Sungai dan Napas Bapak

oleh -74 kali dilihat
Ilustrasi sungai-foto/Pixabay
Nona Reni

Sungai dan Napas Bapak

 

Ada hal yang selalu aku ingat;
Punggung ibu, jalan setapak
Juga tapak kakiku yang tak mengenal sepatu.
Menapak bebatuan

Hal yang membuatku bebal dan belajar kebal atas segala sesal
Kaki kecilku tertusuk ranting peninggalan bapak
Menjelma luka di balik pepohonan

Ia tumbuh tiba-tiba di halaman dadaku
Berbunga rindang sekali
Wanginya membuatku batuk berdahak

Ada hal yang ingin aku lupa, harga beras dan nota harga di atas kertas bergambar hari Senin

Juga tentang sungai di belakang rumah yang menghabisi separuh napas bapak

Oh sungguh, aku dan bapak tak pandai berenang.
Sedangkan air sungai semakin sering berkunjung ke dalam rumah
Napas bapak semakin payah

2023

KLIK INI:  Membaca 7 Puisi Beraroma Laut dari Tri Astoto Kodarie

Lidah Hijau

 

Dan kini aku adalah engkau.
Tetirah dalam mimpi-mimpi sekarat
Berkarat dalam suhu yang merampas semua keringat

Kata kerja telah pulas sekarang
Lalu malam berusaha membelokkan roda-rodanya yang tak nampak. Asing keparat

Aku sebagai engkau tiba di sungai waktu
Berkelana menerobos bayang-bayang pepohonan
Jadi burun-burung

Ada bulan yang sinarnya berguguran
Angin mengisari takdirnya, menenun resah yang dibincangkan jalanan
Belukar bagai ancaman liar
Seperti sarang lebah dan batu karang

Aku mendengar engkau bernyanyi mengupas biji hari
Pohon pinus berbincang dengan lidah hijau rerumputan

Mengenang sebagaimana aku adalah engkau dulu.
Pohon-pohon yang melap peluhmu
Hujan yang mencuci rambutmu
Kicau burung, menghiburmu dalam perjalanan menuju gunung

2023

KLIK INI:  Menakar Seduhan Kopi untuk Ayah

Pohon Penyambut Tamu

 

Dari segala sisi kulihat pinggangku berkabut
Kesunyian memburu sisa-sisa perih di jemari

Gumam ombak yang pecah, genta jatuh di wajah senja.
Angin mengembara di atas kerinduan terakhirku yang berkeriut

Aku seorang yang kehilangan segalanya
Membiarkan sepasang mata dalam pejam
Lalu lengan dingin merangkum tubuhmu dalam kematian yang tipis

Hujan turun
Mengapa cinta tak turun jua dalam secawan anggur?
Padahal natal sehari lagi sampai
Pohon-pohon telah ditebangi
Untuk dihias menyambut tamu di ruang depan

2023

KLIK INI:  7 Puisi Frans Nadjira yang Bermetafora Alam untuk Mengenang Sang Penyair