- Mengenal Tunjuk Langit, Tumbuhan yang Multi Manfaat - 02/10/2023
- Bernostalgia dengan Burung Sepah Raja - 24/09/2023
- Kemarau di Pematang Sawah - 16/09/2023
Klikhijau.com – Saat duduk menikmati kopi di atas rumah pohon tandabaca. Tetiba saja saya tertarik mencari tahu tanaman berwarna ungu kemerahan. Tanaman itu tumbuh di tepi tebing. Entah siapa yang menanamnya.
Tanaman itu sudah lama tumbuh di tandabaca. Namun, baru kali ini saya tertarik mencari tahu tentangnya. Karakteristiknya menyerupai hanjuang. Tapi, itu tanaman yang berbeda, khususnya dari segi daun. Daunnya lebih mini atau kecil.
Setelah saya telusuri di mesin pencarian google. Saya temukan jika tanaman itu adalah hanjuang. Hanya jenisnya yang berbeda dari hanjuang pada umumnya, yakni hanjuang yang biasa dijadikan pagar pembatas kebun, menghuni kuburan atau terkadang pula dijadikan tumbuhan penolak bala.
Hanjuang atau andong yang sering dijadikan pembatas kebun berdaun lebar warna merah keunguan. Jenis hanjuang yang tumbuh di tandabaca itu rupanya juga hanjuang. Namanya hanjuang mini. Nama ilmiahnya Cordyline Compacta.
Ia juga berasal dari keluarga Cordyline. Rupanya hanjuang memiliki ragam jenis, Cordyline Compacta salah satunya. Selain itu, ada pula hanjuang berwarna pink dan hijau.
Hanjuang yang berwarna hijau namanya kemoceng hijau (tentang ini akan diulas nantinya). Marga Cordyline sendiri memiliki sekitar 15 jenis (Wikipedia).
Perihal hanjuang mini ini, nyaris tak ada ulasan spesifik tentangnya. Jika kita telusuri, maka kita akan mendapatkan ulasan secara umum tentang hanjuang.
Dengan daun yang mini dan ujung daun yang runcing, namun ujungnya melengkung ke bawah. Membuat hanjuang mini ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias. Ia terlihat eksotis.
Apalagi ia tumbuh dengan cepat dan tidak boros tempat. Sebab hanya tumbuh ke atas dengan tinggi sekitar dua meter saja.
Tanaman ini mudah tumbuh pada berbagai kondisi tanah. Daunnya bersusun rapi dan rapat. Hanjuang mini ini sama seperti hanjuang pada umumnya, tidak bertangkai. Daunnya tumbuh pada batang. Ketika daunnya pada bagian bawah gugur, maka batangnya akan terlihat.
Batangnya hanya tidak besar, hanya seukuran jari orang dewasa dan terlihat seperti beruas-ruas. Daunnya yang telah tua berwarna ungu tua, sedangkan yang masih muda pada bagian atas berwarna ungu kemerahan.
Tanaman ini tidak mengeluarkan bunga ataupun buah. Jika ingin menanamnya cukup tancapkan saja batangnya ke tanah.
Tidak perlu khawatir, sebab hanjuang mini yang telah dipangkas tidak akan mati. Itu tidak akan terjadi, sebab akan tumbuh batang baru. Cara ini pula dapat ditempuh agar tanaman ini tumbuh lebih lebat.
Manfaat dan kandungan
Dilansir dari sampultani, tanaman dari ordo Asparagales ini memiliki ragam manfaat yang terkandung pada daunnya yang lebar dan merucut, yakni tersimpan kandungan seperti zat saponin, flavonoid, tanin, zat besi, timidine, steroida, kalsium oksalat, steroida, polisakarida, dan polifenol.
Tanaman ini juga memiliki sifat sebagai antibakteri, antikoagulan dan antiproliferatif yang bisa disebut dengan anti kanker.
Selain manfaat dan kandungannya yang baik bagi kesehatan. Hanjuang juga kerap dijadikan sebagai bahan tolak bala.
Namun, umumnya yang digunakan adalah hanjuang yang berdaun lebar berwarna merah keunguan. Sedangkan hanjuang mini seperti yang tumbuh di tandabaca, seingat saya belum pernah ada warga yang menggunakannya untuk ritual tolak bala.
Jika sahabat hijau ingin menanam tanaman dari famili Asparagaceae ini, cukup ambil batangnya saja. Bisa langsung ditancapkan ke tanah atau mendiamkannya hingga keluar akar lalu menanamnya.
Tanaman dari genus Cordyline ini tidak membutuhkan perawatan yang rumit. ia tidak rewel. Perawatannya sangat simple, jika sedang panas—cukup siram saja air secukupnya. Namun, jika ingin membuatnya tumbuh dengan subur, maka tidak ada salahnya memberinya pupuk dan rajin memangkasnya sehingga akan tumbuh batang baru.
Demikian, semoga bermanfaat