dijumpai di wilayah utara termasuk Papua dan Maluku.

Dibandingkan kupu-kupu lain, jenis kupu-kupu Ornithoptera memiliki sayap yang besar dan gaya terbangnya yang lebih mirip burung. Dilansir dari Project Multatuli jenis Ornithoptera priamus merupakan salah satu invertebrata yang masuk dalam daftar appendix II CITES (Convention on International Trade in Endangered Speciesof Wild Fauna and Flaura) yang dapat diperjual belilan dengan syarat dan izin tertentu.

KLIK INI:  Tak Hanya Disayur, Gambas Bisa Diolah Jadi Sabut Cuci Piring Alami

Dalam buku Jessica Speart “Winged Obsession” menelusuri penyelundupan kupu-kupu dan ditemukan bahwa industri ini diperkirakan memiliki nilai sebesar 200 juta USD pertahunnya. Para kolektor memamerkan hobi mereka yang ironisnya rata-rata spesies eksotik berasal dari Indonesia.

Membentuk 70% dari semua hewan di Bumi

Sebagaimana dicatat oleh IUCN, dari sekitar 1,5 juta spesies yang tercatat di seluruh dunia, 1.053.578 adalah serangga. Ini berarti serangga membentuk sekitar 70% dari semua hewan di Bumi.

Adapun kupu-kupu sendiri, terdapat sekitar 18.000 spesies kupu-kupu di dunia, sekitar 2.400 diantaranya dapat ditemukan di Indonesia. Jumlah ini bahkan bisa lebih tinggi, karena para ilmuwan meyakini banyak serangga yang hidup di hutan tropis masih belum teridentifikasi.

Laporan Reuters tahun 2022, “Runtuhnya Serangga,” mengungkapkan bahwa sekitar 5 hingga 10 persen spesies serangga telah hilang selama 150 tahun terakhir. Ini setara dengan antara 250.000 dan 500.000 spesies. Tidak ada alasan tunggal untuk penurunan populasi.

KLIK INI:  Catat! Ini 18 Tanaman Pangan yang Cocok untuk Sistem Akuaponik

Faktanya, serangga kecil ini sebagian besar menderita ancaman seperti penggundulan hutan, alih fungsi lahan, pertanian industri, pestisida, polusi cahaya, perburuan liar, dan krisis iklim yang makin memburuk. Penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut, meskipun perkiraannya bervariasi karena kurangnya penelitian.

Selama dekade terakhir, Bumi terus mengalami peningkatan suhu yang signifikan di daratan dan lautan.

KLIK INI:  Risiko Kepunahan Ancam Burung Penyelam Lebih dari yang Dibayangkan

Menurut EU C3S (Layanan Perubahan Iklim Copernicus), tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Antara tahun 1850 dan 1900, suhu rata-rata global melewati ambang batas 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

Sebuah studi dalam jurnal PNAS memperkirakan bahwa jika suhu terus meningkat, kita bisa kehilangan sepertiga kehidupan tumbuhan dan hewan dalam 50 tahun ke depan. Itu artinya keruntuhan piramida, termasuk manusia akan menjadi nyata.

KLIK INI:  Gerimis dan Bunga Pagoda yang Menggoda Troides Helena