Duka di Hari Bumi 2020

oleh -194 kali dilihat
Duka di Hari Bumi 2020
Ilustrasi-Foto/Pixabay
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Sebagaimana lazimnya di tahun-tahun terdahulu, setiap awal pekan ke-empat bulan April pada tahun berjalan, tepatnya tanggal 22 April senantiasa diperingati sebagai hari bumi.

Beragam hajatan baik di lingkungan pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Saban tahun kita merayakannya dengan upacara-upacara di halaman-halaman kantor Pemerintah, gerakan budaya dengan ritual sedekah bumi dan songka Bala.

Juga aksi penanaman pohon, beragam lomba dan segala bentuk pernak-pernik sesuai kreativitas masing-masing.

Di tahun 2020 ini, perayaan sejenis itu kini tak kita jumpai. Bumi sedang merintih. Berdiri tertatih-tatih dengan kadang disertai batuk di gunung yang satu hingga ke gunung lainnya, terkadang memuntahkan laharnya.

Paru-parunya bocor lantas menumpahkan  air dari segala penjuru. Banjir, letusan gunung api, longsor, di mana-mana menjadi alamat betapa bumi telah menegur penghuninya.

Beragam bentuk peringatan yang diberikan namun penghuni bumi lebih sering alpa ketimbang berbuat sesuatu. Jika hanya satu hari dalam setahun memperingati hari Bumi, lalu ditambah Hari Air, Hari Hutan, Hari Satwa dan Puspa, Hari Lingkungan dan semacamnya, tidaklah mencapai angka tiga puluh hari atau setara dengan satu bulan.

KLIK INI:  Jawa Terancam Kehabisan Sumber Air Bersih Tahun 2040
***

Jika terdapat tiga ratus enam puluh lima hari dalam setahun, lantas selama itu pula kita manfaatkan untuk apa saja? Mengeksploitasinya?

Nampaknya belum imbang perlakuan dalam mengelola bumi. Kalaupun Bumi menginterupsi keadaan, itu hanya karena tak mampu lagi mengingatkan umat manusia yang kian serakah nan jumawa.

Lantas pernahkah kita berterima kasih kepada Bumi? Kepada para pengambil kebijakan buatlah ketentuan yang menguntungkan bumi. Tutuplah rapat-rapat celah yang senantiasa dijadikan pintu gerbang oleh para pemburu rente.

Bukalah dana Bantua Layanan Umum (BLU) untuk rakyat agar dapat mengelola bumi dengan baik.

Bagi kaum pengusaha, tunaikanlah kewajibanmu pasca mengksploitasi bumi, di setiap tambang harus ada Jaminan Reklamasi (Jamrek). Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ataupun Corporate Social Responsibility (CSR).

KLIK INI:  Ngeri, Sampah Plastik Mengancam Burung Migran di Danau Limboto

Bukalah dengan transparan berapa besaran dan ke mana dana-dan itu dititipkan.

Bagi masyarakat di sekitar Kawasan tambang dan HPH, satukanlah berai jemarimu, berangkulan satu sama lain. Yuk, rintis dan kelola program Jamrek, BLU dari Kementerian dan Lembaga maupuun CSR/ PKBL dari masing-masing perusahaan.

Bagi kawan-kawan ORNOP jadilah fasilitator dan mediator yang baik. Duduklah Bersama Pemkab dan koalisi masyarakat sipil untuk damping masyarakat.

Jika potensi penghuni bumi disatukan, setidaknya sudah tercatat sebagai kaum yang pernah berbuat sesuatu bagi bumi.

KLIK INI:  Hari Bumi, Thomas Nifinluri: Mari Bijaksana dalam Merawat Bumi!

Kini, setidaknya lima bulan terakhir ini, Tuhan Yang Maha Kuasa telah mengabulkan surat permohonan dari bumi akan rintihan, kepedihan, keangkuhan dan segala bentuk kejumawaan manusia.

Dimulai dari daratan Tionghoa, melebar ke Eropa, Amerika dan seantero dunia termasuk Indonesia. Makhluk halus yang tak kasat mata telah bergerak senyap mengaduk dan menata ulang prilaku umat manusia yang lupa bersyukur, bersedekah pada alam ciptaanNya.

Mewujud dalam bentuk virus berskala nano yang kemudian mengambil alih kekhalifahan di muka bumi untuk sementara waktu. Ini tentu satu pesan agar manusia jeda pada perilaku yang tak berterima dengan alam sekitar.

Dan kini, Weather Station, Anemometer, Higrometer, dan segala jenis pengukur kondisi di sekitar kita, kembali memberikan gambaran yang menuju normal. Lapisan Ozon dilaporkan membaik.

Cukupkah duka lara yang telah diakibatkan oleh Covid–19 membangun tingkat kesadaran, akan pentingnya penyelamatan bumi? Mari menjawab dengan kemampuan masing-masing di hari bumi ini.

Wallahu A’lam bishshawaab…..!

KLIK INI:  Cara Unik Warga Kelurahan Dorotangga NTB Lawan Penyebaran Covid-19