Rumput Laut, Tanaman Berkelanjutan yang Dapat Memerangi Perubahan Iklim

oleh -93 kali dilihat
Berbagai Khasiat Rumput Laut Bagi Kesehatan, Cocok untuk Diet
Rumput laut/Foto-deherba.com

Klikhijau.com – Jika sahabat hijau pernah bergerak ke selatan dari arah Makassar. Tentu akan mudah menemukan rumput laut yang dijemur di pinggir jalan. Apalagi jika memasuki Kabupaten Jeneponto.

Banyak masyarakat di kabupaten berjuluk Turatea itu menjadi pembudidaya rumput laut. Nah, rumput laut yang dijemur itu, akan memaksa sahabat hijau menemukannya. Karena memiliki aroma yang menyengat dan khas yang akan membuat kita menoleh memerhatikannya.

Melewati Jeneponto dan memasuki Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba, pemandangan rumput laut yang dijemur di pinggir jalan pun akan tersaji eksotis.

Tanaman yang masuk anggota kelompok vegetasi ini telah menjadi lahan mata pencaharian sebagian masyarakat ke tiga kabupaten bertetangga itu. Terutama mereka yang tinggal di daerah pesisir.

KLIK INI:  Kawasan Konservasi Semakin Memikat untuk Dikunjungi

Namanya juga rumput laut, maka budidayanya pun di laut—tidak bisa tumbuh di darat. Meski digolongkan ke dalam rumput, namun tanaman ini memiliki ragam manfaat, baik dari segi kesehatan, ekonomi, pangan hingga sebagai tameng dari perubahan iklim.

Dilansir dari Earth, ada sebuah studi baru yang dipimpin oleh Universitas Tufts. Studi tersebut menemukan bahwa budidaya rumput laut dapat membantu mengurangi kelaparan dan malnutrisi sekaligus memperlambat perubahan iklim.

Para ahli juga melaporkan bahwa memproduksi dan menjual rumput laut dapat meningkatkan pendapatan petani. Terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya di wilayah pesisir Afrika dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Hal unik dari budidaya tanaman salah satu sumber daya hayati  ini adalah tidak memerlukan tanah, air tawar, atau pupuk kimia. Karena itu, budidaya ini merupakan alternatif yang jauh lebih berkelanjutan.

Membudidayakannya bisa menjadi sangat menguntungkan karena permintaan akan produk rumput laut cukup tinggi di pasaran. Apalagi tanaman yang sering disebut ganggang laut ini kaya akan nutrisi.

KLIK INI:  Berbagai Khasiat Rumput Laut Bagi Kesehatan, Cocok untuk Diet

Tanaman yang juga sering dinamai gulma laut ini, sangat potensial sekali jadi bahan makanan dan mengubah arah pola makan yang lebih sehat di seluruh dunia.

“Salah satu masalah terbesar kerawanan pangan di LMICs adalah tidak terjangkaunya pola makan sehat,” kata penulis utama studi Patrick Webb, seorang profesor Ilmu Gizi di Tufts.

Menurutnya, ada sekitar 3,5 miliar orang di dunia yang tidak mampu membeli makanan sehat meskipun mereka memilih makanan lokal dengan harga lokal. Bagi banyak dari orang-orang tersebut, membudidayakan dan menjual rumput laut akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan nutrisi yang lebih baik melalui pembelian di pasar.

Cara budidaya

Budidaya rumput laut dianggap sebagai praktik berkelanjutan karena tidak memerlukan air tawar, lahan subur, atau pupuk, yang merupakan sumber daya yang biasa digunakan dalam pertanian tradisional.

Ini juga dapat membantu meningkatkan kualitas air dengan menyerap kelebihan nutrisi. Beberapa jenis rumput laut bahkan dapat menyerap karbon dioksida, membantu mengurangi perubahan iklim.

KLIK INI:  Menilik Peluang Serangga Jadi Makanan Berkelanjutan di Masa Mendatang

Secara historis, rumput laut telah tumbuh di beberapa bagian Asia selama berabad-abad, menggunakan teknik sederhana. Misalnya, petani memasang tali panjang ke akar alga, yang membantu menyuburkan tanaman dengan menyerap nutrisi dari air. Sekitar dua bulan kemudian, mereka mengumpulkan rumput laut dengan tangan dan menjemurnya di bawah sinar matahari.

“Banyak hal yang kami lihat di sisi pertanian bukanlah tentang menemukan tanaman baru atau jenis tanaman yang berbeda. Ini tentang apa yang sudah tumbuh yang dapat ditingkatkan dengan biaya yang efektif,” jelas Webb.

Memiliki jejak karbon rendah

Selain relatif mudah tumbuh, rumput laut memiliki jejak karbon yang sangat rendah, bahkan dapat membantu menurunkan kadar karbon di lautan. Ini bisa sangat efektif dalam memerangi perubahan iklim.

KLIK INI:  Derita Gurita, Peningkatan Suhu Laut Dapat Mengancam Penglihatan dan Kelangsungan Hidupnya

Meskipun sedikit yang diketahui tentang berapa banyak karbon dioksida yang dilepaskan rumput laut selama panen, peternakan ganggang coklat ditemukan menyerap hingga sepuluh ton CO2 per hektar permukaan laut setiap tahun.

Selain itu, bila ditambahkan ke pakan ternak, rumput laut dapat membantu mengurangi emisi metana secara substansial.

“Kecuali jika kita mendapatkan pemanasan laut yang signifikan, membudidayakan rumput laut menawarkan cara yang tidak hanya ramah iklim, tetapi juga bukti iklim,” kata Webb.

Webb mengungkapkan bahwa pihaknya tidak tahu seberapa cepat industri akan mulai merasakan dampak negatif dari perubahan iklim, tetapi potensinya terlihat bagus. Dengan membudidayakan rumput laut, tidak akan mempercepat efek negatif tersebut.

KLIK INI:  11 Unsur Hara Mikro yang Diperlukan Tanaman dan Cirinya Bila Kekurangan atau Kelebihan