- Menangisi Kekeringan - 08/02/2025
- Surian, Pendatang Baru yang Jadi Primadona - 30/01/2025
- Bukan karena Hujan, Sabaria - 12/01/2025
Sebagai Rerumputan
ban mobil bekas itu kau bawa ke atas bukit. tiga hingga lima tetes keringat menetes dari porimu begitu sampai.
kau menghela napas berkali-kali agar benar-benar tak putus. setelahnya kau meneguk air dari tumbler berwarna biru tua. hadiah ulang tahun yang jatuh tempo
ban mobil bekas itu kau dapat dari kabupaten seberang. tatapan sinis dan tawa tertahan menanti dan mengiringimu, serupa sumpah serapa atas kegagalanmu menjadi pegawai kantoran
di atas bukit yang kau namai kehidupan itu, ban-ban mobil bekas kau tata, menjadi tempat duduk. tempat siapa saja melepas lelah dan melahap padi-padi menguning
orang-orang yang datang duduk, tetap saja membincang kegagalanmu jadi pegawai kantoran
dan kau jadi rerumputan, tetap tumbuh dan menghijau
tandabaca, 24 Nov 2024
Rencana Keras Kepala
dua ekor cui-cui bertengger manja di dahan pohon sengon itu. dahan yang berkali-kali akan dipangkas, namun selalu gagal
kegagalan adalah kawan bagi rencana yang tak keras kepala.
dua ekor cui-cui itu berlompatan dari satu ranting ke ranting lainnya. merayakan kegagalan memangkas ranting pohon sengon itu.
ranting pohon dan cui-cui, sepasang rindu yang saling mencari. doa-doanya menggagalkan rencana yang tak keras kepala
tandabaca, Nov 2024
Kupu-Kupu di Kepala
kau sedang duduk sendiri menatap padi yang telah dipanen. kau tak lagi bisa menghitung, berapa puluh kali panen yang kau lewatkan dengan mimpi segenggam beras yang ditanak dengan air dari keringatmu
kabut datang mengepungmu, mengaburkan semua mimpi yang terzalimi dompet kosong dan tenaga mendingin
pohon-pohon telah banyak tumbang di kepalamu. kau menggantinya dengan tanaman bunga. kau ingin kupu-kupu mengunjungi kepalamu tanpa hari libur
tandabaca, 24 November 2024