Klikhijau.com – Waktu perkecambahan tumbuhan memainkan peran penting dalam membentuk seluruh ekosistem, bukan hanya spesies tumbuhan secara individual. Saat benih mulai tumbuh, waktunya menentukan seberapa baik benih tersebut bersaing untuk mendapatkan sumber daya seperti sinar matahari, air, dan nutrisi.
Namun, perkecambahan saat ini mengalami perubahan sebagai respons ekosistem pada dunia yang semakin memanas
Dampaknya adalah beberapa tumbuhan beradaptasi dengan cepat terhadap suhu yang lebih hangat. Mereka berkecambah lebih awal di musim tersebut, sementara yang lain tetap pada jadwal biasanya.
Perubahan waktu ini dapat mengganggu keseimbangan ekologi, memungkinkan spesies tertentu mendominasi dan mengubah komunitas tumbuhan secara keseluruhan.
Jika suatu spesies berkecambah lebih awal, spesies tersebut dapat tumbuh lebih besar dan menempati lebih banyak ruang, sehingga mengalahkan spesies lain yang berkecambah kemudian.
Seiring berjalannya waktu, perubahan ini dapat memengaruhi spesies mana yang tumbuh subur dan mana yang menurun – yang pada akhirnya memengaruhi hewan, serangga, dan organisme lain yang bergantung pada tanaman tersebut.
Untuk menjelaskan fenomena ini, Holden Forests & Gardens melakukan studi yang menjelaskan bagaimana pemanasan memengaruhi komunitas tumbuhan dengan mengubah waktu perkecambahan.
Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Ecology tersebut, seiring dengan percepatan perubahan iklim, pergeseran waktu perkecambahan mengubah ekosistem dengan memengaruhi jaring makanan, persaingan spesies, dan keanekaragaman hayati.
Ada berkecambah lebih awal
Beberapa tumbuhan berkecambah lebih awal karena pemanasan, sehingga memperoleh keunggulan kompetitif dibanding yang lain.
Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam struktur komunitas tumbuhan, di mana spesies dominan tumbuh subur sementara yang lain mengalami kesulitan.
Seiring berjalannya waktu, perubahan ini berdampak pada herbivora yang bergantung pada tumbuhan tertentu untuk makanan, yang pada gilirannya memengaruhi predator dan ekosistem yang lebih luas.
Penelitian di Holden Forests & Gardens tersebut berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana perubahan ini terjadi.
Dengan mempelajari fenologi – waktu terjadinya peristiwa alam – para ilmuwan dapat memprediksi dan mengelola dampak perubahan iklim terhadap komunitas tumbuhan. Pengetahuan ini sangat penting bagi upaya konservasi, membantu pengelola lahan memulihkan dan menjaga keanekaragaman hayati.
Karena ekosistem terus berubah, pemahaman fenologi akan sangat penting dalam mengembangkan strategi untuk beradaptasi dengan dunia yang memanas dan melindungi keseimbangan ekologi.
Untuk lebih memahami bagaimana perubahan iklim memengaruhi komunitas tumbuhan, tim peneliti yang dipimpin oleh Emma Dawson-Glass dari Stuble Lab tersebut melakukan studi terkontrol. Mereka berfokus pada 15 spesies tumbuhan yang umum ditemukan di ekosistem lahan lama.
Para peneliti merancang percobaan yang mensimulasikan dua kondisi suhu: satu mencerminkan kondisi iklim saat ini dan satu lagi lebih hangat 3°C untuk meniru skenario pemanasan di masa mendatang .
Pengaturan ini memungkinkan mereka mengamati bagaimana perubahan suhu memengaruhi waktu perkecambahan benih.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menentukan spesies tanaman mana yang berkecambah lebih awal saat pemanasan dan bagaimana perubahan itu memengaruhi interaksi tanaman.
Jika spesies tertentu tumbuh lebih awal, mereka dapat memperoleh keuntungan kompetitif, tumbuh lebih besar dan mengalahkan tumbuhan lain dalam hal sinar matahari, nutrisi, dan air. Proses ini dapat mengubah komposisi komunitas tumbuhan dan mengganggu keseimbangan ekologi.
Mempengaruhi ekosistem
Temuan ini memberikan bukti kuat bahwa perubahan iklim telah memengaruhi ekosistem. Mempelajari pola-pola ini sangat penting untuk memprediksi perubahan di masa mendatang dan mengembangkan strategi untuk mengelola dan memulihkan komunitas tumbuhan seiring dengan terus menghangatnya iklim.
Penelitian menemukan bahwa tumbuhan dengan fleksibilitas fenologi yang lebih besar memiliki keunggulan kompetitif.
Spesies tanaman seperti curly dock (Rumex crispus), wrinkleleaf goldenrod (Solidago rugosa), dan tall ironweed (Vernonia gigantea) tumbuh lebih besar secara signifikan saat berkecambah lebih awal di lingkungan yang hangat .
Sementara itu, spesies seperti spotted St. John’s wort (Hypericum punctatum), bristly buttercup (Ranunculus pensylvanicus), dan Canada goldenrod (Solidago canadensis) tumbuh lebih baik dalam kondisi saat ini, namun kesulitan ketika pemanasan mengubah waktu pertumbuhannya.
Namun, tidak semua tanaman menunjukkan respons yang jelas – beberapa mempertahankan pertumbuhan yang stabil terlepas dari pemanasan. Variabilitas ini menunjukkan bahwa perubahan iklim tidak akan memengaruhi semua spesies secara merata, sehingga menciptakan masa depan yang tidak dapat diprediksi bagi komunitas tumbuhan.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanasan dapat mengubah urutan kedatangan spesies, yang pada akhirnya membentuk kembali komposisi komunitas,” kata Dawson-Glass. Temuan ini sangat penting bagi para konservasionis dan ahli ekologi yang berupaya memulihkan dan mengelola komunitas tumbuhan di dunia yang berubah dengan cepat.
Studi ini juga menyoroti kepekaan fenologi, kemampuan spesies untuk menyesuaikan waktu mereka sebagai respons terhadap perubahan musim.
Hasil penelitian tersebut memberikan perspektif baru tentang bagaimana perubahan iklim telah membentuk ekosistem dengan cara yang baru mulai kita pahami.
Sumber: Earth