Menakar Seduhan Kopi untuk Ayah

oleh -162 kali dilihat
Anda Peminum Berat Kopi? Klik dan Ketahui Risikonya
Ilustrasi kopi/Foto-pixabay
Irhyl R Makkatutu

Menakar Seduhan Kopi untuk Ayah

 

aku baru saja mengantar ibu ke kebun
tempat segala mimpinya tumbuh bertumbuh

pohon-pohon kopi tanpa buah menyambut lesu,
ibu terdiam, ditatapinya pohon kopi itu
buah kopi telah lama menghilang
tepat sejak kemarau lupa berkunjung

gulma tumbuh subur, sergapi kopi di kebun ibu
dua atau tiga ekor lintah darat mendarat di kulit
darah menetes basahi tanah

tanah bisa menerima semua yang ditumpahkan,
segala yang ditanam, seluruh yang dibuang

senyum ibu menghilang, lenyap ditelan pohon kopi tiada buah itu

hujan kini lebih bersetia berkunjung dari kemarau
penanda musim hilang tiada bekas
tetua mulai sakit kepala

mata ibu, kini berubah pula musim hujan
air matanya adalah kopi susu kesukaan orang kota
tempat segala pasal-pasal dimuntahkan

ibu berjalan ke kebun, menatapi pohon-pohon kopi itu,
menghitung berapa biji kopi dalam satu pohon.

cukupkan diseduh untuk ayah?
ibu menakarnya dengan pelukan

Januari 2023

KLIK INI:  Menyerap Beragam Manfaat Kopi tanpa Gula bagi Kesehatan

Belajar Buang Sampah

 

ia menenteng nasi padang itu ke meja. duduk lalu melahapnya, tanpa cuci tangan.
tak ada kobokan di meja makan, hanya ada sendok dan garpu, juga sumpit.
tiada pula air dalam gelas, tiada asap rokok

ia melahap nasi padang itu, orang-orang datang dan pergi.
yang pergi membawa sampahnya sendiri
membuang pada tempat semestinya

buang sampah sendiri itu kesopanan
sopan itu tak merepotkan orang lain

seusai makan, ia meneguk air dari tumblernya
mencuci tangan sekadarnya
memunguti sampahnya, membawanya ke tempat sampah

ia tersenyum, singapura mengajarinya membuang sampah pada tempatnya.

Januari 2023

KLIK INI:  Aku Akar itu, Kau Pohon itu

Hujan Resah Meresahkan

 

sepotong video pendek kau kirimkan
aku memutarnya, kupikir itu video menjemur pakaian atau video porang mulai hijau di kebunmu
porang yang kau bawa bibitnya dari kampungku di bulan juli.

setelah membujuk jaringan yang ditelan hujan berhari-hari, video itu terbuka
seorang ibu meraung, air coklat susu telah mengepungnya
menyapu segala yang dilaluinya

hujan telah tiba sejak seminggu lalu
air hujan puyeng mengalir ke mana
air itu mampir di rumah ibu itu
menari di halamannya hingga ke kamar tidur, juga dapur

anak si ibu dalam video itu menyemangati ibunya
“sabar ibu, kuat ibu”
anak itu terus merekam ibunya yang gigil dalam kepungan banjir. terus saja

hujan mulai tiada menentu tibanya
tiba dengan resah meresahkan

Januari 2023

KLIK INI:  Perempuan Beraroma Kopi