Biopori, Solusi Murah Meriah Singkirkan Genangan di Antara Kita

oleh -233 kali dilihat
Biopori, Solusi Murah Meriah Singkirkan Genangan di Antara Kita
Biopori, Solusi Murah Meriah Singkirkan Genangan di Antara Kita-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Biopori terlihat sederhana. Tapi memiliki manfat besar melerai genangan air saat hujan mengguyur, tapi juga menyiapkan air tanah

Selain mengalir, air memiliki sifat untuk meresap. Namun, dengan permukaan tanah telah cor atau semen poles. Resapan air akan tersendat.

Belum lagi, banyak permukaan tanah yang dihuni sampah plastik sehingga air tidak lancar meresap ke dalam tanah.

Air seolah berada di titik serba salah. Ingin mengalir, tempat mengalirnya dihalangi bangunan dan sampah. Ingin meresap, ruang resapannya dihalangi pula oleh cor atau semen poles.

KLIK INI:  Melindungi Hutan Melalui Media Sosial, Kenapa Tidak

Permasalahan air, khususnya di musim hujan memang tidak ada usainya. Hujan yang tiba ke bumi. Seolah berada digerbang antara, ya antara berkah dan bencana.

Hujan selalu dirindukan dan juga dibenci. Jika saja manusia, hujan akan merasa makan buah simalakama. Tidak turun dibutuhkan, jika turun akan dibenci. Aahh, serba salah bukan?

Banyak petaka yang dilahirkan oleh hujan, banjir adalah yang paling sering dan fenomenal. Selain itu, hujan juga akan meninggalkan kenangan, ee genangan.

Di Indonesia, masyarakat cenderung tidak  membedakan mana banjir mana genangan. Media pun demikian. Kita kerap mendengar istilah banjir, padahal itu hanyalah genangan.

Banjir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap (tentang kali dan sebagainya) dan air yang banyak dan mengalir deras; air bah.

Sedangkan genangan menurut KBBI adalah tempat atau daerah yang berair dan hasil menggenangi.

Seharusnya banjir dan genangan air tidak perlu ada, terutama di daerah perkotaan. Itu karena dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Pemanfaatan Air Hujan pasal 3 menyebutkan bahwa setiap penanggungjawab bangunan wajib melakukan pemanfaatan air hujan.

Tapi, nyatanya banjir dan genangan air tetap saja terjadi dan terulang. Khusus genangan,  selain membuat sekitar rumah terasa tidak nyaman, juga bisa menjadi lahan bagi berbagai penyakit, terutama jadi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab demam berdarah.

KLIK INI:  7 Bagian Penting dalam Rumah yang Perlu Diperhatikan Saat Musim Hujan
Dengan teknologi biopori

Pemanfaatan air hujan sesungguhnya dapat dilakukan dengan membuat biopori. Biopori adalah lubang di dalam tanah yang terbentuk karena berbagai aktivitas organisme di dalamnya seperti cacing, rayap,  perakaran tanaman, semut dan fauna tanah lainnya.

Lubang-lubang yang terbentuk tersebut akan terisi udara sehingga dapat menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. (Firlawanti Lestari Baguna, dkk 2021)

Karena itu, salah satu langkah untuk menyingkirkan genangan air di antara kita, yakni melalui teknologi biopori.

Di daerah perkotaan, biopori sangat dibutuhkan. Karena pembangunan semakin massif,  sehingga menyebabkan tingkat alih fungsi lahan semakin tinggi. Hal itu berimbas pula  pada ruang terbuka hijau (RTH) yang  semakin berkurang. Akibatnya ruang resapan air menjadi semakin rendah.

Dampak dari kurangnya RTH dan ruang resapan air adalah bencana banjir pada musim hujan dan kekeringan jika musim kemarau tiba.

Dengan adanya konsep teknologi biopori maka  jumlah resapan air ke dalam tanah bisa meningkat. Teknologi ini  dianggap sebagai  salah satu langkah solutif yang tepat dan murah.

Karena membuat lubang biopori tidak membutuhkan biaya yang mahal, ukuran serta dimensi lubang resapan pun tidak terlalu membutuhkan lahan yang luas.

Teknologi ini bisa  menyesuaikan luasan permukaan tertutup, karakteristik hujan, tinggi muka air tanah,  volume dan efisiensi serapan tanah (Yohana, 2017).

Tidak sebatas menyerap air dan memperbaiki kualitas tanah. Penerapan biopori juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat pengolahan limbah sampah organik. Sampah ini bisa diubah kompos organik (Karuniastuti, 2014)

KLIK INI:  Agar Aglaonema Tampak Cetar Mempesona, Ini Pilihan Pot dan Media Tanam Terbaik!

Sederhananya teknologi ini merupakan metode dalam mengatasi   permasalahan   daya serap  air ke dalam tanah yang semakin menurun.

Teknologi ini  berbentuk menyerupai   liang   atau terowongan   kecil   di dalam   tanah.   Bercabang-cabang dan sangat  efektif  untuk  menyalurkan  air  dan udara  ke  dalam  tanah.

Manfaat  biopori

Setidaknya Arifin   dan Orizanto, (2013) mengemukakan ada lima manfaat teknologi ini, yakni:

  •  Meningkatkan    daya    resap    air,  
  •  Mengubah      sampah      organik      menjadi kompos, 
  • Memanfaatkan  peran  aktivitas fauna    tanah    dan    akar    tanaman,   
  • Mengatasi  masalah  yang  ditimbulkan  oleh genangan    air    seperti    penyakit    demam berdarah     dan     malaria,    
  • Sebagai “karbonsink”  untuk  membantu  mencegah terjadinya   pemanasan   global.

Untuk mendapatkan manfaat seperti di atas. Maka  lubang  biopori harus berfungsi secara  optimal. Karenanya ia   harus  rutin  ditambah dengan  bahan  organik. Hal ini akan menyebabkan lubang resapan biopori  tetap berlangsung  proses  pengomposan  secara  aerobik oleh  mikroorganisme  tanah.

Ada banyak bahan  organik yang    digunakan mengisi lubang biopori, di antaranya sampah dapur rumah   tangga,   potongan   atau   pangkasan tanaman, sisa produksi pertanian yang tidak dimanfaatkan    dan lain sebagainya (Suhaidi dalam Sri Wiedarti dkk, 2015).

Demikian…

KLIK INI:  14 Resolusi Hijau di Tahun 2024 yang Mudah Diterapkan