Saat Jokowi Menanam Mangrove, Herianto Terkantuk-kantuk di Luppung

oleh -220 kali dilihat
Kawasan Wisata Mangrove Luppung, Bulukumba
Kawasan Wisata Mangrove Luppung, Bulukumba-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Herianto dan Joko Widodo (Jokowi) tidak saling kenal. Hubungan keduanya hanya antara presiden dan rakyat. Dan Herianto ada dalam posisi sebagai rakyat.

Hal lain yang menghubungkan keduanya adalah  mangrove. Beberapa hari lalu Presiden Republik Indonesia itu terlibat langsung dalam aksi penanaman mangrove dua tempat, Desa Muntai Barat, Bengkalis dan Kota Batam.

Di saat bersamaan, jauh dari Bengkalis dan Kota Batam, Herianto sedang menatapi mangrove. Sama seperti Jokowi yang menatap mangrove sebelum menanamnya.

Saat Jokowi menanam mangrove, Herianto berada di Kabupaten Bulukumba, salah satu kabupaten yang terletak di Selatan Kota Makassar, Sulsel. Ia berada di Kawasan Wisata Mangrove Luppung menjaga pos masuk.

KLIK INI:  7 Fakta Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Gandang Dewata

Jika di lokasi Jokowi menanam mangrove sangat riuh. Maka  di tempat Herianto menjaga gawang (pos) sangat sepi. Apalagi bukan hari libur di tanggal 28 September 2021 itu.

“Sangat sedikit yang datang, kemarin empat orang saja. Pengunjung biasa datang saat sore hari,” ujarnya, Sabtu 2 Oktober 2021.

Herianto sepertinya bukanlah nama populer di kampungnya, Desa Manyampa. Sebab ketika Alimuddin beserta istrinya lewat, mereka menyapa Herianto dengan panggilan Acho.

Lelaki kelahiran 28 Oktober 1999 itu memang ditugaskan sebagai penjaga gawang Wisata Hutan Mangrove Luppung, Bulukumba. Pembawaannya ramah. Ia akan senang diajak berbincang.

Meski sepi dari pengunjung. Ia tetap  bertugas dengan setia—menunaikan tanggung jawabnya.

“Saya mulai jaga dari pagi, sekitar jam 7 hingga magrib,” terangnya.

Kesetiaan dan tanggung jawabnya menunggu pengunjung datang mengunjungi kawasan wisata mangrove yang dijaganya memang patut diacungi jempol. Ia hanya akan absen ketika sedang ada hal penting, dan akan digantikan oleh orang lain.

Kawasan Wisata Mangrove Luppung
KLIK INI:  Tandabaca, Sepotong Surga yang Diletakkan di Desa Kindang
Dikelola Bumdes

Karcis masuk ke Wisata Mangrove Luppung cukup terjangkau, hanya  seharga lima ribu rupiah untuk orang dewasa dan dua ribu rupiah untuk anak-anak persatu orang.

Wisata Mangrove Luppung merupakan wisata alam yang belum lama dikembangkan. Baru dua tahunan atas inisiatif dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mutiara Manyampa, Desa Manyampa.

“Saya tamat SMA 2019, saat itu tempat ini baru dibuka. Jadi baru sekitar dua tahunan,” tambahnya.

Ia juga membeberkan jika Wisata Mangrove Luppung hanya ramai dikunjungi ketika awal-awal dibuka. Namun, seiring berjalannya waktu pengunjung kian menyusut.

Meski pengunjung menyusut secara drastis, semangat, tanggung jawab, dan kesetiaan Herianto tidak susut. Ia tetap setia datang menjaga gerbang mangrove Luppung.

Anak tunggal itu merasa bersyukur karena mendapat pekerjaan di desanya sendiri, Desa Manyampa sehingga ia tidak perlu merantau jauh dari orang tuanya.

Menjadi tunggal (sendiri) sepertinya memang takdir yang harus dijalaninya, sebab di pekerjaan sebagai penjaga gerbang Wisata Mangrove Luppung pun ia pun bertugas seorang diri.

“Hanya saya saja yang bekerja di sini, saya sendiri yang berjaga daripada hanya tinggal di rumah” katanya lagi.

Herianto memang menikmati pekerjaannya. Apalagi persoalan makan, ia tidak perlu terlalu risaukan sebab ada uang makan dialokasikan sebesar 15 ribu sehari. Namun, ketika ditanya berapa honor atau gaji yang diterimanya perbulan. Ia enggan menyebutnya.

“Tergantung pengunjung,” ungkapnya.

Kawasan Wisata Mangrove Luppung, Bulukumba
KLIK INI:  Menjelajah Eksotisme Wisata Alam Kabupaten Soppeng
Memberi ketenangan warga

Bukan hanya Herianto yang merasa tenang dan senang mendapat pekerjaan di kampung sendiri. Tapi, juga warga merasa tenang karena abrasi pantai tidak meluas.

“Seandainya tidak ada mangrove ini, mungkin laut sudah sampai di sana,” kata Herianto sambil menunjuk salah satu empang. Jarak empang itu sekitar 100 meter dari tempat ia duduk.

Apa yang dikatakan Herianto juga diakui Alimuddin (60) tahun. Lelaki yang akan berburu kerang itu bahkan mengungkapkan hal yang lebih “mengerikan” daripada yang dikatakan Herianto.

“Jika tidak ada ini bako, mungkin air laut sudah sampai ke rumah penduduk. Apalagi di bulan Januari saat ombak tinggi,” ungkap Alimuddin.

Keberadaan mangrove Luppung, meski dari segi pariwisata  masih luput dari pengunjung yang banyak,  tapi dari segi manfaat secara ekologi telah dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Apalagi daerah di sekitar mangrove Luppung memiliki udara yang  panas. Maka jika siang hari hutan mangrove adalah pilihan yang tepat untuk berteduh, seperti yang dilakukan Alimuddin. Ia berbaring santai di sebuah rumah-rumah yang dibangun di lokasi tersebut.

Mangrove Luppung juga menjadi tempat yang nyaman bagi satwa. Sangat banyak burung-burung yang menjadikan mangrove Luppung sebagai rumah, tempat meneruskan generasinya.

Masih minim fasilitas

Fasilitas  di Kawasan Wisata Mangrove Luppung memang masih perlu dibenahi dan ditambah. Jalan masuknya masih pengerasan yang membuat debu beterbangan jika dilewati.

Fasilitas kuliner atau barang-barang yang butuhkan pengunjung, semisal cemilan atau minuman juga belum tersedia.

“Fasilitas masih kurang, jika ada pengunjung biasanya keluar beli makanan baru kembali lagi,” beber Herianto.

Keluar yang dimaksud adalah keluar ke jalan raya untuk mencari cemilan, air minum dan semacamnya. Padahal jaraknya lumayan jauh.

Belum lagi sebelum masuk ke gerbang Kawasan Hutan Mangrove Luppung, drainase yang baru dikerja belum disemen bagian atasnya. Jalannya dibuat seadanya dari tumpukan batang kelapa yang dijadikan jembatan penghubung.

Di jalan masuk  setelah melewati beberapa rumah terdapat empang  di kiri kanan jalan. Ruas jalannya sempit, mobil akan kesulitan jika berpapasan.

KLIK INI:  Peringati HPSN, Osoji Ajari Masyarakat Bulukumba Membuat Ecobrick
Potensi mangrove

Mangrove memiliki potensi yang baik sebagai tempat wiasata dan menjaga lingkungan pantai dari abrasi. Juga menjadi tempat berumah beragam biota laut. Selain itu, buah mangrove juga bisa diolah menjadi kopi. Kopi mangrove diyakini mampu meningkatkan vitalitas pria (Baca INI)

Di hutan mangrove Luppung, jenis mangrove yang tumbuh adalah Rizhaphora. Mangrove itu tidak tumbuh sendiri, tapi sengaja ditanam. Merasakan manfaatnya yang banyak. Maka saat ini hutan mangrove Luppung pun diperluas.

Saat ini, masyarakat sekitar kawasan wisata ini memang belum menikmati manfaat mangrove dari segi wisatanya, tetapi manfaat dari segi ekologi telah lama dipetik manfaatnya.

Saat ini pula, Herianto, si penjaga tunggal gerbang Luppung masih terkantuk- kantuk menunggui pengunjung datang. Bahkan saat Presiden Jokowi menanam mangrove sebagai warisan masa depan  generasi Indonesia di Bengkalis dan Kota Batam.

Dan jauh dari kedua tempat itu, Herianto setia menjagai Kawasan Wisata Mangrove Luppung di Bulukumba—menjaga kampungnya dari terjangan ombak.

Herianto, penjaga pos Kawasan Wisata Mangrove Luppung
KLIK INI:  Penyidik Gakkum KLHK Wilayah Sulawesi Amankan Kayu Ilegal di Pelabuhan Bira